Rintik hujan sedari tadi masih belum berhenti. Pagi ini terasa lebih dingin dari biasanya. Ini bulan januari, yang mana sudah masuk musim hujan. Dingin, rasanya tidak ingin melakukan hal apa pun, tidur adalah pilihan terbaiknya.
Jika mengingat obrolan kemarin antara Sara dan Arion, rasanya begitu aneh. Canggung dan terasa getir. Tapi mungkin itu lah rasanya mencoba bersosialisasi dengan orang baru. Sara bukan tipikal orang yang pandai memulai obrolan, dia tidak akan bertanya jika tidak ditanya lebih dulu. Si virgo itu, memang begitu.
Tapi saat SMA, Sara memiliki banyak teman. Mudah akrab dengan siapapun, selalu bertegur sapa dengan orang lain yang ia temui meskipun tidak begitu akrab. Temannya begitu banyak, dari berbagai jurusan sekolah. Selalu riang, senyum tampaknya tidak pernah pudar dari bibirnya, selalu membuka banyak topik obrolan, dan dikenal banyak orang.
Jika dibandingkan dengan sekarang, nampak berbalik. Sara lebih banyak diam, dan tidak akan memulai percakapan dengan orang lain.
Ya, semakin hari, manusia semakin berubah.
Gerimis sudah berhenti, waktunya Sara berangkat kerja. Karena jarak kost dan tempat ia bekerja begitu dekat, Sara memilih untuk jalan kaki. Selain lebih sehat, tentunya lebih irit.
Jika dipikir, ini pertama kali nya Sara hidup jauh dari orang tua nya. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya dia akan hidup jauh dari Ibu nya. Hidup berjauhan dengan Ayahnya, sudah biasa. Tapi dengan Ibu? Ini pertama kali nya.
Ibu nya selalu menghubungi Sara setiap harinya, khawatir anak sulungnya terjadi sesuatu.
"Sara belum sarapan bu, nanti aja di kafe. Ini lagi dijalan, masih lumayan sih sedikit gerimis."
Itu Sara, yang di hubungi Ibunya."Yaudah kalo gitu, jangan lupa sarapan, Nak. Pake payung meskipun gerimis. Yaudah, sudah dulu ya, semangat kerjanya."
"Iya, Bu."
Dan sambungan pun terputus.
Sedikit nya, meskipun hanya dari ponsel, kalimat itu mampu membuat penuh rasa percaya diri di dadanya. Kalimat-kalimat seperti itu yang menguatkannya di situasi sekarang ini, yang jauh dari Ibunya.
***
Kejadian di hari pertamanya bekerja, selalu terngiang dikepalanya. Bukan berlebihan, hanya saja Sara tidak pernah mendapat perlakuan seperti itu. Mungkin bagi sebagian orang, itu refleks yang biasa saja. Bagi Sara itu sangat menyentuh dan berkesan. Bagaimana tidak? Seorang pria yang tiba-tiba saja membantu menggulung lengan baju nya, tidak pernah ia alami seumur hidupnya. Ini pertama kali nya.
Memang, banyak orang baik di dunia ini. Tapi Arion, seperti menyimpan sesuatu. Apa ini berlebihan? Tidak.
Sara pernah jatuh dijalan, saat diperjalanan menuju sekolahnya. Saat itu hujan deras, dan tak ada yang membantunya. Padahal banyak orang berlalu lalang menggunakan payung, berjalan disekitar Sara, tetap sana tak ada yang membantu.
Lagi, saat Sara terserempet motor di dekat sekolahnya. Perlu diketahui, saat itu ramai dan jam pulang sekolah. Tetap saja, Sara tersungkur dan tak ada yang membantu.
Banyak hal yang terjadi padanya, dari yang sepele hingga yang luar biasa menyakitkan, tetap saja tidak ada yang refleks membantunya. Tidak seorang pun.
Tapi Arion?
Hanya melihat lengan baju Sara yang turun terus menerus, dia langsung membantu Sara tanpa aba-aba.
Dari kejadian itu, Sara merasakan ada gelenyar aneh tiap kali berada di dekat Arion. Tapi percaya lah, dia masih mengelak akan gelenyar aneh di dada nya. Dia menganggap ini hanya hal biasa, dan berusaha untuk tetap tenang berada di dekat Arion.Pekerjaan hari ini lumayan berat. Banyak pengunjung yang datang, dan begitu banyak pesanan yang dipesan. Hampir semua menu terjual habis di shift pagi ini. Peluh keringat terus membasahi dahi Sara, sesekali ia mengusapnya tanpa menghiraukan suara perutnya yang belum diisi. Dia melewatkan jam makan siangnya, begitu juga dengan Arion, yang terus bekerja tanpa asupan makan sedikitpun. Bukan tidak diberi waktu untuk jam makan siang, hanya saja mereka kewalahan karna banyak pengunjung yang datang, jadi tidak sempat untuk bergantian istirahat. Mereka masuk shift hanya berdua. Biasanya mereka akan istirahat secara bergantian, tapi untuk hari ini, tidak bisa. Pun tidak tega meninggalkan salah satu dari mereka seorang diri menghadapi banyak nya pembeli.
Arion tengah mengajarkan Sara untuk mengerjakan laporan harian, berhubung sudah jam 5 sore.
"Rame banget ya hari ini, sampe kita ngga makan siang." Suara Arion mencoba membuka topik obrolan.
"Iya."
"Kamu ngga laper?"
"Laper sih, Kak. Tapi nanti aja."
Arion mengangguk paham. Sara bukan tipikal orang yang jika bekerja atau mengerjakan sesuatu, selalu banyak bicara. Dia akan fokus dengan apa yang dikerjakan, tidak mau bicara, dan ingin menghasilkan yang terbaik. Sekalipun hanya menulis laporan, bagi Sara ini penting dan harus benar.
"Uang shift kita, kurang ngga?" Tanya Arion.
Sara menghitung kembali uangnya, "Kurang 2 ribu doang, Kak."
"Nih," Arion memberi selembar 2 ribuan pada Sara.
"Kok, Kak Rion yang ganti? Biar aku aja." Kekeh Sara mengembalikan uangnya.
Tiba-tiba saja Arion menggenggam tangan Sara yang tengah memegang selembar uang kertas tersebut, "Ngga usah, saya aja yang ganti."
Deg!
Apa itu? Seperti gelenyar aneh.
"I-iya udah." Gugup Sara.
Arion bangkit dari duduknya, seraya merapikan barang-barangnya. Berhubung Sara sudah selesai mengerjakan laporannya, dia bersiap untuk pulang.
"Mau dianter ngga?" Tanya Arion, sambil memakai jaketnya.
Sara menggeleng, "Ngga usah, Kak. Deket. Aku bisa jalan kaki."
Arion mengangguk paham, "Tapi, emangnya ngga capek?"
"Engga sih, udah biasa."
"Yaudah kalo gitu, saya duluan yaa."
Arion pun meninggalkan Sara seorang diri di ruang karyawan. Pulang dengan jaket jeans dan helm hitamnya. Tidak lama dari itu pun, Sara menyusul untuk pulang.
Hari ini cukup melelahkan. Sepertinya dimanjakan dengan menonton beberapa drama korea, akan jadi pilihan terbaik bagi Sara. Dengan beberapa camilan, dan susu kotak stroberi. Ah! Sepertinya cukup untuk mengembalikan semangatnya.
Mandi.
Pilihan terbaik setelah pulang bekerja. Segar rasanya, merebahkan tubuh jadi pilihan terbaik kedua setelah mandi. Sambil ditemani beberapa makanan ringan dan tidak ketinggalan dengan susu kotak stroberi, menonton drama korea jadi pilihan terbaik ketiga.Oh, sial. Ini tidak baik.
Ada notifikasi yang masuk ke ponsel Sara.
Dari, supervisor.
"Besok, kamu di rolling ya. Pindah cabang di jakarta selatan."
Ah, sial. Ini kabar buruk atau kabar baik?
***
04-06-23
KAMU SEDANG MEMBACA
Lyf
RomanceTentang seorang gadis yang mencari jati dirinya, melepas kepenatan hidup, mencari labuan hati yang tepat pun mencari arti bahagia yang sesungguhnya. lahir dari keluarga Broken Home, dituntut untuk selalu tabah, tangguh, dan kuat. membuat Sara untuk...