hehe enggak sadar ya? gpp :)

19 0 0
                                    

Masih seputar keinginan, aku menginginkan untuk berhenti saja. Bukan karena aku tidak sayang sama dia, tapi aku yang selalu ngerasa kalo dia emang hadir tapi bukan buat aku.
Aku ngerasa kalau, aku lagi berjuang sama hal yang nggak ada.

Mau menahan dia, mau bilang ke dia "jangan pergi, di sini aja". Aku siapa dia?, Aku hanya orang baru yang kebetulan bisa dekat sama dia. Lucu nya, aku berusaha melupakan yang seharusnya nggak harus aku lupakan.

Padahal, aku sama dia nggak pernah memulai, dan emang aku sama dia nggak pernah dimulai. Mau minta kepastian secepatnya, tapi terlalu cepat untuk diminta.

Aku bisa aja, menunggu waktu yang tepat buat dia tau perasaan tentang "aku sayang sama dia". Disisi lain ada perasaan yang lelah kalau terus-terusan digantungkan.

Sebenarnya aku juga nggak tau, aku itu lagi digantungkan atau pihak aku sendiri yang ngerasa digantungkan. Sampai hari ini aku berharap menemukan celah untuk bisa melupakan tanpa harus sedih berkepanjangan.

Ternyata mencoba lupa nggak semudah yang ada di kepala ku. Kasih sayang, kepedulian yang dia beri membuatku merasa nyaman.
Nyaman satu arah, entahlah. Dia yang tau perasaanya.

Aku memutuskan untuk berhenti, karena banyak hal yang nggak pasti. Meskipun dia baik. Aku nggak minta dia buat terlalu buru-buru. Tetapi dia yang nggak pernah kasih paham aku tentang batasan interaksi.

Hati manusia nggak bisa bohong, aku menyerah. Aku pergi.

Baris Kata Untuk SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang