chapter 07: rumah

155 29 2
                                    

Tangan besar itu menarik jari-jemari ku, "aku tanya kau baik-baik saja?" aku tidak akan menjawab Law, aku tidak akan mengakui bahwa aku TIDAK baik-baik saja.

------ tujuh


"Apa yang membawa kamu kemari, Kuina?" tanya pria berambut hijau yang menggunakan seragam sekolah dengan bau kain baru

"Mengembalikan kotak, dari Mr. Mihawk" sahut wanita dihadapannya

Zoro mencoba membuka kotak hijau tersebut, ah ternyata beberapa peralatan dojo, dan sebuah bingkisan kenangan dari gurunya. "Kau dapat langsung dari Mr. Mihawk?" Tanya pria itu

"Intuisi kamu memang kuat ya, bahkan tangan wanita itu hanya memegangnya sebentar tapi kamu bisa tau itu tidak datang langsung dari Mr. Mihawk, melainkan dari y/n" Jelas Kuina

Kuina menatapnya lama, pria yang emosinya mudah terombang-ambing, pria yang seringkali melebarkan keluh kesahnya padanya, 'siapa yang mampu menghadapi kamu selain aku Zoro?' gumamnya

Wanita itu akan sombong sedikit, menyombongkan kesabarannya menghadapi Zoro selama ini, pria itu cukup aneh

Dia kurang dengan segalanya, terkadang dia mengambil keputusan yang tergesa-gesa, terkadang dia tertawa, dan kemudian tiba-tiba marah, dia terlalu banyak menahan diri, tapi dia tidak bisa menghindari ledakan emosinya

"Kamu sudah minum obatmu?" Tanya Kuina, Zoro menggelengkan dan menjelaskan bahwa dia baik-baik saja jadi tidak perlu obatnya

"Bagaimana? Apakah nyaman tinggal disini?" Sambung Kuina

"Pertanyaan konyol macam apa itu? Semua orang akan muak jika hanya berada dilingkungan asing, pergi keluar menemui psikolog, berjalan bersama Biru (nama anjing), dan pulang kerumah, memangnya kau suka hidup seperti itu?" Zoro menjelaskan tapi dia tidak menyebutkan bahwa dia juga berangkat ke sekolah

Kuina hanya mampu mengangguk mengiyakan, benar menghadapi Zoro tidak boleh tergesa-gesa, dia hanya perlu dimengerti, dia hanya perlu diberitahu.

"Apa dia marah?"
"Bagaimana jika dia marah?"
"Mengapa dia marah?"
"Apa dia kecewa padaku?"
"Kenapa? Aku harus bagaimana?"
"Apa?"
"Kuina, harus bagaimana aku, apa yang akan aku lakukan, aku tidak berguna"

Gumaman yang memiliki tekanan tinggi dari Zoro membuat Kuina pergi ke sampingnya, menepuk pelan pundak pria itu, "Tidak Zoro, keputusanmu sudah benar, kamu sudah melakukan yang terbaik"

------

"Bagaimana? Apakah enak?" Law memberikan dua es krim tinggi warna-warni ketika mereka berjalan dipasar malam

Pria itu tanpa sengaja menemukan y/n yang duduk ditengah keramaian, gadis itu menangis begitu lama hingga mengundang tatapan dari orang-orang

"Tidak, es krimnya tidak enak" sahutnya namun sembari menjilat es krim itu hingga habis, Law hanya tersenyum melihatnya, harus bagaimana lagi memangnya? Pria itu tidak mengerti bagaimana cara menenangkan gadis yang menangis

"Law, apakah orang-orang yang menikah benar-benar bahagia?" Tanya y/n sembari menatap langit gelap yang hanya ditaburi sedikit bintang

Law berdehem sejenak, "Entahlah, aku tidak tau" sahutan Law membuat y/n menatapnya kesal, seolah tatapan itu bertanya 'mengapa kamu tidak tau?!'

"Ibuku, dia egois, dan ayah dia laki-laki yang jauh dari kata ideal, mengapa orang-orang selalu bilang ayah adalah cinta pertama anak perempuannya? Aku tidak pernah menyukai ayahku" katanya, Law menyimak satu persatu kalimat panjang yang keluar dari mulut itu

"Jika mereka tidak cinta, mengapa mereka menikah? Mengapa harus ada aku? Mengapa aku ada?" Pertanyaan-pertanyaan tentang hidupnya mulai keluar satu persatu dari mulut y/n

Law menatapnya, "Manusia itu punya takdirnya, entah dengan siapa dia akan berakhir didunia ini, bahkan jika mereka tidak bahagia setelah menikah itu juga salah mereka, bukan anak yang lahir dari mereka" sahut Law

"Benar, aku tidak salah, aahh.... Aku jadi tidak ingin pulang" jelas y/n, law mengusap kepala gadis itu membuat rambut pendeknya berantakan

Mata berbinar dari wanita disampingnya menggambarkan keinginan untuk tidur diatas langit, mata yang menatap bintang tersebut benar-benar terhanyut oleh malam, seolah gadis itu ingin pergi dan tidur dengan tenang bersama bintang.

Wishes Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang