Bab 11 : Begitu Dingin

47 5 0
                                    

Dua minggu berlalu, waktu berjalan dengan cepat, bahkan sulit untuk mengejar waktu yg tak akan pernah berhenti, di tengah-tengah persoalan yg mungkin sulit untuk di hadapi.

Gadis yg kini duduk di bangku taman merenung baik-baik, wajah nya nampak lesu, dia megingat-ingat kejadian malam itu, meski dia takut, tapi dia menunggu dengan cemas.

"Sebenarnya ada apa dengan ku, aku tau bukan dia yg menyakiti ku, tapi aku takut jika dia datang menghampiri ku, aku juga tidak bisa menceritakan hal ini kepada siapapun, tapi kenapa aku ingin melihatnya lagi? sudah dua minggu dia menghilang, bukan kah dia mengatakan kalau kami akan bertemu besok? tapi kenapa dia tidak datang?" Agatha menunduk lemas, buku bersampul merah di tangan nya kini dia buka perlahan helai demi helai.

Wajah seseorang yg masih terukir di benak nya, dia tak lupa sedikitpun detail nya, entah mengapa dia kesal dengan kemampuan nya menggambar dengan baik, sehingga wajah seseorang itu, sama persis seperti gambaran yg dia buat di bukunya, karena gambar itu Agatha terus frustasi memikirkan nya.

"Menyebalkan, sebenarnya apa tujuan nya?"

"Dan...dimana dia sekarang" lirih Agatha kembali menutup bukunya.

"Agatha?"

"Ehhh?" Agatha menoleh ke belakang, Maura segera mendekat, membawa sebuah amplop coklat di tangan nya.

"Ini untuk mu" ujar Maura menyodorkan benda itu ke tangan Agatha

Agatha menerima dengan tatapan rumit, tampa berbicara pasti Maura mengerti tatapan itu adalah pertanyaan siapa yg memberikan nya.

"Itu dari pengawas asrama, katanya dia mendapatkan nya dari penjaga Academy, katanya di berikan oleh seseorang, nama nya Mery dari klan Witch, katanya dia penggemar mu" papar Maura dengan lagak polos nya.

Agatha menggaruk-garuk leher nya yg tidak gatal, lalu tersenyum kikuk, "Ya..yah terimakasih"

"Siapa Mery?" gumam Agatha mulai membuka amplop dengan hati-hati, berharap agar kertas nya tidak robek karena di lekat kan dengan lem.

"Ehhh aku buka nanti saja" Agatha mengurungkan niat nya, berhubung ini sudah sore menjelang malam, dia segera kembali ke kamar nya untuk membersihkan diri lalu istirahat.

"Hhhh...!" garis lekung terukir di wajah nya, raut wajah lega menunjukkan kalau dia merasa lebih tenang dari sebelum nya.

"Jadi dia yg kau maksud?" tanya sosok pria yg kini berdiri sambil bersender di pohon.

"Eh..se..sejak kapan kau disini?"

"Kau tidak perlu tahu, tapi sudah ku ingatkan kau untuk istirahat, dan untuk yg satu itu" pria itu menunjuk ke arah Agatha yg semakin menjauh di makan oleh jarak.

"Apa kau mengenal nya?" dia bertanya dengan penasaran, walau dia takut pria di hadapan nya ini akan melarang dirinya untuk mendekati manusia itu.

"Asal kau tau, dia itu seorang putri kerajaan"

"Ap..appaaa?"

"Aku pergi dulu, cepat lah kembali"

"Ba..baiklah.." jawab nya segera melangkah mengikuti dari belakang, sesekali dia menoleh ke belakang untuk melihat seseorang yg sudah sedari tadi dia perhatikan.

"Siapa dia?"

"Siapa yg kau maksud?" Raksa bertanya dengan tatapan lurus ke depan.

Gama menoleh ke samping, keduanya kini berdiri di atap gedung, untuk melihat-lihat pemandangan dari atas.

"Tidak ada, mungkin aku salah lihat" jawab Gama dengan santai.

"Kalian tidak akan turun, ini sudah sore" ajak Lavy dari pintu atap.

QUEEN IMMORTAL WORLD II : NEXT GENERATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang