Lux dan aku berangkat bersama menuju kampus hari ini karena semalam ia menginap ditempatku, seperti biasa kami sempatkan mampir ke kedai kopi untuk sarapan.
Aku mengiris pancake dan mencelupkannya kedalam saus maple dan hendak mencicipinya, namun ketika melihat Edward memasuki kedai-- pancake yang tadinya setengah jalan kemulutku kini terhenti. Ia mengenakan kemeja dan celana jeans, mengantri dikasir untuk memesan sesuatu. Lux duduk menghadapku dan membelakangi Edward, aku langsung menginjak kakinya mengakibatkan ia meringis kesakitan.
"Itu Edward yang kumaksud," kataku seraya menunjuk Edward dengan dagu. Lux spontan menoleh dan menganga lebar.
"Ya Tuh--" ia menoleh kembali padaku, "Aku tidak salah lihat kan?" gumamnya. Ia kembali memerhatikan Edward dari atas sampai bawah.
"Kukira mereka hanya mirip sepintas, tapi ini sudah jelas sama persis." gumamnya. Aku mengangguk menyetujui, Edward pun memesan sesuatu dikasir dan tak lama kemudian ia keluar tanpa menyadari kehadiranku dikedai kopi ini.
****
Sepulang kuliah aku sengaja mampir ke gedung fakultas hukum, mondar-mandir sambil berharap Edward akan menampakkan batang hidungnya namun sia-sia. Setelah beberapa puluh menit menunggu akhirnya aku kembali ke apartemen dengan murung.
"Nona Winters, ada paket untukmu." kata pegawai resepsionis apartemen. Aku mengangguk dan mengambil kotak cokelat yang diberikannya.
"Oh, dan ini untuk Nona Gold, Maya Gold? Iya baru saja pindah kemari dan tinggal dilantai yang sama denganmu, bisa tolong kau berikan ini padanya jika tidak keberatan?" ia memberikan amplop besar dengan tulisan nama Maya didepannya.
"Tentu," kataku lalu berjalan ke lift. Begitu sampai dilantaiku, aku melihat nomor apartemen Maya yang tertera diamplop tersebut, ternyata hanya dua kamar setelahku. Baru saja aku hendak menekan tombol bel, aku menyadari bahwa pintunya terbuka sedikit jadi aku memutuskan untuk mengetuk saja. Sekali, dua kali, tidak ada respon. Kalau pintunya terbuka berarti ada orang kan didalam? Aku memutuskan untuk langsung masuk saja siapa tahu Maya sedang didapur atau dikamar mandi sehingga tidak mendengar suara ketukan pintu.
Amplop dan kotak paket ditanganku seketika jatuh kelantai, dan aku berusaha untuk berdiri seimbang saking terkejutnya. Aku melihat Maya. Dua Maya. (A/n bukan duo maia)
Satu Maya duduk bersilah dilantai depanku menghadap ke tv sambil memejamkan mata, dan satunya lagi berdiri dibelakangnya dan menatapku bingung. Apa mereka kembar?
Pikiranku kemudian dijawab seketika saat Maya yang tadinya berdiri tiba-tiba hilang dalam sekejap membuatku tambah heran. Maya yang duduk bersilah perlahan membuka matanya dan menoleh padaku.
"Kau punya kembaran?!" tanyaku kaget.
"Tidak," jawabnya.
"Tadi itu si--"
"Kau melihatnya? Kau melihat rohku?" ia berdiri dan berjalan menghampiriku.
"Rohmu?" Apa maksudnya?
"Iya, kau melihat ada dua Maya?" tanyanya.
"Uh.. i-iya," jawabku terbata-bata.
"Itu tadi rohku, aku sedang bermeditasi. Berarti dugaanku terhadapmu benar," katanya sambil tersenyum.
"Dugaanmu terhadapku?" tanyaku bingung.
"Kau indigo, makanya kau bisa melihat rohku." jawabnya antusias membuatku menautkan alis.
Vote dan comment ily all kiss kiss
Half the love x.
KAMU SEDANG MEMBACA
Here We Go Again (Sequel to Gone)
FanfictionSequel to Gone Setelah Harry pergi untuk selamanya Karlie benar-benar terpuruk dan menjauhkan diri dari teman-teman dan keluarganya, namun semua itu berubah saat ia memulai hidup baru di New York untuk menimba ilmu kejenjang yang lebih tinggi. Takdi...