Dua

5.1K 759 60
                                    

jourdan dunn as maya pic on multimedia

"Hai?" kataku canggung lalu melangkah kesamping untuk mempersilakannya masuk.

"Aku kemarin kesini tapi kau tidak ada," katanya seraya memberikanku boks kue tadi.

"Aku baru kembali dari Oregon hari ini, duduklah."

Dijalan kedapur aku menyempatkan untuk membenahi letak koperku lalu mengambil dua piring untukku dan Maya. Aku kembali ke ruang tengah dengan membawa dua piring kue, lalu kembali lagi ke dapur untuk mengambilkan minuman.

"Terimakasih, ngomong-ngomong kau belum menyebutkan namamu." katanya, spontan aku langsung mengulurkan tangan.

"Karlie,"

"Carly?"

"K-A-R-L-I-E," ejaku dan ia mengangguk.

Kue yang dibawa Maya rasanya enak sekali, aku tak tahu apa namanya tetapi yaampun, aku bisa makan ini berporsi-porsi.

"Kau yang membuat ini?" tanyaku seraya menunjuk kuenya.

"Tidak, aku membawanya dari Chicago."

"Oh jadi kau dari Chicago?"

"Iya,"

"Baru pindah kemarin?"

Maya mengangguk.

"Kau kuliah di NYU ya?" tanyanya.

"Darimana kau tahu?" tanyaku balik seraya mengangkat sebelah alis. Ia menggeleng-gelengkan kepala, "Hanya menebak saja."

"Itu pacarmu?" tanyanya seraya menunjuk bingkai foto Harry dengan dagunya, namun ia melanjutkan, "eh...maaf, maksudku itu almarhum pacarmu?"

Garpuku terjatuh diatas piring, memberikan suara gemeletuk yang mengejutkan, aku mengerjapkan mataku beberapa kali.

"Darimana kau tahu?" tanyaku gemetaran.

Maya terlihat salah tingkah, "Uh.. aku--"

Jawabannya tersela oleh bunyi handphoneku, aku langsung merogoh mencarinya dari dalam tasku.

"Halo, Yah?" kataku ditelepon.

"Halo, sayang. Kenapa kau tidak menelepon ayah jika sudah mendarat?"

"Maaf aku lupa,"

"Tidak apa-apa, ngomong-ngomong Harry menanyakanmu terus sedari tadi, kau mau berbicara dengannya?"

"Uh, iya tentu."

Maya bangkit dari sofa dan mengisyaratkan padaku bahwa ia akan pulang, aku mengangguk dan mengantarnya sampai ke pintu lalu berkata "Terimakasih kuenya," tanpa suara.

****

Pagi-pagi sekali aku mendengar suara berisik yang berasal dari dapur, seketika aku terbangun karena panik, siapa yang ada diapartemenku pagi-pagi begini? Dengan mengendap-endap aku berjalan ke dapur, dan ada bayangan seseorang disana. Lux.

"Selamat pagi!" teriaknya antusias.

Aku mendesah lega, "Pagi,"

Lux juga kuliah di NYU, beda fakultas denganku, dia menggeluti bidang mode sedangkan aku di bisnis. Lux tinggal didorm, namun ia sering sekali menginap diapartemenku dan aku tidak keberatan. Semenjak kami meninggalkan Oregon kami menjadi sangat dekat, bahkan ia tahu tentang aku dan Harry karena aku dan Gemma sempat menjelaskan padanya dulu dan dari situ baru ia mengaku bahwa bayi yang digugurkannya bukanlah milik Harry, melainkan milik seorang laki-laki yang ia temui di perkemahan musim panas dan mereka berhubungan seks tanpa menggunakan pengaman.

"Aku membuatkan sarapan," katanya sambil meletakkan sepiring roti panggang dan secangkir teh hangat didepanku.

"Terimakasih," gumamku. Aku menyesap teh hangatku, sambil memerhatikan Lux yang mengolesi selai pada rotinya.

"Aku kemarin bertemu seseorang," kataku dan Lux mendangak sambil tersenyum.

"Laki-laki atau perempuan?" tanyanya dengan semangat.

"Laki-laki,"

"Oh, siapa namanya? Tampan tidak? Kalian berkenalan?"

Aku memutar bola mataku menanggapi sifat ingin tahunya.

"Namanya Edward, ia tampan, dan iya kami berkenalan."

"Lalu?"

"Edward sangat mirip-- bahkan persis dengan Harry. Dan ia juga mahasiswa di NYU."

Lux menjatuhkan rotinya diatas piring dan menatapku kaget.

"Aku ingin bertemu dengannya," katanya.

Voteeee dan comment.

Tokoh cewek yang kalian paling suka disini siapa?

Unas matnya hahahahahahancur lol gadeng doakan dapet bagus amiiin

Bsk un bing jadi aku hari ini bisa santai dan update ff yg lain juga, baca yaaaa judulnya Hitmen

Half the love x.

Here We Go Again (Sequel to Gone)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang