Chap 12

49 12 2
                                    

Dulu Sheya pernah di ajak Rayn ke sebuah Pesta Musim Panas yang di adakan pemilik Restoran tempat pria itu bekerja. Hanya sekali, tapi cukup membuatnya terkesan dan berharap untuk menghadiri sebuah Pesta lagi suatu hari nanti.

Dan kini ia tengah berdiri di sebuah pesta yang amat sangat mewah. Pesta itu di selenggarakan di Ballroom sebuah Hotel berbintang di pusat kota Portland. Terkejut, Sheya melihat sepuluh Bartender yang dengan terampil menyediakan minuman alkohol dan non alkohol dari botol-botol kaca berjumlah ratusan di rak belakang.

Untuk makanan? Sheya bahkan belum pernah melihat stand-stand makanan sebanyak itu.

Sheya dan Remy duduk mengelilingi meja bundar dengan enam kursi. Pria itu tampak serius berbicara dengan seorang pria paruh baya yang duduk di seberang mereka tentang pekerjaan.

Sheya menunduk, mengecek ponselnya yang tidak menampilkan notifikasi apapun. Berdecak pelan karena sadar telah di lupakan oleh Shawn. Anaknya itu pasti sedang sibuk bermain dengan kakek dan neneknya.

"Mau minum?" Tawar Remy sambil menyerahkan segelas Mocktail.

Sheya menerimanya, menyesap minuman manis dengan potongan buah segar di dalamnya.

"Istri anda tidak minum alkohol?" Tanya Pria paruh baya yang memperkenalkan diri bernama Klein Stone itu.

"Tidak." Remy melirik Sheya. "Karena itu juga saya sudah lama berhenti minum-minum."

Pria itu tertawa, menggoda wanita di sampingnya yang sepertinya jauh lebih muda itu.

"Aku tidak akan minum jika kau tidak terus-terusan membuatku sakit kepala." Sungut wanita itu sebelum kembali mengangkat tangan pada seorang waiters. "Dan Remy, aku tidak menyangka kau akan datang."

Oh mereka juga saling mengenal karena wanita itu memanggil Remy dengan nama depan.

"Peggy, kumohon jangan buat keributan." Ucap Klein Stone penuh peringatan.,

Remy menggoyang gelas tinggi yang sedang ia pegang. "Tidak ada alasan untuk tidak datang."

Peggy menyeringai. "Ya karena kau yang lebih dulu mengkhianatinya." Ia menatap Sheya tajam.

Wanita itu seperti belum selesai menumpahkan kata-kata sinisnya saat sepasang pengantin mendatangi meja mereka. Ada senyum ramah dari pengantin pria, sangat berbanding terbalik dengan wanitanya yang berwajah masam.

"Sunny, Selamat." Peggy bangkit dari duduk, memeluk si pengantin wanita.

"Terimakasih." Ucap si pengantin tapi matanya justru tengah menatap Remy dan Sheya dengan alis berkerut dalam.

Ada ucapan Selamat yang saling bersautan setelahnya namun entah mengapa Sheya merasa suasana di meja itu mendadak canggung.

"Remy, kau datang?" Tanya si Pengantin wanita.

Remy menoleh. "Tidak ada alasan untuk tidak datang."

Wanita itu tersenyum walaupun terlihat tidak senang. "Dan wanita itu?" Tanyanya menunjuk Sheya.

Remy menoleh pada Sheya yang tampak bingung, tangannya menggenggam tangan Sheya yang berada di atas meja. "Istriku." Jawab Remy singkat seperti tidak berniat untuk memperkenalkan Sheya lebih dari statusnya sebagai istri pria itu.

Ada hening yang membuat seisi meja terdiam. Sampai di penganti pria tersenyum sopan pada Remy dan Sheya kemudian menarik wanitanya menjauh. Klein Stone juga berusaha menggoda demi menenangkan Peggy yang seperti akan mencakar wajah Sheya.

Suasana itu tidak nyaman apalagi untuk Sheya yang sama sekali tidak tahu apa yang sedang terjadi. Ia menarik ujung lengan jas Remy, membuat pria itu menoleh padanya. "Boleh aku keluar sebentar?" Tanyanya sambil berbisik.

The Lost and FoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang