Hati ku saat itu baik-baik saja, tidak sedih dan tidak juga gembira.
Namun, Tuhan membuat skenario yang berbeda.
Tuhan mendatangkan satu laki-laki yang entah apa tujuannya, dan mau nya bagaimana.
Sampai pada akhirnya, rasa sepi datang ketika aku tak tahu kehadirannya di mana.
Sebagian kabar, tawa, gembira, bersama, saling, ada padanya. Kadang, haruskah aku menyalahkan waktu karena tidak memberiku kesempatan untuk lebih lama mengenal satu laki-laki itu.Bola mata mu yang setengah coklat kehitaman, menjadi bagian kalimat selamat tinggal untuk ku.
Tak ada yang berubah untuk ku tentang mu.
Hanya saja, bulan sabit di bibir kadang kembali datar.
Menunggu kapan, sampai waktu mempersilahkan aku membuat cerita baru dengan mu.
Semoga takdir menghantarkan rasa ini, kepada satu laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baris Kata Untuk Semesta
Short StoryTentang ku, kita dan mereka yang tidak akan pernah ada akhirnya. Khususnya untuk kamu yang nggak bisa mengungkapkan yang sedang dirasakan. Terkadang sulit mengungkapkan apa yang dirasakan, kadang terbelenggu sebatas keinginan dan harapan. Dengan ce...