chapter 01: listen to me

723 57 24
                                    

Aku berharap tidak pernah mengenalmu, dan seandainya aku tidak bertemu denganmu...

............

"

Hiks...Zoro! Bisakah kau sedikit saja, dengarkan aku ya? Satu menit aku hanya memerlukan satu menit, dengarkan aku Zoro" wanita itu mencekal tangan kekasihnya, seragam milik pria dihadapannya itu ditarik oleh tangan mungil tersebut

Dia menundukkan kepalanya, hanya berani menatap dua kakinya, air mata itu jatuh satu persatu. Pria dihadapannya hanya melihatnya, rengekan kecil yang dia dengar didalam ruangan yang hanya berisi mereka berdua

Tatapan mata laki-laki dengan tiga anting emas tersebut sangat sayu. "Lepaskan" nada berat yang terdengar dari mulut Zoro membuat y/n mendongakkan kepalanya, melihat manik mata hijau yang yakin untuk melangkah keluar

"Aku....satu kali saja Zoro, bisakah itu hanya aku? Cukup aku?," Ungkapnya, menahan langkah kekasihnya, menahan hati pria itu untuk tidak terbagi

Tidak ada jawaban dari mulut pria dihadapannya, "jadi...tidak bisa ya?" lanjutnya. Tangan yang dengan erat menggenggam tangan Zoro perlahan mulai dilepas, jadi memang tidak bisa...

Wanita itu mendahului kekasihnya, dia membuka pintu ruang kelas tersebut, berjalan keluar dengan langkah tegas. Punggung y/n yang semakin menjauh membuat Zoro menyadari bahwa keputusan yang pria itu ambil benar-benar tidak salah

Matanya menatap keluar jendela, melihat mantan kekasihnya berjalan menjauh dari area sekolah, tas bernuansa hitam dengan beberapa gantungan kunci pemberiannya yang masih menempel di tas y/n

"Aku berharap dia tetap baik-baik saja" ujar Zoro sembari melepas tiga anting emas pemberian y/n. Dentingan kecil yang biasanya timbul karena tiga batang anting yg saling bersapa ria, itu tidak akan terdengar lagi sekarang.

Y/n berjalan dibawah hujan sore itu, hatinya berkata bahwa dunia mendukung sekali perpisahan dia dengan kekasihnya, bahkan hujan menyapa air matanya

Buku pelajaran yang terabaikan, tubuh kecilnya diguyur habis-habisan oleh air hujan, dia duduk sebentar di halte bus, tangisan wanita itu berlangsung cukup lama hingga matahari disana tidak terlihat

Gadis itu merasa dipaksa mundur dari hubungannya, mencari satu persatu apa yang salah dari hubungan mereka, apa yang membuat Zoro memutuskan untuk menyudahi semuanya

"Apakah aku tidak cukup baik dari masa lalumu Zoro?" gumam y/n.

--------

Sapaan pagi gadis berambut pendek tersebut diawali dengan wajah lesu karena menyadari bahwa buku pelajarannya masih basah, namun y/n harus tetap membawanya

Nami menanyakan mengapa buku y/n basah, gadis bendahara kelas yang adalah teman dekatnya, hanya tidak ada jawaban yang keluar dari mulut y/n yang menjawab rasa penasaran nami.

Mrs. Alvida masuk dengan buku bahasa Inggris, serta tas selempangnya yang terlihat lucu

Wanita paruh baya tersebut berkata untuk mengumpulkan pekerjaan rumah. Gadis itu datang dengan buku yang masih basah dan tulisan yang luntur, membuat alvida meninggikan nada menyuruhnya keluar dari kelas

Tidak lebih dari lima menit pria berambut hijau berdiri disampingnya, jarak mereka terlihat cukup jauh. Dua orang disana hanya diam tidak ada salah satupun yang berniat membuka suara mencari pembicaraan

'plak' tangan kecil itu dengan sontak menolak jari-jari Zoro yang mendekat kearahnya, mata tegas milik wanita tersebut terlihat bertanya mengapa mantan kekasihnya tiba-tiba ingin menyentuh dahinya

"Kau demam?" Kalimat singkat yang cukup mengejutkan diterima oleh y/n

Tangan besar itu berhasil meraih dahi gadis disampingnya, "lihat benar" katanya sembari menarik tangan y/n menjauh dari kelas tersebut

Langkah kaki gadis itu dipaksa maju mengikuti pergerakan Zoro, seberapa banyak dia mencoba melepas pergelangan tangannya yang terkunci tetap saja gagal, perbandingan kekuatan mereka sangat jauh

"Jangan membuatku mengharapkan sesuatu, lepaskan" ungkap y/n, pria dihadapannya itu tidak sedikitpun menggubris perkataan y/n

Wajah paniknya serta langkah kesana kemari sibuk mencari obat demam untuk mantan kekasihnya, pria yang memiliki penampilan kurang tertib itu hampir mengacak-acak semua obat yang ada, membaca satu persatu obat dikotak tersebut

Tubuh gadis itu diangkat oleh Zoro agar duduk dengan baik diatas tempat tidur diruang UKS, Kaki mungilnya berayun, dia duduk disana, tidak melakukan pemberontakan dan hanya sanggup menatap kearah Zoro

Pencarian itu selesai ketika seorang wanita paruh baya serta dua anak didiknya datang, y/n dengan sigap ditangani oleh pihak UKS sendiri

Zoro berdiri diluar ruangan, pundaknya ditepuk oleh kuina, tatapan pria itu berubah menjadi lemah, dia memeluk wanita dihadapannya, sedikit lebih lama hingga kuina meminta Zoro melepaskan pelukan itu

"Kau mengantar y/n?" Tanya kuina, Zoro dengan cepat mengiyakan pertanyaan wanita itu

Kuina menatapnya lama, mengamati wajah lawan bicara yang terlihat pucat, "sampai kapan kau akan menyembunyikannya dari y/n Zoro?" Tanya kuina, namun tidak sedikitpun kalimat itu digubris olehnya.

Wishes Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang