Beberapa hari berlalu kini Raisa dan Gion sudah sampai di Belanda untuk mengunjungi bunda Vina yang menetap di Belanda."Sayang"panggil bunda Vina merentangkan tangan nya untuk memeluk Raisa yang lari ke pelukannya.
Raisa berlari dengan mata yang berkaca-kaca"bunda"Raisa memeluk bunda Vina dengan erat sambil menangis di pelukan bundanya.
Gion yang melihat Raisa melepas rindu dengan bunda Vina merasa terharu karena baru ini Gion melihat Raisa memeluk seseorang seerat itu.
Gion berjalan ke arah bunda Vina dengan menyingkirkan air mata nya yang tiba tiba saja menetes"bunda hiks Raisa kangen banget sama bunda!hiks"Ujar Raisa semakin mengeratkan pelukannya.
"Iya sayang bunda juga"bunda Vina juga menangis melepas rindu pada Raisa.
"Bunda"panggil Gion yang berjalan mendekat ke arah bunda Vina.
Gion salim pada bunda Vina dengan mengucapkan"assalamualaikum bunda"salam Gion.
"Waalaikumsalam Gion"balas bunda Vina dengan posisi masih di peluk Raisa dengan erat.
"Gimana kabarnya Bun?"tanya Gion basa basi. Bunda Vina tersenyum"Alhamdulillah sehat Gion,kamu sama Raisa gimana?sehat sehat aja kan?"tanya bunda Vina.
Gion tersenyum dan mengangguk"Alhamdulillah sehat juga Bun"Balas Gion. Raisa melepas pelukan nya pada bundanya.
Bunda Vina melihat lekat wajah Raisa"bunda dengar lima bulan yang lalu kamu keguguran ya sayang?"tanya bunda Raisa sambil mengelus pipi Raisa.
Raisa menunduk"iya nda"balas Raisa dengan suara pelan"Raisa bisa keguguran karena Gion yang kasar nda"ujar Gion ingin menceritakan semua pada bunda Vina.
"Gion,udah"ujar Raisa langsung menoleh ke arah Gion untuk menghentikan Gion agar tidak menyalahkan dirinya sendiri.
"Enggak bisa gitu sa bunda harus tau,biar enggak ada salah paham antara kita Sa"ujar Gion memohon untuk menceritakan semua yang terjadi sama bunda Vina.
"T-tapi Gi–"
"Eh Ngobrol nya nanti aja di rumah ya Gion Raisa enggak enak soalnya di sini"potong bunda Vina agar Gion dan Raisa berhenti.
"Iya nda"ujar Raisa dan Gion kompak,Raisa dan Gion berjalan di belakang bunda Vina sambil menggeret koper. Yang narik koperasi bukan Raisa tapi Gion semua,tiga koper semua Gion yang menariknya.
di perjalanan Raisa,Gion dan bunda Vina hanya diam dengan Raisa yang masih memeluk bunda nya,sampai handphone Gion bunyi.
Tut Tut Tut
Gion mengambil handphone nya dan melihat apa yang membuat handphone nya berbunyi"Gita?"ujar Gion saat membaca nama seseorang yang menelfon nya.
Raisa melihat ke arah Gion"siapa?"tanya Raisa yang tidak melepas pelukan nya pada bundanya.
Gion melihat ke Raisa"hm,ini si Gita nelfon"balas Gion. Raisa mengerutkan keningnya dan melepas pelukan pada bunda Vina"sini biar Raisa aja yang ngomong sama dia"Raisa mengambil handphone Gion secara paksa.
"Eh enggak–"
"Ssstttt diam"Raisa menatap mata Gion"Gion diam aja biar Raisa yang ngomong sama dia"Lanjut Raisa dan langsung menjawab panggilan telfon dari Gita.
"Halo dengan Raisa Andika purnama di sini"ujar Raisa dengan nada lembut.
"Gue mau bicara sama Gion bukan sama Lo ya jadi kasih handphone nya sama Gion"ujar Gita di dalam telfon.
"Oh mau bicara dengan Gion,ada perlu apa ya kalau boleh tau"tanya Raisa.
"Lo bisa enggak sih kasih handphone nya ke Gion aja,gue butuh bicara sama Gion bukan sama Lo"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby Gion (End)TAHAP REVISI
Fiksi Remaja🚫WARNING🚫 🚫KALAU BACA FOLLOW DULU YA✅🚫 "Gion kalau Raisa pergi Gion harus bahagia sama orang baru iya,dan harus bahagia sama kehidupan baru" "kalau Raisa pergi Gion akan pergi juga,kalau Raisa mati kita mati sama sama dan kalau Raisa terluka Gio...