Sembilan Belas

39.8K 4.2K 69
                                    

Jujur Lam, gue takut.

Takut tapi pergi sendiri tanpa berpamitan dengan Lamiya.

Gladys tidak memegang kata-katanya.

"Wahyu lihat Gladys gak?" Ia sampai harus mampir ke Gedung IPS untuk mencari gadis itu.

"Kagak. Ngapain dia ke Gedung IPS?" Wahyu mengernyitkan dahi. "Telepon dong, percuma kita hidup di Abad ke-22."

"Nih, hp dia sama gue!" Gladys pergi tanpa membawa barang-barangnya.

"Eh, ada Lamiya! Bagaimana malam kemarin?" Monica muncul dan mengedipkan sebelah matanya. "Udah jebol belum?"

Nih cewek mulutnya engga ada filter.

"Lamiya! Engga ada lo, engga ada yang traktir kita lagi!" Jerit teman-teman lamanya.

"Gue engga bisa nabung lagi!"

Lamiya tertawa sinis. "Jadi lo pada kangen Dompet gue atau gue?" Sindirnya.

"Hahaha, yah lo juga lah."

"Btw kenapa lo nyari Gladys?" tanya Wahyu.

"Hm, katanya mau pulang bareng tapi gue engga ada lihat dia sejak dia permisi ke Toilet."

"Eh jangan pulang dulu!" Monica mendekat, dia berdiri diantara Wahyu dan Lamiya. "Ada Tawuran di depan Sekolah, seram lo."

"Tunggu Polisi datang aja baru lo cari dia." saran Wahyu.

Monica mengangguk. "Bentar lagi Polisi datang kok, Tawuran selalu terjadi dan dihentikan dengan kedatangan Polisi yang dramatis." Ia menjulurkan lidahnya, mengejek.

"Hahaha." Lamiya tertawa, adegan Novel yang klise sekali.

Jaman sekarang banyak Novel tentang Geng Motor yang bertebaran. Dari sinopsis terlihat keren, Tokoh Utama yang merupakan ketua Geng xxx dan merupakan orang yang hebat. Judul dan sinopsis aja tentang Geng Motor, isinya Bucin 24/7, kalaupun ada adegan berkelahi pasti tidak terlalu rinci dan berakhir dengan kedatangan Polisi.

"Mental mereka cemen. Lagian selain sih Leonardo semua anggotanya bukan anak orang penting."

Leonardo adalah nama dari Ketua Geng Motor yang merupakan penerus Noah.

Tidak usah membahasnya, apapun yang berhubungan dengan Noah, Maura, dan alur Novel Lamiya benci itu.

"Btw gue dengar lo lagi dekat sama Habrin yah?" tukas Wahyu.

"Dekat biasa doang, cuma teman."

Wahyu mengangguk. "Lo engga takut sama dia?" bisiknya.

"Engga."

"Btw gue pernah dengar gosip, benar gak sih Habrin itu bau badan?" Monica menanyakan sesuatu yang tidak penting.

Lamiya mendengus kesal. "Meksipun dia bau, dia engga se-bau sikap lo. Udah ah, buang-buang waktu gue disini, bye!" Dia berbalik arah dan pergi.

"Sialan lo Gladys, dimana sih nih anak?!"

Meksipun Gladys hanyalah seseorang yang tidak disebutkan dalam Novel, tetap saja bagi Lamiya gadis itu adalah teman untuk menghilangkan rasa bosannya di Sekolah. Bersama Gladys meksipun menyebalkan, itu cukup berguna untuk menghabiskan waktu dan tidak terlena dengan bisikan setan di kepalanya.

Ia mencari Gladys keliling Sekolah, ke setiap sudut bahkan ia menyuruh anak laki-laki untuk mengecek Toilet cowok.

Tapi sampai sore Gladys tidak terlihat sedikitpun.

Bahkan hingga tawuran itu selesai.

Dan menyisakan Lamiya sendirian di Sekolah.

"Sialan, lo dimana?" Mata gadis itu bergetar.

After Ending (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang