[37] Berkecamuk

32 5 2
                                    

"Ketika jaraknya jauh, rasanya mungkin akan berbeda"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ketika jaraknya jauh, rasanya mungkin akan berbeda"

________________

Pak Jang melongok dari balik pintu kelas sebelas, melambaikan tangan ke Ares, memakai bahasa isyarat yang hanya mereka berdua saja yang paham.

Wali kelas sebelas itu menggumamkan sesuatu tanpa suara, tetapi anehnya si ketua kelas mengerti dan mengangguk. Kemudian ia beranjak dari kursinya dan berjalan keluar kelas. Sena mengamati gerak-gerik keduanya yang terkesan rahasia dan mencurigakan.

Kelas memang sedang rusuh, gaduh karena guru matematika tidak hadir. Sena menoleh sekilas ke arah Gina dan Lyra yang heboh membicarakan kosmetik barunya. Akhirnya, ia pun memutuskan diam-diam mengikuti Ares yang berjalan bersama Pak Jang.

 Akhirnya, ia pun memutuskan diam-diam mengikuti Ares yang berjalan bersama Pak Jang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Beberapa dokumen harus cepat diselesaikan," ujar Pak Jang, disambut lagi dengan anggukan Ares.

"Sebenarnya aku masih agak ragu ...," gumam Ares pelan.

Sena menguping dari kejauhan, berjalan mengendap-endap memang sungguh merepotkan, tetapi rasa ingin tahu mengalahkan segalanya. Tubuhnya menempel pada salah satu dinding, sesekali bersembunyi di balik pilar.

"Kamu lagi apa?" tanya Mily yang mendadak muncul.

"Aku ... mau ke toilet!" jawab Sena setelah sekian detik berpikir.

"Aku juga," celetuk Mily yang berjalan mendahului Sena.

"Aku kembali ke kelas saja. Bye," seru Sena, berbalik badan menuju ke kelasnya.

"Ada yang ingin aku ceritakan padamu!" teriak Mily.

"Aku enggak mau dengar apa pun lagi," balas Sena.

"Aku serius!" pekik Mily.

"Maaf, aku enggak tertarik," sahut Sena, menampilkan wajah datarnya yang tanpa ekspresi.

"Ini tentang Kak Lin. Kamu yakin enggak mau tau?" tanya Mily yang berjalan semakin mendekat ke tempat Sena berdiri.

Kak Lin? Ah, mungkin perempuan jahat ini sedang mengerjaiku! Pikir Sena dalam hati.

NISKALA CINTA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang