✨04✨

2.8K 200 4
                                    

Tau caranya Vote kan?!
.
.
Tidak ada sangkut paut dengan dunia nyata
.
.
Tokoh, peristiwa, dan tempat dalam cerita ini
Bersifat fiktif

.
.

Suasana dalam ruang rawat itu kini diselimuti aura yang tak mengenakkan. Devin yang baru datang sampai merinding melihat wajah datar adik-adiknya, Suasana senyap menyelimuti, tidak ada satupun yang mengeluarkan suara terkecuali suara dari video yang sedang ditonton oleh Alanka.

Devin mendekati pembaringan adik bungsunya namun Alanka malah menghiraukannya. Putra tertua dalam keluarga Anggawirya itu merasakan ada sesuatu yang telah terjadi, dia berbalik menuntut jawab pada kelima adiknya yang lain.

" Bang... Alanka gak ingat sama kita " Lirih Fajar dengan ekspresi sendu.

Apa maksudnya? Tidak mungkin kalau....

" Adek, kamu beneran lagi jahil kan? Ini kamu ketularan jahilnya Rayyan kan?! " Tanya Devin kepalang panik, dia harap Alanka yang lupa ingatan hanya pemikiran buruk saja atau memang sekedar anak itu yang ingin menjahili Abang-abangnya.

Rayyan melotot, kenapa jadi dia yang dibawa-bawa.

Alanka menatap Devin dengan pandangan tak terbaca, memandang lekat wajah yang terasa tidak asing dimatanya.

" Om siapa? "

Om siapa?

Om siapa!

Om siapa?!

Deru nafas Devin memburu, ia pegang kedua bahu Alanka kuat-kuat.
" Alanka jangan bercanda! Ini Bang Devin, . Udahlah Dek, udahan prank-prank-an-nya. Abang udah tau kalau kamu bohong "

Alanka semakin tidak mengerti, nama itu kenapa tidak asing kedengarannya. Tiba-tiba saja ia merasa sakit kepala, Alanka menjerit menjambak rambutnya. Devin panik, ia dekap tubuh mungil yang terus memberontak itu memerintahkan kepada siapapun untuk pergi memanggil Dr. Johan.

" Adek, ini Bang Devin. Adek ingat kan? Abang yang selalu masak makanan kesukaan Adek. Abang yang--- "

" Jangan dipaksa Bang " Sahut Bara. Meski dirinya terlihat tenang sedari tadi tapi percayalah jika sebenarnya perasaan Bara sedang berkecamuk,

Sementara itu Ival langsung mendorong Rayyan hingga menubruk tembok, matanya membeliak marah nafasnya menggebu. Ia mencekik leher remaja itu buat Rayyan kesulitan mengambil nafas.

" SEMUA INI GARA-GARA LO BANGSAT! "

Teriakan keras Ival membuat Alanka semakin ketakutan, tangisnya pecah seketika. Devin segera memeluk erat membisikkan kata-kata penenang.

" KALO AJA LO GAK AJAK ADEK KELUAR MANSION. SEMUA INI GAK BAKAL TERJADI. KENAPA BUKAN LO AJA! KENAPA HARUS ADEK! " Amarah Ival sudah tidak terbendung lagi, Ia memberontak dalam dekapan Bara.

Rayyan hanya bisa menunduk, airmatanya luruh. Fajar mengusap punggungnya dan membiarkan Rayyan menumpahkan tangis di bahunya.

" Maaf .. maaf.. maaf " hanya itu yang bisa dia katakan. Fajar mengode Bara agar membawa Ival keluar agar suasana tidak semakin runyam.

ALANKA|2 { E N D }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang