Susu stroberi

5 2 0
                                    

                Mimpi semalam cukup membuat Sara terus memikirkan keadaan Arion. Ia juga masih terheran-heran, bagaimana mungkin, perasaannya baru saja memejamkan matanya sekejap, namun sudah bermimpi didatangi seorang perempuan. Dia terus bertanya-tanya dalam hati. Siapakah gadis itu? Apa hubungannya dengan Sara? Kenapa ia datang kepada Sara? Ada apa sebenarnya.

"Sara. Lo besok libur kan? Mau kemana?" Tanya Didin.

"Mmm.. nggak tau. Mau tidur aja kayaknya."

"Udah kayak kukang, tidur mulu. Gimana mau dapet pacar."

"Apa korelasi nya, gue tanya."

"Ya.. minimal main kemana kek, gitu. Biar ada cowok yang kecantol sama lo. Emang nggak bosen jomblo mulu?"

"Sok tau, lo! Kata siapa gue jomblo?"

"Lah, fakta. Mana pernah lo chattingan sama cowok?"

"Sama lo! Kalo pas minjem duit. Emang lo bukan cowok? Emang itu namanya bukan chattingan sama cowok?"

Didin tertawa, "Anjir! Malah bahas utang. Tenang, Sar. Nanti gue gantiin, sekalian gue traktir mi ayam bakso."

Sara mendecih, "Dasar! Pinter bener kalo udah nyogok gue."

Ting!

Ada notifikasi dari Arion..

Semalam setelah mendapat telepon dari Didin, Sara mengirim pesan pada Arion. Walaupun ragu, walaupun terus berpikir bahwa Arion tidak akan membalas pesannya. Ia tetap nekat mengirim pesan pada Arion.

"Kak Rion, baik-baik aja?"

Begitulah kira-kira pesan terakhir nya pada Arion, semalam.

"Alhamdulillah, Sara. Kak Rion, minta doa nya aja. Doain supaya almarhumah tenang dan diterima semua amal ibadahnya."

Sara tertegun membaca pesan balasan Arion pagi ini. Tapi dia pura-pura tidak tahu kejadian apa yang terjadi pada Arion.

"Loh, Kak. Ada apa? Siapa yang meninggal?"

"Perempuan yang kamu panggil 'Kakak Pondok', yang niatnya setelah lebaran, Kak Rion mau tunangan sama dia. Ternyata Allah punya rencana lain, dia dipanggil ke rahmatullah."

Ya, Sara memanggil gadis itu dengan sebutan 'Kakak Pondok'. Ada asal-usul mengapa Sara menyebutnya dengan panggilan tersebut. Gadis itu, calon tunangan Arion. Tinggal dikampung, tepatnya tengah menuntut ilmu di sebuah pondok pesantren. Tidak pernah terikat pacaran oleh siapa pun. Dia adalah anak ustadz, salah satu pendiri pondok pesantren yang ditempati nya saat ini. Yang dimana, Arion juga pernah menuntut ilmu disana. Sara cukup 'minder' saat mengetahui bahwa calon dari Arion adalah salah satu murid dari pondok pesantren ternama di kampung nya. Baginya, gadis itu pasti shaleha, agamis, pun taat kepada Allah SWT. menurutnya, dia tidak begitu baik untuk Arion jika hubungannya terus berlanjut. Kadang, sholat nya saja masih ada yang tertinggal. Untuk itu, setelah konflik kecil dengan Arion, Sara sempat mengirim pesan pada Arion sebelum akhirnya terjadi sebuah tragedi saat ini.

"Untuk sekarang, lebih baik Kak Rion fokus dulu aja sama Kakak Pondok itu. Aku baik-baik aja, biar aku yang mundur."

Ya.. kurang lebih nya seperti itu.

Sara kembali membalas pesan Arion, "Innalillahi wa inna illaihi rojiun.. semoga Kak Rion tabah ya.. yang kuat ya, Kak. Kak Rion juga jangan terlalu berlarut-larut dalam sedih. Sara, yakin, si Kakak Pondok juga nggak mau liat Kak Rion terpuruk kayak gini."

"Iya, Sara. Doain Kak Rion kuat ya.." Arion kembali membalas pesan Sara.

Sebenarnya Sara ingin menceritakan perihal mimpi nya pada Arion. Entahlah, perasaan Sara mengatakan bahwa mimpi ini ada hubungannya dengan Arion. Seperti ada pesan yang ingin disampaikan oleh gadis itu. Seperti sebuah teka-teki tak berujung, hanya dengan mengucap 'Nitip', mampu membuat Sara pusing dan terus bertanya-tanya. Ini pertama kali nya dalam hidup, Sara dibuat pusing dan penasaran oleh mimpi nya sendiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LyfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang