Tiga Puluh Tiga

42.9K 4.5K 285
                                    

Mereka menyanyikan lagu Happy Birthday untuk Lamiya, klise memang tapi dibanding dua tahun belakang, tahun ketiga di Dunia ini akhirnya Lamiya bisa merayakan ulang tahun bersama dengan orang yang bisa ia sebut dengan teman, meksipun mereka semua tidak terlalu dekat, Lamiya sangat menghargai orang-orang yang datang di ulang tahun yang bukan miliknya ini.

"Make a wish Lam!" Seru Monica.

"Singkat aja jangan panjang-panjang," celetuk Wahyu.

Lamiya tertawa geli. "Iya," dia juga tidak memiliki keinginan apapun.

Keinginan? Ia tidak pernah membayangkan.

Keinginan Lamiya hanya satu.

Dia menatap Alfred yang sedang berbincang dengan Edgar, tersenyum tipis, dan memejamkan matanya.

Keinginan seorang Lamiya hanya satu.

Untuk Alfred menyukai dirinya meksipun mustahil.

Lilin berhembus dan suara tepuk tangan terdengar meriah.

"Sekarang potong Kue!" Jerit Hayley, sejak memasuki ruangan acara dia tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Kue Ulang Tahun Lamiya.

Tangan Hayley gatal ingin mencoel-coel Kue itu.

"Hayley mau ikut Kak Lami potong?" tawar Lamiya.

"Mau—"

"Engga usah Lam." Habrin menggelengkan kepalanya. "Ini kan ultah lo."

Lamiya menarik tangan Hayley untuk ikut dengannya. "Gak apa-apa, dia suka kok."

Hayley sangat bersemangat dengan tuntunan tangan Lamiya mereka memotong Kue cantik itu secara bersamaan.

Suara tepuk tangan kembali terdengar.

"Suapan pertama untuk siapa?" tanya Sandra tiba-tiba.

Monica mengangguk setuju.

"Untuk gue yah?" Myth tiba-tiba muncul dan entah dapat kepedean darimana ia berkata seperti itu.

Lamiya memasang wajah datar. "Kagak lah,"

Suara tawa terdengar.

"Lah terus?" Meksipun malu Myth tetap tersenyum, ia bercanda juga sih hehehe.

Di ujung ruangan Alfred merapikan Jas yang ia gunakan dan membenarkan kancing bajunya, seperti Myth entah dapat kepedean darimana ia merasa Lamiya akan memberikan suapan itu padanya. Suapan pertama tidak lah terlalu berarti, itu hanya menunjukkan seberapa besar kasih sayang kita pada orang-orang di sekitar, biasanya yang pertama lah yang paling banyak mendapatkan cinta.

Sayangnya Lamiya menyuapi dirinya sendiri.

Semuanya terpelongoh.

"Love yourself," ujar gadis itu setelah makan sesuap.

Myth tertawa terbahak-bahak, ia kejadian yang lucu dan miris tentunya. Habrin juga tertawa, teman-teman Lamiya yang datang juga ikut mengisi tawa lepas malam itu.

"Terus yang kedua?" Tanya Monica.

Lamiya menatap tajam gadis itu, bisa diam gak sih mulutnya.

"Hehehe," Monica nyengir.

"Kedua buat Kakak gue." tidak mungkin ia tidak memilih Alfred, semua temannya tahu pemuda itu ada disini.

Dia mendekat dan menyuapi Alfred.

Dengan bibir terbuka Alfred menatap intens iris mata hitam milik Lamiya, gadis itu berusaha fokus dan tidak melakukan kesalahan seperti melempar wajah Alfred dengan Piring kecil berisi potongan Kue ini.

After Ending (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang