3. Hot Topic

297 13 1
                                    

Pagi ini sekolah Neo di kejutkan oleh kedatangan Renjun, dan juga Mark yang datang ke sekolah secara bersamaan. Bahkan berita mengenai putusnya hubungan Renjun dan Jeno, masih kalah jauh dengan berita ini.

Bagaimana tidak heboh, kalau selama ini couple yang selalu di idam-idamkan oleh seluruh murid yang ada di sekolah ini, akhirnya mempunyai interaksi lebih. Bahkan berita ini sampai trending ke base sekolah.

"Njun, lo yakin?" Tanya Shuhua, teman sebangku Renjun, sekaligus teman terdekat Renjun. Bahkan yak jarang Renjun ini bercerita mengenai semua keluh kesahnya kepada Shuhua. Sahabat? Renjun tidak yakin mengenai hal itu.

"Yakin. Gue udah ngomong jauh-jauh hari mengenai keputusan gue, ke lo kan?" Seru Renjun, yang nampaknya acuh dengan kehebohan ini. Bahkan dia sudah bersiap menuju alam mimpinya. Menaruh kepalanya di atas mejanya, dengan tangan sebagai tumpuan.

"Lo gak ada niatan jelasin ini semua ke Jeno?" Saran Shuhua, yang masih berusaha agar Renjun bercerita mengenai semuanya, kepada Jeno.

"Buat apa?" Tanya balik Renjun, yang bingung untuk apa bercerita?

"Ya untuk ngelurusin ini semua. Biar lo sama Jeno gak salah paham. Biar lo sama dia putusnya secara baik-baik." Jelas Shuhua.

"Lo yakin?" Tanya Renjun, yang gak yakin mengenai saran Shuhua.

"Yakin apa?" Tanya balik Shuhua, yang gak tau maksud dari ucapan Renjun.

"Lo yakin kalau misalkan Jeno masih mau putus dari gue, setelah gue menceritakan semuanya kepada dia? Gimana kalau misalkan dia malah meminta atau maksa kedua orang tuanya, dan berakhir Jeno menjadi pembangkang hanya karena gue?" Ujar Renjun, yang sukses membuat Shuhua bungkam.

Shuhua sendiri tau mengenai wataknya Jeno yang sangat mencintai, dan menyayangi Renjun, serta Jeno yang sangat keras kepala. Sudah di pastikan kalau Renjun berterus terang kepada Jeno? Semua yang di prediksikan Renjun menjadi kenyataan.

"Tapi Njun, lebih baik berterus terang apa adanya. Toh lambat laun mereka juga pasti bakalan tau. Lebih baik tau dari mulut orang yang kita sayangi, daripada dari mulut orang lain. Lagipula Njun, dengan lo menutup ini semua dari Jeno, lo membuat hubungan adik-kakak antara Jeno dan Mark jadi pecah. Mereka bisa aja berkelahi satu sama lain, karena diri lo. Padahal Mark sendiri hanya mengikuti alur cerita, tapi dia yang malah kena sasaran amukkannya Jeno. Udah gitu, dengan lo bercerita secara terus teramg ke Jeno, dia jadi gak anggep lo sebagai manusia yang jahat. Bukan cuma Jeno aja, tapi untuk yang lain juga." Jelas Shuhua.

Rasa kantuk yang tadinya menyerang Renjun, tiba-tiba menghilang begitu mendengar penjelasan Shuhua. Helaan nafas gusar terus di keluarkan Renjun. Tatapan penuh kekosongan yang terus Renjun perlihatkan, kepada objek pandangan yang entah kemana. "Justru itu yang gue mau Shu." Seru Renjun, yang benar-benar membuat Shuhua tak paham dengan pikiran Renjun.

"Maksud lo?" Tanya Shuhua, meminta penjelasan kepada Renjun. Karena sungguh, ia tak paham dengan cara berpikir Renjun.

"Justru gue lakuin itu semua, karena gue sengaja. Gue sengaja biar semua orang berpikiran kalau gue ini jahat, villain, atau sebagainya. Dengan Jeno yang menganggap gue jahat, Jeno akan semakin membenci gue, dan dia berhenti mencintai gue. Gue gak bisa baik-baik aja, di saat gue nyakitin Jeno. Gue lebih memilih melepaskan dia, sementara dia selalu mempunyai cara, supaya gue bertahan di sisinya."

"Lo tau kan kalau ini semua gue lakukan atas dasar paksaan? Kalau misalkan Jeno memaklumi ini semua, gue semakin berat buat ngelepasin Jenonya, Shu. Jadi gue lebih memilih langkah ini, supaya Jeno membenci gue. Gue bahkan gak perduli pendapat orang lain mengenai gue. Mengenai gue yang sasimo lah, jalang lah, sok kecantikan, dan yang lainnya." Ujar Renjun seraya tersenyum miris. Apalagi begitu mengingat ucapan sang adik tadi malam.

"Tapi Njun. Dengan cara lo kayak gini? Sama aja lo nyakitin diri lo sendiri!" Peringat Shuhua, yang tidak suka akan caranya Renjun.

Mendengar ucapan Shuhua, membuat Renjun tertawa. Entah apa yang lucu dari kalimat yang di lontarkan Shuhua, sehingga Renjun tertawa di buatnya. Sedangkan Shuhua, dia langsung bergidik ngeri, begitu melihat raut wajah Renjun yang sedang tertawa. "Lo kenapa anjir?!" Tanya Shuhua.

Dan baru saja Renjun ingin menjawab pertanyaan Shuhua, seseorang lamgsung masuk ke dalam kelasnya. Dan berdiri tepat di depan meja Renjun dan Shuhua. "Ada apa? Nyari siapa ya?" Tanya Shuhua, yang bingung akan kedatangan adik kelas di kelasnya. Apalagi di hadapan Shuhua sama Renjun.

Bagaimana dia bisa tau, kalau yang ada di hadapannya ini tuh seorang adik kelas? Di lihat dari garis yang ada pada dasi sang murid. Kalau garis 1, itu tandanya dia kelas 10. Garis 2, tandanya kelas 11. Serta garis 3 yang menandakan kalau dia kelas 12.

"Nakamoto Renjun?" Seru sang adik kelas, seraya menatap name tag kedua orang yang ada di hadapannya.

"Gue. Kenapa?" Tanya Renjun, menanggapi seruan sang adik kelas.

"Bang Mark sama bang Jeno lagi berkelahi. Ah tidak! Bang Jeno yang tiba-tiba masuk ke kelas Bang Mark, dan langsung memukuli abang Mark dengan sangat membabi buta." Ujar sang adik kelas, yang sukses membiat Renjun beranjak dari kursinya, dan langsung pergi keluar dari kelasnya.

Shuhua yang melihat itu pun tidak tinggal diam. Ia langsung menyusul Renjun yang sudah lebih dulu jalan. Tapi sebelum pergi, Shuhua sempat mengatakan terima kasih kepada sang adik kelas, karena telah memberikan informasi yang penting.

Shuhua terus mengejar Renjun yang sudah lebih dulu jalan. Walaupun Renjun ini kecil, tapi cara berjalannya Renjun ini sangat cepat. Membuat Shuhua harus berlari di sepanjang koridor sekolah, agar dia bisa mencegah Renjun.

Sementara Renjun sendiri gak perduli, mengenai teriakan Shuhua yang terus memanggil namanya. Dia terus jalan menelusuri koridor, untuk sampai ke kelas Mark.

Dan ya! Belum sampai di kelas Mark, Renjun sudah melihat Jeno yang tengah memukuli Mark, tepat di depan kelas Mark. Ah tidak! Renjun yakin kalau mereka berkelahi. Soalnya Renjun dapat melihat wajah Jeno yang terdapat lebam. Cuma pas Renjun lihat saat ini, Mark tengah di ajar habis-habisan oleh Jeno yang berada di atasnya.

Tentu saja Renjun tidak tinggal diam. Ia segera menghampiri Jeno, dan langsung menyimgkirkan Jeno dari atas tubuh Mark, dalam satu kali hentakan.

Jeno yang di perlakukan seperti itu pun kaget. Ia berniat memukul orang yang telah mengganggu dirinya. Namun ia urungkan, begitu melihat Renjun yang melerai dirinya.

"Sayang, kamu--"

*plak* satu tamparan yang berhasil mendarat di pipi Jeno, sebelum dia menuntaskan ucapannya.

I LOVE YOU, BUT I'M LETTING YOU GO - NAKAMOTO FAMILY & JUNG FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang