255 ᕼᗩᖇI.03

2.9K 245 5
                                    

"Jam segini kok kak chika belum pulang ya" cemas christy.

Kini christy berada di ruang keluarga untuk menunggu chika yang belum pulang, hari sudah mulai gelap tetapi chika sama sekali belum pulang.

"Sayang, kamu gak usah pikirkan kakak kamu nanti juga dia pulang sendiri" ucap sang ayah ketika ia menurungi tangga.

"Ayah, tapi kan kak..." ucapan christy terpotong.

"Sudah, dia sudah besar"

Christy hanya terdiam karna nada sang ayah agak sedikit besar ketika berkata seperti itu.

"Ayah"

"Iya sayang kenapa" sang ayah menatap christy.

"Kenapa ayah gak nikah, biar ada yang nemenin ayah" ucap christy menatap ayahnya.

"Hahaha, ayahkan punya kamu"

"Tapi kan yah, kalau ayah punya istri jadi ada yang urusin ayah, aku sama kak chik...."

"Enak aja lu ngomong kayak gitu"

Christy dan ayah kaget ketika melihat chika dan mendengar ucapannya, christy bangkit dari duduknya dan berdiri di depan chika.

"Tapi kan kak, kasihan ayah gak ada yang urusin"

"Kasihan bagi dia, tapi penderitaan bagi gw, dan lu kalau gak tau apa jangan pernah nyuruh ini nyuruh itu karna itu hanya sebuah penderitaan" ucap chika dengan nada yang sangat marah.

"Cukup chika, jangan kamu berbicara dengan nada seperti itu ke adik kamu" ucap sang ayah ketika ia sudah sangat kesal dengan ucapan chika.

"Kenapa ayah lebih sayang sama dia, oh iya dia kan anak dari wanita penghancur itu" ucap chika.

Plakkk

Satu tamparan dari sang ayah melayang di pipi chika.

"Jaga ucapan kamu chika, anak yang kamu maksud ada di sini, hargai dia" sang ayah menunjuk chika dengan amarahnya.

"Hargai dia, ayah suruh aku hargai dia, apa ada seorang anak menghargai seseorang yang sudah menghancurkan keluarganya. Gak ada yah, dan dia hanya anak dari perempuan gak tau diri itu, apa pantas yaa, haahh" ucap chika menunjuk christy.

Plaaakkk

Tamparan kedua melayang di pipi chika, yang membuat chika langsung naik ke kamarnya.

"Maaf nak" ucap pramudya menatap christy.

Christy yang menyaksikan pertengkaran antara anak dan ayah sangat terkejut, tanpa menjawab perkataan sang ayah christy berlari menuju kamarnya yang berada di sebelah kamar chika.

"Mama, christy pengen balik ke panti aja maa" ucap christy dalam tangisnya.

"Christy, gak tau maksud kak chika apa ma, tapi kayaknya kak chika gak suka keberadaan aku ke sini"

Ketika mengucapkan nama chika, christy berpikir, bagaimana keadaan kakaknya setelah mendapat tamparan sebanyak dua kali dari sang ayah.

Ia pun bergegas keluar dari kamar nya untuk pergi ke kamar chika, ia khawatir dengan kesehatan kakaknya itu.

"Sayang, ayah pamit ya, ayah ada urusan mendadak" pramudya yang baru saja naik, mendapati christy yang baru saja keluar kamar dan pamit ke christy lalu mencium keningnya.

Christy tak menjawabnya ia hanya mematung menatap kepergiaan ayahnya. "Bahkan pamit sama kak chika aja tidak" batin christy.

Cekklekk

Christy membuka pintu kamar chika, ia mendapati chika yang sedang tertidur lelap.

"Pasti sakit banget" ucap christy menatap pipi chika yang sudah membiru karna tamparan ayahnya yang sangat keras.

255 HARI (CH²) [𝐒𝐄𝐋𝐄𝐒𝐀𝐈]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang