aku masih berdiri tegak sampai saat ini dengan banyak hal yang ku pijak sampai sekarang.sejauh ini banyak hal yang menuntunku untuk berusaha tetap kuat, bukan hanya tentang rasa sakit tapi kamu mengajarkan ku tentang apa yang harus aku cari di dalam hidup ku.
kamu tau?
lampu tak akan bersinar tanpa adanya listrik, semuanya akan redup.gelap
hening..
aku yang telah kehilangan cahaya harus merangkak mencari cahaya ku kembali...
perih..
banyak tujuan hidupku yang perlahan pergi meninggalkan ku.
satu persatu...
menitipkan secuil senyum untuk ku
simpan sebagai penopang tubuh ku agar tetap bisa berdiri.berdiri dengan ada nya seorang di samping pun tidak menjamin bahwa aku kuat.
aku butuh kamu, tetapi takdir lebih dulu sudah mencatat kehidupan mu.
aku menyanyangi mu...
sangat menyanyangimu.."hei.. hari bahagia ko ngelamun?"
mataku yang sejak tadi menunduk akhirnya harus melihat pantulan diri yang terlihat tersenyum dalam sebuah cermin.
aku melihat diriku sendiri, jauh banyak berubah dari diri ku yang dulu, entah ini bisa dikatakan pertumbuhan dewasa atau apapun itu aku tak tau.
aku tersenyum pada sahabat ku, aku rasa dia mengerti dengan apa yang sedang aku pikirkan.
bahkan tak terasa sudah satu jam aku memutar memori masa lalu ku yang selalu aku rindukan stiap detiknya."lo bahagia?"
aku menoleh pada oniel, gadis ini tak banyak berubah, ia sungguh imut untuk wanita seumurannya.
aku mengangguk mantap, jelas saja aku bahagia saat ini.
oniel melihat pada buku berwarna biru navy yang sejak tadi aku genggam, buku karya ku yang menceritakan tentang aku dan dia."255 hari"
oniel membaca judul dari buku ku, ia tersenyum dan sedikit meraba setiap tulisannya.
"yang lo kasih saat ini bukan tentang 255 hari untuk christy chik, adek lo itu ada di sini"
oniel menunjuk pada dadaku.
"dia selalu ada di hati lo selamanya, lo bisa bernyanyi sepuasnya untuk dia, gue yakin dia selalu ada disetiap langkah lo chik"
oniel memeluk ku, dia yang selalu ada sampai aku bisa bangkit dari keterpurukan ku beberapa tahun yang lalu.
pintu kamarku terbuka, aku menoleh pada lelaki, cinta pertama ku di dunia ini, walaupun rambutnya sudah mulai memutih tapi wajahnya selalu terlihat tampan bagiku.
"anak ayah cantik sekali"
aku menghampirinya, sedikit menepuk debu di jasnya lalu memeluk ayah dengan sangat erat, hari ini ia akan melepasku pada lelaki lain.
"ayahku selalu tampan"
terdengar gelak tawa ayah karena mendengar perkataan ku.
ia menangkupkan telapak tangan nya di kedua pipiku, ia tersenyum hangat padaku."bahkan sampai saat ini di mata ayah kamu adalah putri kecil ayah nak"
aku menghapus air matanya, tak ingin terlihat sedih walaupun aku pun sama beratnya saat harus terlepas dari ayah dan memulai hidup baruku dengan lelaki yang dengan jantannya meminta ku pada ayah.
"ayo tuan putri"
aku tersenyum dan menggandeng tangan ayah yang akan mengantarkan menuju teman hidup ku nanti.
aku melihat semua mata tertuju padaku saat aku menuruni tangga dan dari sini aku jelas melihat lelaki berpakaian serba putih yang kini tengah berkaca kaca saat melihatku.
aku sedikit masih tak percaya jika sekarang aku akan menikah."saya terima nikah dan kawinnya yessica tamara chandrawinata binti pramudya chadrawinata dengan mas kawin tersebut di bayar tunai"
sahh
semua bersorak lalu larut dalam doa yang mereka panjatkan untuk ku dan suamiku.
aku sempat mencuri pandang pada ayah yang saat ini menangis, ingin ku peluk kembali tubuhnya saat ini.
aku merasa tangan ku di genggam.
Navion algifa navy, suamiku
dia menatap ku penuh kasih sayang, lelaki hebat yang langsung diretui ayahku.aku menghela napas lega, pandanganku lurus menatap bayangan samar seseorang yang sangat aku rindukan, aku tau mungkin ini hanya halusinasiku atau ia memang datang karena merindukan ku.
dia yang tersenyum itu perlahan terlihat memudar, tangisku tak bisa terbendung, aku sangat merindukannya
kity... terimakasih, aku sudah bahagia saat ini.., walaupun aku masih merindukan diri mu..
SELESAI
24 februari 2024