4. My Decision

253 13 0
                                    

"Udah berapa kali kan gue bilang, kalau gue ini gak suka sama cowo yang main tangan?!" Hardik Renjun, yang tidak dengan tindakan Jeno yang suka main tangan.

"Njun, maaf. Aku gak sengaja melakukan ini. Aku cuma ingin---"

*plak* bukan! Bukan tamparan kedua yang Renjun layangkan untuk Jeno, atau bahkan Jeno menampar balik Renjun. Jangan harap! Walaupun Jeno ini suka berkelahi, tapi dia sangat menghormati Renjun. Dia tidak pernah bermain tangan kepada Renjun. Jangankan bermain tangan, bersikap kasar aja tidak pernah.

"Jaemin!" Sentak Jeno, yang langsung menarik mundur Jaemin, yang telah menampar Renjun.

Sementara Jaemin, dia acuh! Bahkan saat ini dia sudah maju ke depan. "Kenapa lo malah nampar Jeno? Lo marah karena selingkuhan lo di pukul sama Jeno?" Pertanyaan sarkas yang keluar dari mulut Jaemin, yang saat ini sudah berada di hadapan Jeno.

"Jaemin! Lo apa-apaan sih?! Kenapa malah jadi nuduh Renjun kayak gini?!" Seru Jeno, membela Renjun. Ia tidak suka bila Renjun di jelekkan oleh orang lain, termasuk sahabatnya sendiri. Apalagi Jaemin ini kembarannya Renjun.

Sementara Jaemin yang mendengar pembelaan Jeno untuk Renjun, ia langsung berdecak kesal. Semua orang selalu membela Renjun! Entah itu ibunya, teman sekolahnya, dan bahkan sahabatnya sendiri. Membuat dia muak dengan ini semua. "Dia itu selingkuh Jung Jeno! Lo gak lihat tadi? Dia jalan bareng sama abang lo sendiri!" Ujar Jaemin, menyadarkan kenyataannya Jeno. Agar Jeno bisa melihat kenyataannya.

"Jaem, jalan bareng itu belum tentu selingkuh! Gue sama lo aja sering jalan bareng kan? Tapi status kita gak pernah berubah. Lo tetep sahabat gue, dan gue tetep pacarnya Renjun! Bisa aja tadi emang Renjunnya aja yang pengen bareng aja sama Mark. Sama apa yang kita lakuin." Kenyataan pahit yang Jeno utarakan, mengenai status hubungan mereka.

"Jen. Gue tau lo sayang banget sama Renjun. Lo cinta banget sama Renjun. Tapi Jen, lo harus buka pandangan lo! Dia sama Mark itu gak pernah ada yang namanya interaksi sama Renjun. Terus tiba-tiba mereka jalan bareng dan keliatan deket banget?" Ujar Jaemin, yang masih kekeh menyadarkan Jeno.

"Jaemin! Jangan jelekkin Renjun kayak gitu! Gue gak--"

"Gue gak ngejelekkin dia! Lo bisa tanya sendiri ke dia, kalau dia itu mempunyai hubungan dengan abang lo!" Sergah Jaemin, mengintrupsi ucapan Jeno.

"Lo tanya ke dia!" Pinta Jaemin sekali lagi, yang sukses membuat Jeno bungkam.

Lebih tepatnya Jeno enggan menanyakan hal ini. Ia takut pertanyaan yang dia lontarkan, jawaban yang di berikan Renjun, tidak sesuai apa yang dia harapkan.

Melihat keterdiaman Jeno, membuat Jaemin memutarkan kedua bola matanha jengah. Ia tau kalau saat ini Jeno tengah takut untuk menanyakan hal ini. "Oke kalau emang lo gak mau tanya. Biar gue sendiri yang nanya ke dia." Final Jaemin, yang langsung membenarkan posisinya, menjadi menatap Renjun kembali.

"Lo selingkuhkan sama Mark?" Pertanyaan yang langsung Jaemin lontarkan kepada Renjun, tanpa memikirkan perasaan Renjun.

Bukannya langsung menjawab, Renjun malah terdiam. Ia bingung harus menjawab apa pertanyaan Jaemin. Apakah ia harus menjawab secara jujur, atau dia harus menjawab secara berbohong? Terlebih ketika dia menatap manik mata Jeno. Membuat perasaan bersalah langsung muncul begitu saja. Rasanya ia ingin berhambur ke dalam pelukkan Jeno.

"Kenapa diam aja? Bingung mau buat alasan kayak apalagi?" Hardik Jaemin, yang saat ini tengah memandang remeh kembarannya sendiri.

'Lo pasti bisa Njun!' Tekad Renjun, yang menyemangati dirinya sendiri.

Helaan nafas yang Renjun keluarkan, sebelum menjawab pertanyaan Jarmin. "Tuduhan yang lo lontarkan itu benar. Kalau gue emang selingkuh di belakang Jeno." Akhirnya, Renjun memilih jawaban penuh kebohongan, dari dua pilihan yang sempat membuat dia bingung.

Sementara di dalam hatinya, ia langsung mengucapkan secata berulang kalimat maaf. Ia harus melakukan hal ini, supaya Jeno membenci dirinya. Karena dia sendiri gak tau apa yang harus dia lakukan, supaya Jeno mau menerima kalimat putusnya. Karena kata kebanyakan orang, selingkuh itu tindakan yang gak bisa di toleransi sama sekali. Jadi, dia harap kalau Jeno itu tidak mentoleransi tindakannya.

Bukannya menampar, atau bahkan mencaci Renjun dengan kalimatnya, seperti yang di harapkan Renjun. Jeno malah menggeleng panik, dan langsung menggenggam tangannya. "Gak! Gak! Gak! Ini pasti gak mungkin! Kamu pasti bercanda kan sayang? Kamu berbicara seperti ini, supaya aku benci sama kamu kan? Supaya aku jauhin kamu, sesuai apa yang kamu inginkan kan?" Seruan gelisah yang terus Jeno lontarkan, dari jawaban yang ia terima.

Renjun tertegun. Ia sempat kaget, ternyata Jeno ini tau akan niatnya. Jeno tau akan rencananya. Tapi tetap saja! Renjun harus berusaha, supaya Jeno percaya dengan ucapannya.

Renjun langsung melepaskan tangan Jeno, dan menatap manik mata Jeno penuh dengan keseriusan. Dengan harapan kalau Jeno ini tidak melihat adanya kebohongan di manik matanya. Pokoknya dia harus meyakinkan Jeno. "Jung Jeno, listen to me." Ujar Renjun, yang sukses membuat Jeno terdiam.

"Semua yang aku lontarkan itu benar. Tidak ada kebohongan di dalamnya. Aku memang sudah lama berselingkuh dengan Mark, tanpa sepengetahuan-mu. Jadi, aku harap kalau kamu bisa menerima keputusan aku. Keputusan mengenai diriku yang ingin mengakhiri hubungan ini." Ujar Renjun yang ingin langsung pergi dari semua kekacauan ini, tapi di tahan oleh Jeno.

"Njun. Aku tetap gak percaya sama apa yang kamu ucapkan. Aku gak mau putus. Aku-- aku sayang banget sama kamu Njun." Ujar Jeno penuh permohonan. Ia tidak perduli mengenai harga dirinya. Yang jelas, ia hanya tidak ingin putus dari Renjun. Karena dia benar-benar menyayangi, serta mencintai Renjun.

"Aku gak perduli Jung Jeno. Mau kamu percaya atau enggak mengenai ucapan aku? Aku tidak perduli! Yang terpenting keputusan aku sudah bulat! Kalau hubungan kita sudah berakhir. Jadi aku mohon, jangan ganggu hubungan aku dengan Mark. Dan lepaskan tangan kamu dari tangan aku. Aku harus membersihkan luka yang telah kamu buat, kepada kekasih-ku." Pinta Renjun, dengan penuh penekanan di akhir kalimat.

Namun Jung Jeno, tetaplah Jung Jeno. Sifat keras kepala yang menjadi ikon utama keluarga Jung, terutama Jung Jaehyun sang ayah. Jadi, jangan harap kalau Jeno melepaskan begitu saja tangannya Renjun. "Aku gak bakalan lepasin ini, sebelum kamu meralat ucapan aku. Tarik perkataan kamu, bahwa hubungan kita telah berakhir." Ujar Jeno, yang masih berusaha mempertahankan hubungannya.

Jung Minhyung, atau yang lebih di kenal dengan nama Jung Mark. Anak pertama dari keluarga Jung, yang sedari tadi hanya diam. Akhirnya dia bertindak. Ia langsumg melepaskan tangan Jeno dari tangan Renjun, dan langsung menggenggam tangan Renjun. "Tuli? Gak denger apa yang pacar gue bilang?" Ujar Mark, yang langsung membawa pergi Renjun dari semua kekacauan ini.

Sementara Jaemin yang melihat Jeno, yang ingin menghampiri Renjun? Ia langsung menarik Jeno pergi.

I LOVE YOU, BUT I'M LETTING YOU GO - NAKAMOTO FAMILY & JUNG FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang