Dua Puluh Tiga

4.3K 627 101
                                    

Terakhir aku update Gone tahun 2015, skrg udah 2016. Ga kerasa udah setaun ga update haghaghag :)))

oya kalo sempet cek worksnya @ziall1213xz yaa

"AKU MABUK ATAU APA?!!" teriak Niall tiba-tiba. Ia mengusap matanya berulang kali dan melemparkan pandangan aneh ke Edward, well aku tidak menyalahkannya. Dengan sigap aku berbalik badan dan berusaha menenangkan ketiga orang ketakutan yang tampak seperti mereka baru saja melihat hantu.

"Guys, dengar.. hei, dengarkan aku, oke?" aku berteriak agar mereka bisa mendengarku diantara suara dentuman musik. Gemma, Niall, dan Liam menatapku penuh horror dan sesekali melirik ke Edward.

"Ini, yang kalian lihat adalah Edward, teman kuliahku di New York. Bukan Harry, hanya saja wujudnya persis dengan Harry." jelasku. Mereka masih tampak tidak percaya, "Aku berani bersumpah demi apapun dia bukan Harry."

"Kau yakin Karlie?!" tanya Gemma, di penerangan redup seperti ini pun terlihat jelas matanya sudah berkaca-kaca. Aku mengangguk disaat bersamaan Edward melangkah maju seraya mengulurkan tangan pada Niall-- yang refleks mundur sampai tertatap meja bar, ekspresinya pun masih ketakutan.

"Aku Edward."

Alih-alih berkenalan, Niall malah diam saja. Sedangkan Liam langsung menjabat tangan Edward meski terlihat ragu-ragu.

"Liam,"

Edward bergantian menyalami Gemma-- yang hampir menangis, lalu balik mengulurkan tangan pada Niall. Niall tidak langsung menjabatnya, ia menyentuh ujung tangan Edward perlahan dengan telunjuk selama beberapa detik sebelum menjabatnya erat.

"Kau sendirian?" tanyaku pada Edward, sebenarnya aku tahu dia masih kesal padaku mengingat kejadian tempo hari tapi aku harus memberanikan diri untuk mengajaknya mengobrol. Ia mengangguk lalu duduk dikursi sebelahku, dari ekor mata aku mendapati Liam, Niall, dan Gemma yang tak hentinya memperhatikan Edward. Karena Edward tidak bersuara sedikitpun, maka aku memutuskan untuk diam seraya menunggu bartender menyajikan minuman kami.

"Besok aku pulang," kata Edward tiba-tiba. Spontan aku menoleh, "Oh? Um, pukul berapa penerbanganmu?"

Si bartender menyerahkan dua gelas minuman pada Edward dan ia memberikanku segelas, aku menggumam terimakasih sembari menunggu jawabannya. "Sepuluh pagi,"

"Dan kau berada di diskotik sekarang? Edward, apa kau sadar kau bisa saja ketinggalan pesawat?" Aku mendadak panik mengingat sekarang hampir larut malam dan Edward malah berada disini, bukannya isitirahat dan mempersiapkan barang-barangnya dirumah. Ia lalu memalingkan wajahnya padaku, "Kalau aku ketinggalan pesawat, memangnya kau peduli?"

Nadanya begitu dingin, tidak seperti biasanya dia berbicara padaku. Saat aku terdiam tidak menjawab, ia justru tersenyum sinis dan menyesap minumannya. Aku memutuskan untuk mengobrol dengan Gemma, yang mana masih terlihat pucat sampai sekarang. Pandangannya pun sedari tadi tidak beralih samasekali, Edward. 

"Kau yakin dia bukan Harry?" sahut Niall yang tiba-tiba berada ditengah kami. "Kau dengar sendiri ia memperkenalkan dirinya sebagai Edward." timpal Liam, "Sudahlah, di dunia ini pasti ada orang yang mirip dengan Harry. Dan kebetulan Edward adalah salah satunya."

"Aku tahu, tapi.. ah sudahlah." Gemma mengurungkan niatnya berbicara. "Sebaiknya aku tidak ikut kalau tahu akan seperti ini, aku tidak bisa melihat Edward tanpa harus teringat Harry." lanjutnya.

Oh, Gemma, andai saja kau tahu aku juga merasa seperti itu.  Tak lama setelah menghabiskan minumannya, Gemma menarik tasnya dari atas meja dan mengeluarkan beberapa lembar uang.

Here We Go Again (Sequel to Gone)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang