Berjam-jam lamanya penerbangan kuhabiskan mengobrol dengan Edward. Jujur, sudah beberapa kali aku mencubit lenganku sendiri sampai meninggalkan bekas memar karena saking tidak percayanya bahwa lelaki disebelahku ini bukanlah Harry. Maksudku, ayolah, semuanya sama persis! Bahkan aksen dan suaranya pun sama, hanya saja Edward tidak memiliki tato sebanyak Harry dilengannya. Selama mengobrol itu pula akhirnya aku mengetahui bahwa ia juga mahasiswa di NYU, beda fakultas denganku maka dari itu kami tidak pernah bertemu sebelumnya. Ia tinggal di apartemen dekat kampus, sayangnya beda apartemen denganku. Dan aku sedari tadi tidak bisa berhenti menatap matanya yang sama hijaunya dengan milik Harry.
"Hei, kau mendengarkan?" Edward melambai-lambaikan tangannya diwajahku dan seketika aku tersentak kembali ke dunia nyata.
"Uh, iya?" tanyaku seperti orang tolol.
"Kita sudah mendarat, kau tidak turun?" tanyanya sambil tertawa. Larut sekali aku dalam lamunan sehingga tidak sadar bahwa kami sudah mendarat. Lorong kabin pesawat dipenuhi orang-orang yang hendak turun sama halnya dengan kami.
Aku dan Edward jalan berdampingan sampai ke pintu keluar kedatangan, lalu kami berhenti dan saling memandang satu sama lain sambil tersenyum salah tingkah.
"Well, aku duluan ya. Sampai jumpa lain kali," pamitku.
"Uh, hati-hati dijalan. Dan ya, sampai jumpa lain kali, Karlie." katanya seraya melambaikan tangan, aku mengangguk dan langsung memberhentikan taksi.
Didalam taksi aku tak kerap berhenti tersenyum memandangi foto Harry dihandphoneku, ya Tuhan, jangan bilang mereka kembar.
Begitu sampai di apartemen, aku langsung melempar koperku dengan sembarangan dan beralih ke dapur untuk mengambil sekotak teh. Aku berhenti sejenak saat melewati meja kecil diujung ruang tengah, disana aku meletakkan bingkai foto berisi foto Harry yang kuprint dari flashdiskku, jangan salahkan jika aku tergila-gila padanya walaupun ia sudah tidak disini.
"Aku bertemu seseorang yang mirip sekali denganmu," kataku pada bingkai foto tersebut. Belum sempat aku bercerita banyak, tiba-tiba terdengar suara bel dipintu apartemenku. Aku mengerang rendah dan berjalan gontai untuk membukanya. Seorang perempuan berkulit hitam berdiri didepanku sambil memegang satu boks kue, ia tersenyum lebar padaku.
"Hai, aku Maya. Tetangga barumu," katanya dengan ceria.
I fucking miss harlie omg i'm not hella fine
Besok un Matematika mati aku lololol
Vote & comment ily all
Half the love x.
KAMU SEDANG MEMBACA
Here We Go Again (Sequel to Gone)
FanfictionSequel to Gone Setelah Harry pergi untuk selamanya Karlie benar-benar terpuruk dan menjauhkan diri dari teman-teman dan keluarganya, namun semua itu berubah saat ia memulai hidup baru di New York untuk menimba ilmu kejenjang yang lebih tinggi. Takdi...