1. What Do You Mean?

885 18 1
                                    

Sebelum kalian baca cerita ini?
Aku mau kasih tau kalau cerita ini hanya sampai 10 Chapter. Selebihnya akan di pindahkan ke versi PDF.

untuk kalian yang mau baca PDF-nya secara langsung?

Kalian bisa pesan melalui :

- Instagram : gsnctarea_ (Dm Insta)
- Whastapp : 085777297491 (Only Chat)

Dengan Format Pembelian :

Judul PDF           :
Alamat Email    :
Bukti Transaksi :

Pembayaran melalui :

- BCA : 5750675559 An. Khairani Azzahra
- Cimb Niaga : 705278454300 An. Khairani Azzahra
- Nobu : 10511259415 An. Khairani Azzahra
- Shopee Pay : 081513926010
- Dana : 081513926010
- Ovo : 081513926010
- Gopay : 081513926010

⚠️ Khusus pembayaran melalui Shopee Pay, Dana, Ovo & Gopay +3.000 u/biaya admin

Warning! Pdf akan dikirim apabila Bukti Transfer sudah dikirim!

Harga PDF : Rp. 65.000
Halaman      : 181 halaman.

Keterangan lebih lanjut? Silahkan lihat Chapter Info!
***

"Maksud lo apa sih?!" Tanya seoramg wanita bernama Nakamoto Jaemin, dengan nada sarkas, serta tatapan tidak suka, kepada orang yang saat ini ada di hadapannya.

Nakamoto Renjun, seorang wanita yang tengah menikmati waktu santainya, setelah mengikuti lomba tadi pun terkejut, oleh tindakan Jaemin yang tiba-tiba seperti ini.

Dia yang tidak tau apa-apa, dan sedang menikmati waktu santainya. Tapi tiba-tiba Jaemin datang dengan kalimat sarkas, dan tatapan penuh emosi, di sertai sebuah kalimat 'Maksud lo apa sih?!' Bukannya seharusnya Renjun yang berkata, dan bertanya seperti itu kepada Jaemin? Sang adik sekaligus kembarannya, yang hanya berbeda beberapa menit dari dirinya.

*dugh* tendangan di kaki Renjun, yang di lakukan oleh Jaemin. Sukses membuat Renjun meringis. Menatap Jaemin dengan tatapan yang malas.

"Tuli lo?!" Lagi, kalimat sarkas yang di keluarkan Jaemin. Seakan Jaemin ini gak sadar, kalau yang ada di hadapannya ini adalah kakaknya. Yang mana dia harus menghormati sang kakak. Walaupun dia dan Renjun hanya berbeda beberapa menit saja.

"Gue gak tuli, dan bisa gak kalau ngomong sama gue tuh yang sopan? Walau bagaimana pun juga, gue ini kakak lo!" Peringat Renjun, dengan tatapan penuh peringatannya, yang di hiraukan Jaemin.

Jaemin tidak perduli atau merasa takut dengan tatapan itu. Ia malah mendecih kasar, tepat di hadapan Renjun. "Tch! Cuma beda berapa menit aja!" Peringat balik Jaemin.

"Tapi tetap aja! Gue ini kakak lo, Nakamoto Jaemin!" Ujar Renjun sekali lagi.

"Perduli setan! Lebih baik sekarang lo bilang ke gue, maksud lo apa?!" Seru Jaemin, yang sebenarnya muak berbicara dengan Renjun. Jangankan bicara, berdiri di dalam satu ruangan dengan Renjun aja rasanya enggan.

"Jangan gila deh anjir! Gue gak ngerti maksud dari pertanyaan gila lo! Maksud gue apa?! Maksudnya apa anjir! Kalau kasih pertanyaan tuh yang jelas! Jangan ngang- ngong- ngang- ngong aja!" Seru Renjun, yang juga tidak tahan dengan sikap tidak jelas-nya Jaemin.

"Gak usah pura-pura tolol deh! Gue tau lo ngerti maksud gue! Gunain otak lo yang pinter!" Balas Jaemin, dengan tatapan jijik, atas sikap Renjun yang pura-pura tidak tau ini.

Renjun mendecak frustasi. Ia benar-benar tidak tau, tapi sang adik malah menuduhnya, kalau dia tau maksud dari ucapan Jaemin. "Ck! Pertama, pertanyaan lo gak jelas. Kedua, gue benar-benar gak tau apa yang lo maksud. Ketiga, gue gak lagi pura--- ah, Jung Jeno?" Terka Renjun, yang tidak di gubris Jaemin. Jaemin tetap diam, dan Renjun pun menangkap kalau keterdiaman Jaemin ini merupakan suatu jawaban iya, dari pertanyaan yang Renjun berikan.

"Gue gak ngapa-ngapain dia." Sambung Renjun dengan santainya, yang langsung di balas decihan oleh Jaemin.

"Lo kenapa putus dari dia?" Pertanyaan to the point, yang akhirnya keluar dari mulut Jaemin. Setelah sekian lama dirinya meribetkan Renjun.

Helaan nafas kasar terdengar dari mulut Renjun. "Oh, jadi lo cuma pengen nanya kenapa gue putus sama dia? Kenapa gak bilang dari tadi?" Tanya Renjun, seraya memutarkan kedua bola matanya jengah.

"Gak penting." Sahut Jaemin.

"Jadi, cepet kasih tau alasan lo, kenapa lo mutusin dia?!" Tanya Jaemin kembali, mengembalikan topik pembicaraan mereka.

"Ya karena gue gak cinta. Toh yang di ucapin anak-anak bener kok. Gue sama Jeno itu gak cocok. Gue anak baik-baik, yang gak cocok bersanding dengan trouble maker seperti Jeno." Jawab Renjun, yang langsung mendapatkan tamparan di pipi kanan-nya, oleh Jaemin.

Renjun menyeringai, begitu Jaemin menampar dirinya. "Gue kira pria doang yang bajingan. Tapi ternyata wanita juga bisa bajingan ya!" Seru Jaemin, yang hanya di balas kedihan bahu acuh oleh Renjun.

"Lo tau gak kalau dia sayang banget sama lo? Sayangnya dia itu tulus banget ke lo?" Tanya Jaemin, yang masih tidak bisa menyembunyikan amarahnya kepada sang kembaran.

"I know. Semua pria emang suka sama gue. Lo gak inget kalau julukkan primadona itu melekat sama gue?" Tanya balik Renjun.

"Ck! Primadona hanya lah kalimat panggilan yang mereka buat, supaya bisa deketin lo. Tanpa lo sadari, lo cuma wanita murahan yang di dekati banyaknya pria. Ingat, semakin antiknya suara barang, semakin dikitnya peminat." Lagi dan lagi, kalimat pedas yang di lontarkan Jaemin, untuk menyadarkan tingkah laku saudara kembarnya.

Sementara Renjun, ia langsung menaikkan kedua alisnya acuh. "Well, sayangnya gue gak pernah sebut gue itu barang antik. Lagipula gue gak suka barang antik. Gue menyebut diri gue itu lamborghini. Walau semahal apapun lamborghini, semua orang pasti menyukainya. Dan ya, yang bisa mendapatkan lamborghini adalah orang-orang yang terpilih. Orang-orang yang mempunyai harta yang banyak, yang bisa membelinya. Walaupun cuma segilintir orang yang mampu membelinya, tetap saja semua orang menyukai lamborghini." Jelas Renjun.

"Tch. Bahkan gue malu punya saudara kembar kayak lo." Ujar Jaemin, yang sudah memandang jijik kepada Renjun.

"Oh, jadi selama ini lo anggap gue saudara kembar?" Ujar Renjun, memutar balikkan ucapan Jaemin.

"Sebenarnya sih enggak. Gue gak pernah mau punya saudara kembar, yang sasimo (sana sini mau) kayak lo. Tapi sialnya takdir gak berpihak sama gue, dan menjadikan lo saudara kembar gue." Balas Jaemin.

Renjun terkekeh mendengarnya. Seakan tidak merasakan sakit, atas apa yang di ucapkan Jaemin. "Btw, kenapa lo perhatian banget sama Jeno? Apa karena lo sahabatnya, jadi lo bersikap kayak gini ke Jeno?" Tanya Renjun.

"Ya iyalah! Mana ada sahabat yang rela, kalau sahabatnya di sakitin sama orang lain." Sarkas Jaemin.

"Well, tapi kayaknya gak ada deh sahabat yang bertindak jauh kayak gini. Dan juga, kata orang tuh gak ada yang namanya persahabatan di antara laki-laki dan perempuan." Jelas Renjun.

"Atau jangan-jangan, lo ini suka ya sama Jeno? Makanya, sikap lo selama ini terlalu berlebihan sama Jeno, dan menutupi itu semua dengan landasan sahabat?" Tambah Renjun, yang sukses membuat Jaemin bungkam.

"Sok tau lo!" Sewot Jaemin, yang hendak pergi dari hadapan Renjun, tapi sudah lebih dulu di tahan oleh Renjun.

"Jawab gue! Lo suka kan sama Jeno?" Tanya Renjun sekali lagi, yang gak puas  akan kalimat sok tau yang di lontarkan Jaemin.

"Gue gak suka! Lo jangan aneh!" Peringat Jaemin, yang mencoba menghentakkan tangan Renjun, dari pergelangan tangannya.

"Kalau suka, kenapa gak perjuangin? Kenapa gak bilang langsung ke Jeno, kalau lo itu suka sama dia? Mau sampai kapan lo mendem ini semua?" Beberapa pertanyaan yang di lontarkan Renjun, sukses membuat Jaemin berdesis kesal.

"Gue gak suka sama dia! Lo ini tuli apa gimana sih?" Ujar Jaemin, yang berhasil melepaskan tangan Renjun, lalu pergi meninggalkan Renjun.

Tanpa di sadar, ada Shotaro yang merupakan adik dari mereka berdua, yang melihat pertengkaran di antara mereka. Dari awal, sampai akhirnya Jaemin pergi dari hadapan Renjun.

I LOVE YOU, BUT I'M LETTING YOU GO - NAKAMOTO FAMILY & JUNG FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang