5. I Love You, But

268 11 0
                                    

"Jaem! Lo ngapain bawa gue ke sini? Gue mau nyusul Renjun!" Protes Jeno kepada Jaemin, yang tiba-tiba membawanya ke rooftop sekolah. Padahal kan dia pengen nyusulin Renjun yang di bawa pergi Mark.

"Jung Jeno!" Peringat Jaemin, yang lelah akan sifat denial Jeno.

"Apa sih Jaemin?! Lo mau bilang kalau Renjun itu selingkuh? Dia gak selingkuh! Gue tau kalau dia cuma bohong!" Seru Jeno yang gak suka kalau Jaemin terus-terusan menuduh Renjun.

"Lo tau darimana kalau semua yang di ucapin Renjun itu bohong? Lo udah denger dari mulutnya dia sendiri Jen. Stop denial, yang ujung-ujungnya cuma nyakitin lo doang!" Pinta Jaemin, yang tidak suka Jeno seperti ini. Menyakiti dirinya sendiri, hanya untuk mengejar seseorang yang menyepelekan cintanya.

"Nakamoto Jaemin! Gue tau Renjun! Dia kekasih gue. Gue tau kapan dia bohong dan jujur! Gue lihat manik mata dia! Dan gue menemukan kebohongan di matanya dia, sewaktu dia bilang kayak gitu!" Peringat Jeno yang berbicara apa adanya kepada Jaemin. Dia benar-benar mengetahui apakah Renjun itu jujur kepada dirinya, atau malah bohong kepada dirinya.

"Lo emang kekasihnya. Tapi gue ini kembarannya Jen! Gue tau kapan dia bohong, dan kapan dia jujur!" Peringat kembali Jaemin, yang sukses membuat Jeno terkekeh mengenai ucapan Jaemin.

"Kembaran? Kembaran yang setiap hari sering berantem? Lo cuma kembaran dia Jaem, bukan berati lo tau dia! Gue yang setiap hari sama dia, Nakamoto Jaemin." Ujar Jeno, yang sukses membuat Jaemin terdiam, namun juga kesal di buatnya.

"Udah! Gue mau samperin Renjun lagi! Lo sahabat gue kan? Seharusnya lo bantu gue! Bukannya malah kayak gini. Lo boleh benci sama Renjun. Tapi lo--"

*plak* satu tamparan mendarat di pipi Jeno. Siapa lagi kalau bukan Jaemin pelakunya. Ia sudah sangat muak mendengar kalimat yang di lontarkan Jeno, mengenai Renjun.

Jeno tertegun begitu tamparan mendarat di pipinya. Karena sungguh, dia baru pertama kali merasakan tamparan Jaemin. Namun sedetik kemudian, ia di buat terkejut lagi oleh tingkah Jaemin. Jaemin yang tiba-tiba memeluk tubuhnya.

"Gue tau kalau lo cinta dan sayang banget sama Renjun. Maaf kalau kesannya gue gak support lo dalam mendapatkan Renjun kembali. Gue cuma pengen lo nenangin pikiran lo dulu. Gue tau pikiran lo saat ini lagi kalut. Dengan keadaan lo yang kayak gini, lo malah makin memperkeruh suasana Jen." Jelas Jaemin, yang masih berada di dalam pelukkan Jeno.

"Yang lo butuhkan saat ini, cuma seseorang yang ada di samping lo. Orang yang bisa mendengarkan semua keluh kesah lo, kekhawatiran lo, kegelisahan lo, dan ketakutan lo." Sambung Jaemin.

"Maka dari itu gue ada di sini. Jadi, lo boleh ngeluarin itu semua ke gue. Lo boleh nangis di dalam pelukkan gue. Gue siap dengerin semua keluh kesah lo, Jung Jeno." Tambah Jaemin, yang masih setia dalam posisinya. Namun beberapa detik kemudian, dia di buat terkejut oleh tingkah Jeno, yang tiba-tiba membalas pelukkannya.

"Na. Lo tau kan kalau gue itu sayang banget sama Renjun? Lo tau kan kalau gue itu cinta banget sama Renjun? Gue gak mau putus Na dari dia. Jangankan putus. Jauh dari dia aja rasanya gak bisa Na. Dunia gue seakan berhenti, pas dia ngelontarin kalimat putusnya ke gue. Kalau dia mutusin gue, gua gak punya rumah lagi Na. Rumah gue cuma ada di dia. Kalau dianya gak ada, gue bisa jadi gelandangan Na." Semua perkataan yang Jeno keluarkan, sukses membuat hati Jaemin sakit begitu mendengarnya.

'Kalau lo gak ada rumah lagi? Gue bisa jadi rumah lo, Jung Jeno. Kalau lo jadi gelandangan? Gue bakalan ambil lo, supaya lo tinggal sama gue. Lo terlalu fokus sama dia, sehingga lo gak nyadar kalau ada orang yang nunggu kedatangan lo.' Batin Jaemin, membalas semua perkataan Jeno.

'Gue sayang sama lo, Jung Jeno. Gue juga cinta sama lo, Jung Jeno. Rasa sayang, dan cinta gue ke lo itu, melebihi batas kita sebagai seorang sahabat. Gue menyayangi, dan mencintai diri lo sebagai seorang wanita, kepada seorang pria yang dia cintai.'

'Tapi sayangnya orang yang lo cintai, dan lo sayangi, ternyata saudara kembar gue sendiri. Gue bisa bertarung dengan 1000 orang yang mencintai diri lo. Tapi gue gak bisa bertarung sama 1 orang yang lo cintai.'

Andai saja dia bisa mengutarakan semua keresahan yang ada di bantinnya, secara langsung ke Jeno. Tapi sayangnya dia gak bisa. Dia malah melontarkan kalimat lainnya kepada Jeno. Kalimat penenang, agar Jeno gak sedih lagi.

"Gue tau Jen. Gue tau gimana perasaan lo ke saudara kembar gue. Tapi gak sekarang ya? Biarin pikiran lo sama pikiran Renjun tenang dulu. Setelah lo berdua udah tenang? Baru deh lo berdua bicara mengenai ini semua. Gue bakalan siap buat ngebantu lo, Jung Jeno. Gue bakalan ngebantu lo, sampai lo sama Renjun balik lagi. Jadi, jangan khawatir dan jangan gegabah dalam mengambil tindakan ya?" Seruan yang Jaemin lontarkan, supaya Jeno tidak khawatir.

"Makasih Jaem. Makasih karena udah selalu ada buat gue, dan ngertiin gue. Maaf kalau perkataan gue tadi menyakiti diri lo."

--

Jika di sana Jaemin sedang menenangkan Jeno di rooftop. Sementara Renjun dan Mark sedang berada di UKS. Renjun yang memang berniat membersihkan luka yang ada di wajah Mark, akibat ulah Jeno tadi.

"Ren. Lo beneran serius?" Pertanyaan yang gak pernah lelah Mark tanyakan kepada Renjun. Sementara Renjun sendiri sudah lelah dengan pertanyaan seperti ini, yang selalu di lontarkan orang terdekatnya.

"Serius gak serius, harus gue jalanin kan? Gue gak bisa nolak ini semua kan?" Tanya balik Renjun, seraya tersenyum miris.

"Lo bisa nolaknya Njun. Kalau emang lo gak mau? Lo bisa nolaknya. Lo gak bisa paksain diri lo sendiri." Peringat Mark.

"Caranya gimana? Ngomong ke orang tua gue sendiri? Percuma Mark. Lo gak inget perkataan mereka kala itu? Penolakan yang gue lakukan nanti, akan berakibat fatal bagi 2 keluarga." Jelas Renjun, yang semakin tersenyum pahit.

Mark sendiri terdiam. Kalau di pikir-pikir, ucapan Renjun benar adanya. Terlalu besar buat mereka berdua, kalau menentang keputusan yang sudah di buat oleh kedua orang tua mereka. Efek dan resiko yang di timbulkan akan besar, kalau mereka menentang ini. "Gue bakalan bantu Njun. Kalau emang lo gak suka? Gue bakalan bantu ngomong ke mereka." Tekad Mark.

"Gue juga gak tega ngeliat ade gue kayak gini Njun. Lo sama Jeno berhak bahagia. Jadi, gue bakalan--"

"Gak usah Mark. Gue akan tetap ngejalanin ini semua. Jeno akan bahagia bersama dengan Jaemin nantinya." Ujar Renjun, memotong ucapan Mark.

"Jaemin?" Tanya Mark, yang tidak mengerti maksud dari ucapan Renjun. Ah, lebih tepatnya memastikan kalau apa yang di pikirkannya ini tidak sama dengan Renjun.

Tapi ternyata dia salah! Apa yang di pikirkannya, ternyata sama apa yang di pikirkan Renjun. "Ya Jaemin. Dia menyukai Jeno. Aku harap Jaemin bisa mendapatkan Jeno, dan Jeno bisa melihat cinta yang tulus dari dia."

I LOVE YOU, BUT I'M LETTING YOU GO - NAKAMOTO FAMILY & JUNG FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang