DON'T DIE!—copyright, 28 Agustus 2022—
.
.
.
FRAGMEN dan stigma.Dua kata itulah yang saat ini terus berputar di kepala Cale. Ia tidak tahu apa maksud dari stigma yang ia dapatkan tapi, yang membuatnya bertanya-tanya adalah mengapa darahnya termasuk ke dalam fragmen untuk mengaktifkan atributnya.
Apakah karena dirinya merupakan Anak Dewa?
Walaupun ia tidak akan pernah mau mengakuinya tapi, hal itu cukup masuk akal untuk dipahami terlebih dengan siklus hidup dan matinya yang sebagian besar ingatan mengenai kehidupan-kehidupan masa lalunya masih tersegel. Hanya beberapa saja yang ia buka selebihnya tetap ia segel sebagaimana mestinya para Dewa menyegelnya. Sehingga ada kemungkinan bahwa ia pernah menjalani hidup sebagai ‘orang suci’ yang memungkinkannya mendapat kekuatan yang berhubungan dengan fragmen.
Mungkin, dari hal itu saja sudah cukup untuk meyakinkannya bahwa darahnya merupakan salah satu fragmen yang ia butuhkan untuk mengaktifkan atributnya yang lain. Dan mengenai stigma, ia sendiri belum tahu apa kegunaan dari stigma itu tapi, ia bisa merasakan ada sesuatu yang mulai terbentuk di kedua bawah matanya hingga pelipis.
Tidak ada rasa sakit dan justru sebaliknya. Ia merasakan sebuah kehangatan serta ketenangan yang membuatnya secara refleks memejamkan mata di mana kedua matanya sendiri sudah tertutup.
Seberkas cahaya merah keemasan nampak samar-samar terlihat menembus serat kain jika saja ada seseorang yang menyadari namun, baik Dokja ataupun Kim Namwoon juga yang lainnya yang selamat, tak satu pun dari mereka yang memperhatikan.
Perhatian mereka semua tertuju penuh pada guncangan kereta bawah tanah yang bergerak kembali dan suara yang familiar kembali terdengar mengiringi jalannya kereta menuju stasiun berikutnya.
Cahaya yang memenuhi bagian dalam gerbong melenyapkan kegelapan dan tak lama kereta pun tiba di Jalur 3 antara stasiun Apgujeong dan Oksu.
Dari luar jendela, Sungai Han dan Seoul terlihat dengan jelas.
Pemandangan di luar sana bukan lagi Korea yang mereka tahu. Asap dan debu membumbung dari Korea yang hancur.
Jembatan Sungai Han runtuh. Air sungai Han sendiri berubah kemerahan dan dipenuhi mayat tentara. Sementara di bagian reruntuhan bangunan, seekor monster menginjak-injak Tank K1 seperti sebuah mainan.
[Skenario Utama #1 — Pembuktian Nilai, telah berakhir.]
[100 koin telah diperoleh sebagai hadiah penyelesaian skenario.]
[50 koin telah dikurangi untuk biaya penggunaan saluran.]
[Penyelesaian kompensasi tambahan akan dimulai.]
Bertepatan dengan suara pesan yang menyuarakan pengumuman, Cale yang tak bisa menahan rasa sakit akibat rasa kantuk yang tertunda dan kelelahan menopang diri akibat terlalu lama berdiri serta merasa energinya terkuras karena sesuatu yang terbentuk di bawah matanya jatuh begitu saja.
Beruntung, tubuhnya tidak begitu saja langsung bertemu dengan lantai gerbong kereta yang berlumuran darah karena seseorang menangkapnya. Cale tidak tahu itu siapa tapi, yang jelas kehangatan serta kelembutannya yang tengah mendekap membuatnya terlelap.
Sementara itu, Dokja yang bingung hanya menatap linglung gadis dalam pelukannya. Ia tak tahu apa yang terjadi namun, ketika ia tak sengaja melirik—ia melihat gerak-gerik aneh gadis berambut merah itu lalu entah dorongan dari mana ia mengulurkan kedua tangannya kemudian memeluknya sembari mengangkatnya ke gendongan ala bridal style.
KAMU SEDANG MEMBACA
DON'T DIE!
FanfictionDua jiwa putus asa dari dunia berbeda bertemu dan merajut cinta di tengah Skenario yang menghancurkan dunia. Di mana Cale Henituse yang selalu lelah dan mengeluh ingin 'istirahat' serta Yoo Joonghyuk yang selalu berusaha untuk membuat Cale tetap 'hi...