Chapter 3

525 60 3
                                    

Levi mulai ketakutan saat matahari mulai tenggelam. Erwin tidak kembali lagi dan ia berpikir kalau si pirang itu telah meninggalkannya di dalam hutan sendirian, atau mungkin tengah terluka di suatu tempat. Levi tak bisa membayangkan apapun yang membuatnya ketakutan tentang Erwin yang mungkin saja di bantai habis oleh para penjahat itu.

Pria kecil itu mulai berjalan dengan gontai di sekitaran hutan yang mulai memancarkan cahaya keunguan saat hari mulai gelap. Seolah jikalau di malam hari, bukannya menjadi hutan yang menyeramkan nan gelap gulita. Namun malah menjadi hutan yang semakin indah. Sungguh ajaib hutan yang penuh dengan berbagai hal yang indah ini.

Levi berhenti berjalan dengan kaki nya yang gemetar, pasalnya di hadapannya ada seekor singa yang sangat besar dan berwajah galak, mendekat ke arah Levi dan membuat pria kecil itu terduduk lemas di tanah.

Singa itu adalah singa yang tadi ia dan Erwin temui saat mulai menjelajahi hutan ini, namun dengan tidak adanya Erwin di sini, Levi yakin kalau binatang buas itu akan segera menerkamnya dan menjadikannya santapan makan malam yang lezat.

Levi memejamkan matanya dengan jantung berdebar-debar, menunggu singa itu yang semakin lama semakin mendekat dan Levi bahkan bisa merasakan napas nya yang terasa panas di sekitar wajahnya.

Levi mempersiapkan dirinya untuk menjadi santapan si singa, namun alih-alih menerkamnya seperti apa yang dipikirkan Levi, singa itu membungkukkan tubuhnya dan berujar, yang tentu saja membuat Levi sangat-sangat kaget.

"Mari kita kembali ke istana dan menemui Yang Mulia Raja, keadaan sudah mulai aman dan tentara Marley sudah pergi dari sini"

Levi membuka matanya lebar-lebar dan menatap si singa yang ada di hadapannya.

"Ka-kau bisa bicara?" Gagap nya.

"Mari kembali ke istana" ucap si singa, tanpa mau menjawab pertanyaan Levi yang sebenarnya tidak perlu di jawab.

"Bagaimana dengan Paradise dan Erwin? Semuanya baik-baik saja?" Tanya Levi, memberanikan diri untuk mulai berdiri dan menatap si singa.

"Paradise hancur seperti biasanya saat Marley menyerang. Raja sedang di rawat di Istana, begitupun dengan rakyat Paradise yang sekarang sedang di tangani para tabib istana. Yang paling menyakitkan hatiku, mereka berhasil membawa banyak tanaman temba, tanaman yang sangat di butuhkan oleh pohon-pohon di hutan yang indah ini, tanpa tanaman temba, keindahan hutan ini akan memudar dan pohon-pohon akan mati"

Levi terbelalak. "Itu tidak boleh terjadi, maksudku.. Paradise sangat indah dengan hutan yang juga bak surga dunia, bagaimana kalau hancur? Aku tidak bisa membayangkan!"

Singa yang tampak galak itu kini sedang murung, ia menyuruh Levi untuk naik ke punggungnya dan setelahnya berlari kencang menuju istana, Levi berpegangan pada rambut lebat sang singa, memeluknya karena ia takut terjatuh.

Singa itu menanjak menaiki tangga dengan masih terus berlari, Levi baru sadar bahwa singa ini bukanlah singa biasa, hewan ini tampak sangat kuat seolah sudah pernah terlatih oleh seseorang yang sama hebatnya.

Mereka sampai di gerbang istana, ada prajurit yang menjaga nya dan si singa mengaum keras.

"Bukakan pintu untuk kami!" Ujar si singa dengan lantang berani.

"Maaf Loin, Yang Mulia Pixis meminta kami untuk tidak membiarkan siapapun masuk ke istana untuk saat ini" ujar salah seorang penjaga dengan tubuh tinggi dan rambut gelap.

"Aku membawa calon istri sang raja di sini, aku yakin raja ingin melihat calon istrinya sekarang"

"Yang Mulia Pixis berkata bahwa raja tidak boleh di ganggu oleh siapapun, karena beliau membutuhkan istirahat yang cukup!"

The King Forecast [ ERURI ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang