Hari ini, aku kembali.
Bukan, bukan ingin mengisahkan hal indah
Melainkan tentang dia—orang di dalam puisi "Lampion Cinta" yang kutulis sebelumnya.Ternyata benar yang diucapkan Nosstress “Senang itu sementara,
Jika senang jangan terlalu”Saat itu malam hari, aku terlalu senang, sampai lupa kalau deretan lampion itu akan dimatikan saat pagi tiba.
Aku tahu, tak seharusnya lampion itu padam dengan sendirinya
Aku paham, apa yang membuat lampion itu melenyapkan sinarnya
Aku tahu..
Tapi,
Hingga saat engkau mencoba untuk mematikan paksa lampion itu, aku berulang kali memaksakan untuk membiarkannya hidup kembaliEntah sampai kapan,
Lagi-lagi aku mencoba bertahan
Padahal,
Sepertinya engkau ingin sekali aku bisa melupakan.
Biarlah seperti ini dahulu, sampai aku benar-benar menemukan lampion baru, atau menyalakan lampion yang dulu sempat padam.
Maaf, baru hari ini bisa kutuliskan rasa ini, aku lupa punya tempat khusus untuk berceloteh. Semoga, saat kubaca ulang tulisan ini aku sudah tak mengharapkan lampionku kembali menyala.Senin, 22 Agustus 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Ilusi dari Jiwa
PoetryHai . . . . . . . . . . #1tentangku 16 Juni 2020 #2tentangku 10 Juni 2020 #2puisialam 10 Juni 2020 #3puisiromantis 14 Juni 2020 #3sajaksenja 18 Juni 2020 #3puisiromantis 18 Juni 2020 #4puisiromantis 13 Juni 2020 #4puisisedih 25 Juni 2020 #5puisirema...