Chap 2

108 19 0
                                    

Remy membuka helm proyek yang melindunginya selama berada di lapangan tadi. Ada satu Blok Apartemen yang rencananya akan di bangun di wilayah Brooklyn dan menggunakan jasa konstruksi dari tempatnya bekerja. Ini adalah satu dari setumpuk pekerjaan yang harus ia kerjakan hingga menyita waktu akhir pekannya seperti hari ini.

"Bagaimana dengan taman?"

"Sesuai." Remy menggulung kertas di tangannya. "Sepertinya aku akan sering kesini."

Riley tertawa. "Aku sudah menyiapkan kantor yang nyaman untukmu." Tunjuknya pada bangunan persegi yang berada di sisi pagar proyek.

Remy memberikan gulungan kertas yang di pegangnya pada Taylor yang bertugas sebagai pengawas lapangan.

"Mau makan siang dulu?" Tawar Riley menunjuk outlet Burger King yang kebetulan berada tepat di seberang proyek. "Aku belum mendengar apapun tentang kencan butamu." Ejeknya kemudian tertawa.

Remy berdecak kenapa Riley sampai tahu kelakuan tololnya, memalukan bagi seorang pria seperti Remy melakukan ritual kencan buta.

"Tidak." Remy menarik lengan kemeja abu-abu nya sebatas siku. "Aku harus kembali, banyak pekerjaan yang belum ku periksa."

Riley mengangguk walaupun sisa tawanya masih ada, tangannya menepuk pundak Remy. "Aku akan menelponmu nanti."

Remy melangkah menjauh dan masuk ke dalam mobil yang terparkir di luar pagar proyek.

Mari kita kembali ke belakang, kurang lebih tiga tahun yang lalu atau tepat saat Summer meninggal dunia, baik Riley maupun Remy memutuskan untuk menjual club-club malam mereka.
Riley mengambil alih proyek Murray di New York dan Remy menjalankan bisnis keamanan jaringan yang mulai ia kembangkan. Namun beberapa bulan yang lalu Riley meminta Remy bergabung di proyek Murray dan tentu Remy tidak bisa menolak permintaan teman baiknya itu.

Mobilnya sudah berada di basement namun ia memilih untuk berdiam diri alih-alih segera turun dari mobil dan menyambut tumpukan pekerjaan di dalam.

Remy baru saja memejamkan mata untuk ssjenak beristirahat saat ponselnya bergetar. Ia melihat id caller 'Riley Murray' dan membuka sambungan telpon.

"Kau sudah sampai?"

"Ya, baru saja."

"Aku harus pergi ke Boston, ada beberapa hal yang ingin kubicarakan dengan Zac."

"Mendadak sekali?"

"Ayah memintaku pergi."

"Oke. Lalu?"

"Bantu aku memimpin jalannya proyek juga dua rapat penting bersama klien besok."

"Aku ini hanya seorang karyawan, mengapa kau memberikan tugas berat seperti itu padaku?"

Riley tergelak di seberang sana. "Apapun itu, aku mempercayakan semuanya padamu."

Dan sambungan telpon terputus begitu saja.

Remy ingin sekali mengumpat, sungguh ia tidak diizinkan untuk beristirahat. Ia sudah melepas seatbelt dan membuka pintu mobil saat tatapannya terpaku pada wanita yang baru saja keluar dari lift Direksi.

Wanita itu melihat kedatangannya, lalu alih-alih menghampiri, ia justru berdiri tidak jauh dari pintu kaca yang membatasi basement dengan jejeran lift di dalamnya. Seolah menunggu Remy menghampirinya.

Remy keluar dari mobil, berjalan seolah tidak melihat wanita yang kini menatapnya tajam itu. Saat ia sudah menekan tombol di sisi lift, tangannya di tarik, membuatnya menoleh.

"Apa kau akan selalu seperti ini? Mengabaikanku?"

Remy melepaskan tangannya dari wanita itu. Jujur saja ia sudah muak, bahkan saat mengetahui Sunny Lesser membeli 1% saham yang membuatnya bisa sesukanya datang dan mengganggu Remy seperti sekarang.

The Lost and FoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang