Bab 6 : Pematik

8 4 6
                                    

Desas-desus tentang kembalinya Danuarta sudah menyebar ke seantero sekolah. Banyak praduga yang bermunculan tentang hilangnya Danuarta tanpa kabar selama seminggu. Sebenarnya bukan itu yang menjadi fokus utama.

Yang lebih banyak dibicarakan oleh murid lainnya adalah tingkah laku Danuarta yang sangat berbeda jauh sebelum insiden hilangnya laki-laki itu. Membuat banyak tanda tanya tentang perubahan yang sangat mencolok.

Danuarta, laki-laki itu... kembali dengan sikap yang__

Sangat aneh.

Sudah satu minggu lamanya kembalinya Danuarta, namun dari hari ke hari. Laki-laki itu semakin bertambah aneh.

Bagaimana tidak?

Sikapnya juga sering membuat tidak nyaman teman sekelasnya.

Danuarta sering berbicara sendiri, dia juga sering marah-marah tidak jelas. Dan setelah itu, tiba-tiba tubuhnya bergetar hebat seperti ketakutan dan seperti... menahan rasa sakit.

Seolah-olah, Danuarta telah mengalami gangguan kejiwaan.

Selain tingkahnya yang sangat aneh, kadang kala, Danuarta berubah menjadi menakutkan.  Saat dia menatap seseorang, tatapannya begitu intens dan bahkan tidak berkedip sedikitpun. Kemanapun orang yang ditatap mencoba menghindar, bola matanya tidak pernah meninggalkan objek yang sedang ditatapnya.

Membuat orang yang ditatap merasa tidak nyaman dan...tidak aman. Seolah-olah tatapan Danuarta seperti hewan buas yang sedang mengintai__mangsa.

Sangat menakutkan.

Gosip  itu juga sampai ditelinga Violet.  Walaupun sebenarnya dirinya tidak menyukai apapun itu yang berhubungan dengan gosip. Namun kali ini berbeda. Hal yang menyangkut semua tentang Danuarta semenjak muncul kembali ke sekolah, membuatnya sedikit merasa... antusias.

Apalagi otaknya kembali mengingat saat di Kafe Roses, tempat dirinya bekerja paruh waktu.

Violet bertemu Danuarta sebelum laki-laki itu dikabarkan menghilang. Namun saat dia melihat Danuarta, memang sikap laki-laki itu sudah aneh sejak saat itu.

Semua masih menjadi tanda tanya dibenaknya. Membuat dirinya sangat penasaran. Apalagi kini dia sedang mendengarkan cerita dari mulut Vanya yang juga sekelas dengan Danuarta.

Telinga Violet dengan seksama mendengarkan Vanya bercerita panjang lebar. Semua cerita gadis itu masih menyangkut soal Danuarta.

Membuat seulas senyum miring terbentuk dibibir Violet. Seolah otaknya telah menyusun sebuah rencana tentang kasus ini yang membuatnya... berminat.

"Sumpah bep! Dia jadi serem banget, gilaaaa!!!" ucap Vanya dengan menggebu-gebu. Pasalnya, gadis itu juga sudah menjadi korban tatapan maut dari seorang Danuarta. Apalagi jika tidak diceritakan untuk didengar oleh sahabatnya, rasanya kurang mantap.

"Seriusly?" sahut Vanya seadanya.

"Serius! Demi alek. Gila si, parah banget tatapannya. Kek gue tuh ngerasanya lagi ditatap sama hewan buas gitu. Serem deh pokoknya."

Violet hanya mengangguk-angguk untuk merespon ucapan Vanya barusan. Bukan dirinya  malas untuk merespon, namun diotaknya sekarang muncul berbagai spekulasi yang membuat jantungnya berdetak tidak karuan. Semakin menambah minat yang sulit dikendalikan oleh Violet.

Minat untuk... menyelidiki seorang Danuarta.

****

Zevan berlari dengan cepat saat melihat Violet yang tengah berjalan sendiri menuju ke kelas. Seulas senyum senang muncul diwajahnya. Seolah melihat sesuatu yang membuatnya sangat senang.

Hold On Till the End!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang