Chap 11

68 13 1
                                    

Remy tahu tidur sekamar dengan seorang wanita cantik adalah siksaan yang luar biasa. Ia ingin menyentuhnya tapi ragu dan takut melukai wanita itu.

Remy sengaja bertahan di ruang kerjanya sampai jam 11 malam, membiarkan Sheya tidur lebih dulu. Ia sudah naik ke tempat tidur, melirik punggung wanita yang tidur membelakanginya itu.

Gaun tidur milik Sheya yang licin membuat Remy membayangkan bagaimana cara menyelipkan tangan di dadanya. Bagaimana rasanya jika ia mencium tubuhnya dari luar gaun. Atau bagaimana caranya melepas gaunnya saja.

Sialan! Remy benar-benar tidak bisa tidur nyenyak setelah ia menikah.

Sebenarnya bisa saja Remy memilih untuk tidak tidur di kamar bersama Sheya. Dia bisa tidur di ruang kerjanya atau bergabung dengan Shawn di ranjang kecilnya, tapi ia tidak melakukannya karena takut wanita itu berpikiran buruk.

Dan Remy harus menerima tidur di sisi yang jauh dari wanita itu, karena sungguh, mencium aroma buah dari tubuh Sheya membuatnya pusing.

Remy membalik posisi tidurnya, menahan diri untuk mendekat. Entah bagaimana perasaannya kini pada wanita itu. Ia senang saat Sheya ada di rumah menyambutnya pulang, senang saat menatapnya lama-lama, ia bahkan rindu saat Sheya tidak ia temukan di rumah di waktu senggangnya. Tapi hanya itu, tidak lebih.

Masih banyak hal yang harus Remy pikirkan sebelum melangkah lebih jauh. Misal memastikan wanita itu akan selalu aman bersamanya, karena ada sesuatu yang mengganjal, yang membuatnya kembali memperkerjakan Dexter untuk mencari tahu.

Sibuk dengan isi kepalanya sendiri, Remy melihat kaki wanita itu bergerak, membuat selimut tersingkap.

Remy melotot melihat kulit putih wanita itu yang terlihat dari celah gaun yang sedikit terbuka. Sheya berbalik, tidur menghadap padanya. Lengan gaunnya yang longgar membuat bahu dan bagian atas dadanya terlihat.

Remy berdeham kencang, menurunkan suhu ac ruangan karena mendadak merasa gerah.

***

Pagi-pagi sekali Remy sudah ada di ruang kerjanya. Alasannya masih sama, ia enggan lama-lama berada di rumah dan bersinggungan dengan Sheya. Apalagi setelah kejadian semalam yang membuatnya harus mandi air dingin malam-malam.

Telpon dari sekretarisnya membuat Remy menegakkan posisi duduk. Ada seseorang yang ingin bertemu, tidak lama kemudian pintu di ketuk sebelum terbuka. Ia mendecih melihat seorang pria yang masuk keruangannya. Dia Rayn Clark ah tidak, yang berdiri di depannya kini adalah ekspresi seorang Lukas Clark.

"Aku tidak tahu kau akan melangkah sejauh ini." Ucap Lukas, ia duduk di sofa dan menyilangkan kaki.

"Tentang Sheya?"

"Lebih dari itu." Lukas melempar pandangannya ke segala arah, kentara sekali ia sedang sangat kesal. "Tidak perlu ku jelaskan jika keputusanmu menikahinya membuat semuanya berantakan."

"Maksudmu kau jadi tidak bisa menikahinya, begitu?"

Lukas menatapnya jengah. "Apa kau pikir sesederhana itu?" Lukas mengeluarkan selembar foto seorang pria dari saku jaketnya, meletakkannya di meja. "Liam Myers. Anak kandung Cindy dan Greg Myers, suami istri yang mengadopsi kami dan tinggal di Glasgow. Tidak perlu kujelaskan, kau tahu tentang masa lalu kami karena menyuruh orang untuk menyelidikinya."

"Lalu hubungannya dengan Liam?"

"Ahhh ternyata orang mu tidak cukup hebat untuk mencari tahu semuanya." Lukas berdecak. "Si brengsek itu yang sudah menyakiti Sheya."

Remy mengerutkan dahinya. "Apa yang mau kau katakan?"

Lukas mendongak, menyandarkan kepalanya di sandaran kursi, tubuhnya merosot di sofa. "Dia akan keluar dari penjara satu bulan lagi. Dan yang melapor dan menjebloskan bajingan itu ke Penjara adalah Sheya, istrimu."

The Lost and FoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang