chapter 04: hilang

217 41 12
                                    

Mata sayu pria itu melirik sekilas, "kau tidak lapar kuina?" pria itu mengalihkan pembicaraan, melarikan diri dari pertanyaan tersebut.

-------------

Ketika aku bangun dipagi hari yang mendung, berita buruk adalah hal pertama yang aku dengar. Saat itu Nami menelpon dan berkata bahwa dia mendengar Zoro keluar dari sekolah

Aku mengatakan candaan Nami tidak lucu sama sekali, tapi ketika ragaku sampai disana, itu benar, dia benar-benar pergi. Aku tidak yakin tentang apapun yang aku pikirkan hanya haruskah aku bertanya tentang ini kepada kuina?

Sore hari ketika jam pulang sekolah, langkahku pergi menemui kekasihmu, si cantik berambut biru dengan bandonya. Tapi penolakan datang dari gadis itu, wanita itu berkata bahwa dia tidak tau apa-apa mengenai kepindahanmu

Aku hanya menerka-nerka tidak jelas, sebenarnya kenapa? Jika itu karena aku masih mengganggumu mengapa kamu tidak berkata yang sebenarnya?. Aku gugup dengan semua jawaban yang kufikirkan saat itu Zoro.

Semua orang berbicara tentang kepindahanmu yang tiba-tiba, bahkan beberapa karyawan sekolah membicarakan tentang mu. Aku merasa menjadi orang yang paling bodoh saat itu, aku seseorang yang pernah menjadi kekasihmu tapi aku tidak tau apa-apa tentangmu

Aku tidak tau dimana kamu tinggal, makanan apa yang kamu suka, apakah kamu memiliki saudara? Apa kamu menyukai kucing? atau seberapa banyak koleksi pedangmu?

Menyadari bahwa dari semua yang aku tau, aku hanya mengerti bahwa kamu suka tidur, kamu suka menatap awan diluar, kamu juga suka tertawa ketika kita berbicara. Ternyata hanya sejauh itu aku mengenalmu dalam satu tahun hubungan kita

------

Langit biru yang berteman dengan awan berbentuk naga menyapaku, aku melewati tempat olahraga didekat sekolah kita. Mataku mencoba mencarimu, siapa yang tau mungkin kamu sedang berolahraga disana, namun lagi-lagi itu hanya kekecewaanku

Didepan toko bunga berdiri gadis dengan buket mawar, dia menarik tawa mengenggam tangan kekasihnya. Namun ternyata itu bunga terakhir yang diberikan gadis itu pada sang kekasih, itu adalah kita dimasa lalu

Langkahku kembali, hingga aku sampai di gedung sekolah, memasuki ruang kelas yang sekarang tidak ada kamu didalamnya. Pengecut sekali, bagaimana bisa aku berkata akan melupakanmu jika hari-hari biasa aku masih menginginkanmu didalam kenanganku?

Tidak ada hitungan hari mengenai itu, kita berada di ujian sekolah, aku hanya mampu fokus memperbaiki nilaiku, dan mengurangi waktu merindukanmu. Terkadang aku tersenyum masam ketika melihat anting perak yang terpasang ditelinga, dari semua pemberianmu anting ini adalah satu-satunya yang masih melekat bersama ku

Tempat dudukku beralih, ditempat yang pernah kamu tempati, kursi disampingku juga tidak diisi.

Beberapa minggu semenjak kamu pergi, kita kedatangan anak baru, dia laki-laki tinggi dengan rambut hitamnya, mata sayu yang dia milikki terlihat indah dengan manik hitam didalamnya. Pria itu terkesan diam dan dingin, mengingatkanku padamu

Anak itu duduk di sampingku, laki-laki yang nilainya nyaris sempurna berbeda denganmu, namanya law, dia tidak banyak bicara, tapi aku tau pria itu baik.

Wishes Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang