Bab 12 : Terjebak

5 0 0
                                    

Seorang laki-laki bertubuh jangkung berlari sekuat tenaga karena dikejar beberapa zombie. Sesekali laki-laki itu menoleh ke belakang untuk memastikan jarak antara dirinya dan para zombie itu terpaut jauh.

Melihat toilet di ujung koridor, laki-laki jangkung itu langsung menambah kecepatan larinya dan langsung berbelok memasuki toilet tak lupa mengunci pintu. Laki-laki itu bersandar pada pintu sambil tangan kanannya memegangi dadanya. Jantungnya bahkan berdetak sangat cepat, seolah-olah akan keluar dari tempatnya.

"Sialan!" desis laki-laki itu dengan gigi yang bergemeletuk karena menahan emosi yang meluap-luap.

"Akbar?"

Abimanyu memanggil laki-laki jangkung itu yang bernama Akbar.

Akbar menoleh dan sedetik kemudian tersenyum ramah.

Akbar Brahmana, seorang ketua OSIS di Medley High School kini menghampiri Abimanyu dengan lesu. "Berasa kaya mimpi." Akbar berucap lemas, lalu mengepalkan tangan kanannya kemudian menjulurkan ke depan, Abimanyu menyambutnya. Keduanya ber-tos ala laki-laki.

"Gue juga gak nyangka." sahut Abi sekenanya. Mereka berdua berjalan ke samping pintu dan duduk selonjoran dengan punggung menyender pada tembok. Akbar menelisik seragam sekolah milik Abimanyu yang dipenuhi darah hitam. "Itu?"

"Ini darah milik zombie itu. Menjijikkan!" desis Abi kesal.

"Lo, bunuh mereka...pake mesin ini?"

"Iya."

Keduanya bungkam, mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Tak ada yang menyangka jika zombie yang selama ini hanya mereka tonton di TV, kini muncul di kehidupan nyata.

Sangat sulit diterima oleh logika.

Semuanya...

masih seperti mimpi.

Ceklek

Pintu toilet terbuka di salah satu bilik paling ujung.  Tak berselang lama, seseorang keluar dari bilik itu. Akbar dan Abimanyu secara bersamaan menengok ke samping untuk melihat seseorang itu, laki-laki tinggi berwajah pucat dengan seragam yang dipenuhi darah. Mata Akbar dan Abimanyu langsung memicing waspada setelah melihat penampilan laki-laki itu yang mencurigakan. Entah darah yang diseragam laki-laki itu darahnya maupun darah zombie, yang jelas mereka harus tetap waspada.

Akbar dan Abimanyu berdiri saat laki-laki itu berjalan mendekati keduanya, "wohoho, slow men. Gue manusia normal, okay." laki-laki itu berucap cepat dengan kedua tangan mengangkat ke atas sambil kedua matanya menatap was-was senjata yang ada digenggaman Abimanyu.

Abimanyu menurunkan senjatanya yang tadi sempat teracung ke depan. "Terus, darah yang ada di baju lo itu milik lo... atau __"

"Milik temen gue yang udah digigit zombie. Dia minta sama gue buat bunuh dia, katanya si biar mati karena jadi zombie." jelas laki-laki itu acuh.

Abimanyu dan Akbar hanya mengangguk paham. Ya mau bagaimana lagi, setelah adanya wabah zombie ini, naluri manusia untuk terus bertahan hidup semakin meningkat. Keegoisan selalu menang jika sudah menyangkut hidup dan mati. Tak peduli lagi itu teman atau keluarga, jika bisa berpotensi membahayakan diri sendiri tak ada rasa belas kasih lagi. Layaknya naluri sebagai manusia terus menerus terkikis.

Laki-laki itu maju beberapa langkah mendekati Abimanyu dan Akbar lalu menyodorkan tangannya, mengajak mereka berkenalan, "gue Revaldo, kelas XII IPS 4. Panggil aja Reval."

Oh, ternyata kakak kelas. bantin Akbar sambil menatap wajah kakak kelasnya yang berwarna pucat. Matanya memicing tajam saat sekilas melihat bekas gigitan di leher Revaldo yang sebagian tertutup kerah seragam. Akbar bergegas menyambar tangan Abimanyu yang hendak balas menjabat tangan Reval lalu melangkah mundur sambil menyeret Abimanyu.

Hold On Till the End!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang