Violet, Zevan, Vanya, Najendra, dan yang lainnya berkumpul membentuk lingkaran dan duduk di lantai lagi. Di tangan mereka masing-masing memegang sebuah senjata yang dibuat dari bahan seadaanya dari ruangan ini. Setidaknya dengan memegang senjata, mereka bisa melindungi diri sendiri dari serangan zombie.
Violet melihat satu persatu senjata teman-temannya. Seulas senyum tipis muncul dibibirnya.
"Jadi__" semua atensi kini beralih menatap Najendra, termasuk Violet. "Rencana selanjutnya apalagi... kapten?" Semua pasang mata kini kembali menatap Violet, menunggu rencana selanjutnya dari kapten mereka. Tak sabar, mereka ingin cepat-cepat enyah dari tempat terkutuk ini. Dan mencari tempat yang aman dari jangkauan para zombie jelek itu.
"Yang jelas...kita harus mencari persediaan makanan terlebih dahulu." kalimat dari Violet membuat sebagian dari mereka menelan ludah. Makanan. Satu kata itu langsung terpatri di otak mereka dan mengirimkan sinyal ke perut menimbulkan suara keroncongan yang nyaring. Mereka kelaparan.
Terlalu fokus untuk melawan zombie, mereka melupakan bahwa tubuh telah diforsir sedemikian rupa hingga fisik dan mental mereka kelelahan. Tenaga terkuras habis dan harus diisi dengan makanan untuk memulihkan lagi.
"Kita harus ke kantin untuk mengambil stok makanan. Nggak ada yang tahu, kita terjebak di sekolah ini sampai kapan. Jadi...poin utama kita harus menjaga energi kita supaya bisa melawan zombie-zombie itu." Violet berhenti berbicara lalu menghela napas dengan pelan, "setidaknya kita harus berjuang semaksimal mungkin untuk tetap bertahan hidup. Ingat! orang yang kita sayangi, masih menunggu kita untuk kembali dan berkumpul bersama!"
Mendengar kalimat Violet, mengobarkan kembali semangat mereka untuk terus hidup. Sesulit apapun kedepannya, jika mereka mempunyai tekad yang kuat. Maka semuanya akan baik-baik saja.
****
Violet berjalan paling depan diikuti Vanya, Zevan, Najendra dan yang lain di belakangnya. Dengan langkah hati-hati namun pasti, mereka menyusuri koridor sekolah yang hanya menampilkan tubuh-tubuh tak bernyawa tergeletak di lantai. Untung saja dalam perjalanan menuju kantin, mereka tak menjumpai zombie-zombie menjijikkan itu. Untung yaa.
"Grrrhhh!!!"
Langkah Violet terhenti saat di depan pintu kantin terdapat lima zombie yang sedang berdiri bak patung. Violet mengangkat tangan kanannya ke atas untuk memberi perintah agar yang lainnya tidak panik dan tetap diam. Dia berbalik badan menghadap teman-temannya, lalu berbisik pelan dengan wajah yang serius.
"Gue dan Najendra bakal ngalihin perhatian zombie itu. Dan kalian langsung cepat-cepat masuk buat ambil makanan yang ada di kantin."
Semuanya mendengarkan rencana Violet dengan seksama. Walaupun ketakutan jelas terlihat di mata mereka, namun mereka berjumlah banyak jadi mereka bisa bersatu untuk melawan zombie-zombie itu.
"Tapi, kalo di dalam kantin ada zombie lagi gimana?" Deandra menyeletuk dengan cepat, terdengar nada sinis dalam ucapannya barusan.
Najendra menyeringai iblis, "tinggal dorong lo aja buat umpan. Gimana?" melihat wajah pucat Deandra, membuat kekehan lolos dari mulutnya. "Bercanda De, muka lo jangan tegang gitu ah."
"Jika di dalam kantin itu juga ada zombie..." Violet menjeda kalimatnya,
"Zevan."
"Gue di sini, kapten!"
Ujung bibir Violet terangkat, "tugas lo pancing zombie itu keluar dari kantin."
"Siap!"
"Aryo!"
"Ay ay captain!"
"Lo bantu Zevan."
"Siap!"
"Terus gue ngapain Vi?" Violet melihat Vanya yang tengah memasang ekspresi wajah sendu, seolah mengatakan jika Vanya merasa tak dianggap lagi olehnya. "Lo...harus ambil makanan yang enak buat gue." bisik Violet dengan suara yang pelan tepat di telinga Vanya. Gadis itu menyengir lebar saat Violet menjauh dari tubuhnya dan berdiri diposisi semula.
"Ay ay captain!"
Violet menatap semua teman-temannya, "buat para cowok, kalian harus lindungi cewek, dan..."
"ingat! Jangan ambil semua makanan yang ada di kantin. Sisakan sebagian untuk teman-teman kita yang lain, mereka__pasti masih hidup ."
Violet mulai melangkah dengan pelan mendekati lima zombie yang berdiri tepat di depan pintu masuk kantin, diikuti Najendra di belakangnya.
Satu langkah
Dua langkah
Tiga langkah
......
Bughhh
"Grawhhhh" salah satu zombie dipukul oleh Violet tepat mengenai kepala membuat zombie itu terjengkang ke kebelakang. Ke empat zombie menatap Violet dan Najendra sambil membuka mulutnya lebar-lebar seolah merasa senang karena mangsa dengan suka rela datang. Tanpa membuang waktu, Violet dan Najendra berlari. Di belakang mereka zombie mulai mengejar. Tidak akan melepaskan mangsa yang sudah dengan berani mengusik para zombie.
Setelah zombie itu terlihat semakin jauh, Zevan bergegas mengajak yang lainnya untuk masuk ke dalam kantin. Mereka mulai berjalan cepat tanpa menurunkan kewaspadaan pada sekitarnya. Antisipasi jika tiba-tiba muncul zombie dan langsung menyerang mereka.
Keadaan di kantin sangat berantakan. Meja-meja dan kursi-kursi berserakan tak lagi tersusun rapi. Banyak murid yang tergeletak di lantai dengan kondisi yang mengerikan. Bahkan para penjual di kantin tak luput dari serangan zombie.
Pemandangan yang sungguh mengerikan.
Untung saja, tak ada zombie yang berada di kantin. Mungkin zombie-zombie itu pergi untuk mencari mangsa di tempat lain.
"Kita harus bergegas. Ingat! Ambil secukupnya, jangan maruk!"
Mereka menyebar ke seluruh kantin. Dan dengan semangat mengambil makanan yang sekiranya bertahan lama untuk jangka waktu panjang.
****
Violet terus berlari dengan cepat, sedangkan Najendra? jangan di tanya lagi, laki-laki itu bahkan telah mendahuluinya hingga jarak antara dia dan Najendra terpaut cukup jauh.
Sialan! Violet menggertakan giginya karena kesal. Secepat apapun larinya, dirinya tidak lupa jika dia adalah seorang perempuan. Jelas energinya kalah jauh dengan si preman Medley. Dengan sekuat tenaga, Violet berlari menyusul Najendra yang telah berbelok di ujung koridor yang menuju taman belakang sekolah. Beberapa meter di depannya, terlihat Najendra yang tengah melambaikan kedua tangan pada Violet seraya menampilkan cengiran yang terlihat menjengkelkan dimatanya.
Kelima zombie itu pun berlari semakin cepat dan berhasil menyusul Najendra dan Violet.
"Grawrrrhh!"
Geraman terdengar saling bersahutan, seolah zombie-zombie itu kesenangan karena mangsa mereka terpojok.
Najendra membunyikan buku-buku jarinya bersiap bertarung.
Srengg
Tak tinggal diam, Violet pun menyiapkan senjatanya untuk membunuh zombie-zombie itu.
Kedua manusia berbeda gender itu mulai bertarung melawan zombie. Gerakan keduanya cepat, gesit dan akurat. Tak butuh waktu lama, Violet dan Najendra berhasil membunuh zombie-zombie itu.
*****
Jangan lupa vote dan komen nya . Sankyu😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold On Till the End!
FantasyTidak pernah terpikirkan oleh seorang Violet Atmaja, jika suatu hari nanti film yang sering ditontonnya akan menjadi sebuah kenyataan. Kehidupan yang tadinya damai dan mungkin terkesan monoton, sekarang berubah drastis. Setiap langkah yang diambiln...