Yaampun cerita ini berdebu.
----
Tidak seperti peperangan sebelumnya, di mana agensi harus melawan seluruh anggota Port Mafia untuk berhasil masuk ke gedung pencakar langit itu, dikarenakan nyawa boss Port Mafia yang terancam menyebabkan seluruh anggota organisasi bawah tanah itu turun tangan, kali ini anggota agensi berhasil menyusup ke gedung tinggi ini tanpa terlalu banyak perlawanan. Mungkin juga karena sang boss sendiri yang mengutus para anggotanya untuk tidak terlalu menghentikan pergerakan anggota agensi. Mori percaya Chuuya sudah mengamankan Dazai di tempat yang paling aman, dan ia saat ini sedang menikmati sedikit pertunjukan yang akan diberikan agensi.
hitung-hitung mengamati kekuatan yang anggota agensi punya, dan mungkin mencari celah jika aliansi mereka sudah usai.
Yang sepertinya akan terjadi dalam waktu dekat.
Mori hanya mengutus beberapa anggota terpercayanya untuk menjaga beberapa titik rahasia yang tidak boleh dimasuki oleh anggota agensi, salah satunya adalah ruangan Eksekutif yang Dazai miliki.
Beberapa cuitan burung terdengar olehnya, kabar tentang bagaimana cara mengembalikan Dazai ke ukuran semula. Dan ia ingin setidaknya mencegah hal itu terjadi. Dazai belum boleh kembali ke ukuran aslinya sebelum Mori setidaknya mendapat ide negosiasi dengan anak didiknya itu untuk kembali bekerja menjadi kaki tangannya.
Sang boss menaikan alisnya saat manusia harimau menyentuh lantai para eksekutif. "Akutagawa kun, manusia harimau di L5."
Hm, Mori tampaknya sedikit menganggap remeh anggota baru agensi itu. Ia tersenyum miring, anak didik yang Dazai latih tanpa kekerasan tidak buruk juga.
----
Tentu saja Dazai tidak terima jika ia harus dikurung ditempat gelap seperti ini. Apalagi di mana teman-temannya bisa dibilang sedang bersikeras untuk menyelamatkannya. Namun apa yang harus ia lakukan? ukuran tubuh Dazai tidak menguntungkan untuk ukuran ruangan yang sangat kedap, dengan ruang tinggi dan tanpa penerangan ini. Ia tidak bisa keluar melalui celah apapun, dan ia juga tidak bisa meraih gagang pintu yang sangat tinggi, juga tidak ada benda apapun di ruangan ini untuknya bisa memanjat gagang pintu itu. Manjat? percuma. Ia tidak ditakdirkan memiliki ability penyerang seperti Chuuya, Akutagawa, atau Atsushi. Abilitynya juga bukan seperti Kunikida yang bisa menciptakan benda apapun dari buku idealnya. Ability Dazai hanya sebagai penetral, yang tentunya tidak akan berguna saat ini.
Sang brunet mengerutkan wajahnya. Cih, masa tidak ada celah untuknya keluar sedikitpun?
----
"Lapor, di wilayah bawah tanah tidak ada tanda-tanda keberadaan Dazai." Terdengar suara Kyouka dari earphone yang Atsushi gunakan. Sang harimau mengangguk sebentar, lalu kembali menyusup di lantai yang baru saja ia injak. L5. Menurut Kyouka, ini lantai di mana kantor eksekutif berada. Dan salah satunya merupakan kantor Dazai san dahulu. Bisa jadi, ia berada di salah satu ruangan di lantai ini.
Suara Ranpo san terdengar sedikit berbisik. "Sepertinya kau ketahuan, Atsushi kun!"
Tepat setelah Ranpo san berkata, Atsushi dapat merasakan bayangan hitam yang hampir memukulnya erat, kalau saja refleks Atsushi lambat sedetik saja. "Jinko!"
Atsushi membalikkan tubuhnya. "Akutagawa!"
Suara batuk menginterupsi keheningan dengan suasana tegang dari tatapan mematikan keduanya. "Kau tidak diperbolehkan berada di lantai ini!"
"Seingatku, kau juga bukan eksekutif!"
"Tapi aku bekerja di sini!"
Benar juga. Atsushi ingin menepuk jidat atas kebodohannya yang berbicara tanpa berpikir. Namun tentu saja ia tidak akan mengakui kesalahannya. "Kau tahu di mana Dazai san berada kan?"
"Tidak. Jika tahu pun, aku tidak akan mengatakan keberadaan Dazai san padamu." Akutagawa kembali mengeluarkan rashomon dari jasnya, menyerang Atsushi. "Dan saat ini, kau tidak bisa mengelabuiku lagi."
Sial. Port Mafia mengirim Akutagawa untuk mencegah pergerakan Atsushi!
---
Memasuki wilayah gedung Port Mafia merupakan pengalaman baru untuk Kunikida. Ia tidak mengikuti peperangan sebelumnya karena peperangan sebelumnya dapat memakan banyak korban jiwa. Namun kali ini, ia ikut andil dalam membebaskan Dazai dari gedung ini. Bagaimanapun, Dazai merupakan pasangan kerjanya. Mau semenyebalkan, se rese, sifat dan tingkah laku Dazai saat bekerja, mereka tetap berada di naungan kerjaan yang sama. Jika terjadi sesuatu pada Dazai, tentu ia akan menyalahkan dirinya sendiri yang tidak ingin mengusahakan dirinya menyelamatkan Dazai.
Apalagi dalam ukuran tubuhnya yang mini itu. Ingatkan Kunikida saat Dazai sudah kembali ke ukuran tubuhnya yang asli, untuk segera menampol kepala menyebalkan itu bolak balik!
Saat ini Kunikida berada di parkiran gedung pencakar langit itu. Ia beberapa kali mengecek dengan teliti setiap mobil yang terparkir. Mana tahu Dazai disembunyikan di salah satu kendaraan ini.
"Sejauh ini aku tidak menemukan apapun dan siapapun," lapor Kunikida. Ia membalikkan tubuh saat merasakan sesuatu yang baru saja jatuh dari atas. Matanya melebar saat kabut menutupi pengelihatan. Dengan cepat Kunikida mengambil bukunya, menuliskan sesuatu, dan siap menyerang apapun, atau siapapun di balik kabut tebal yang menutupi pengelihatan.
"Kita kembali bertemu, he, kacamata bodoh!"
Kunikida mengeratkan kertas yang ia genggam saat melihat Eksekutif Nakahara Chuuya di depannya, dikelilingi oleh sinar merah.
----
Langkah anggun Yosano mengisi keheningan ruangan lantai satu. Sepertinya tidak terlalu banyak kegiatan dalam ruangan ini. Mungkin hanya ada kafetaria, juga beberapa ruangan tak berpenghuni. Ia menghela nafas kesal, tidak mungkin Dazai berada di ruangan yang mudah dijangkau seperti ini.
Dengan bosan, ia kembali melangkahkan kakinya mengelilingi ruangan kosong. Ranpo tetap tidak memberikan satupun petunjuk tentang keberadaan Dazai. Katanya ia masih belum bisa memastikan keberadaan manusia merepotkan itu. Entah detektif terhebat itu berkata jujur, atau ia sedang iseng mengulur waktu, sepertinya suka menonton pertunjukan Port Mafia vs Agensi detektif.
"Ah, Saya tidak tahu kalau ada kunjungan dari Agensi ke Port Mafia."
Sang dokter tersenyum senang, setidaknya saat ini ada hal yang bisa mengurangi rasa bosannya.
----
Akhirnya.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Dazai Mini
Fiksi Penggemarterbangun dengan mimpi aneh, Dazai menyadari bahwa tubuhnya tiba-tiba mengecil. Bahkan tingginya tak lebih dari dua puluh centimeter. walaupun bingung, ia tersenyum lebar, dengan ukuran mungil, ia pasti mudah mengganggu Kunikida, juga bunuh dirinya...