✨03✨

3.4K 226 5
                                    

Tau caranya Vote kan?!
.
.
Tidak ada sangkut paut dengan dunia nyata
.
.
Tokoh, peristiwa, dan tempat dalam cerita ini
Bersifat fiktif

.
.

Rumah sepi bukan berarti tidak ada penghuninya sama sekali, masih ada maid maupun butler yang berkeliaran dimansion sebesar ini. Sepi menurut Alanka adalah dia tidak melihat Wiradarma dan satupun abangnya sedari tadi. Biasanya pagi-pagi begini ada si Papa baca koran sambil ngopi, sepagi ini juga biasanya dia dengar Theo teriak-teriak gak jelas atau Devin yang sibuk menyiapkan menu breakfast dibantu oleh chef Morgan--chef pribadi keluarga Anggawirya.

Tapi sekarang meja makan saja kosong, hanya ada tudung saji dan Alanka kira dia bakal menemukan makanan tapi hanya secarik memo. Dari tulisannya dia sudah tau memo ini dari siapa

Jaga diri baik-baik ya, kami semua pergi.. jangan nakal

Singkat, padat, dan jelas.

Alanka remas kertas memo tersebut dan dilempar sembarangan, airmata sudah tak bisa dibendung, si bungsu dalam garis keturunan Anggawirya itu berteriak keras yang bikin para pekerja berbondong menuju sumber suara, takut-takut terjadi apa-apa dengan tuan muda mereka.

" Loh kalian kok ngumpul disini, sana selesaikan kerja kalian " perintah mutlak dari orang itu membuat sebagian besar dari mereka membubarkan diri.

" Kenapa Mas? " Tanyanya pada salah satu butler, lelaki muda seumuran Fajar itu segera menyingkir sehingga dia bisa mengetahui apa yang menyebabkan para maid dan butler tiba-tiba berkumpul.

" Tadi saya dengar Tuan muda Alan teriak, khawatir karena ada apa-apa makanya kami kemari " jawab Butler tersebut, dia lalu membungkuk sopan dan berlalu pergi.

" Lanjutkan pekerjaan kalian, Alan biar saya yang urus " Ia lalu melangkahkan kakinya mendekati Alanka yang berjongkok menghadap tembok, lucu.

Lama ia memperhatikan anak itu, tidak melakukan apapun hanya melipat tangan didada sambil mendengarkan gerutuan Alanka diantara isak tangisnya.

" Gak ada hiks yang sayang sama hiks Alan lagi. Semuanya hiks ninggalin Alan. Ja-jahat "

" Siapa bilang? "

Alanka tersentak, pelan-pelan ia membalikkan badan dan mendongak dan mereka bertatapan, Alanka menghapus kasar jejak airmatanya memasang wajah datar seolah tak terjadi apa-apa. Ia segera bangkit lalu mengambil cangkir dan sekaleng susu bubuk dari dalam lemari.

Menuangkan tiga sendok susu bubuk kedalam cangkir namun ketika hendak menambahkan air panas, air tersebut malah tumpah ke ketangannya.

" Aaaaahhhhh panas "

" Adek kenapa? Sini biar Bang Ray bikinin susunya " Rayyan segera mendekat dan membelalak melihat Alanka mengibaskan tangannya yang sudah melepuh.

" Pak Darso, tolong Pak " seru Rayyan pada butler senior yang kebetulan melintas, pria yang dipanggil itupun segera mendekat

" Tolong Carikan lidah buaya Pak, cepat. Ini Alanka kena air panas "

Pak Darso segera mengangguk dan lekas pergi ke halaman belakang, untung saja ditaman ada tanaman lidah buaya jadi tinggal ambil saja kalau diperlukan, tak lama dia kembali membawa apa yang dibutuhkan.

ALANKA|2 { E N D }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang