Chapter 19

378 49 2
                                    

Selesai beristirahat. Erwin dan Levi melanjutkan perjalanan menuju ke tempat tujuan. Mereka menaiki tangga-tangga itu dan sesekali akan beristirahat ketika sudah lelah, namun hanya beristirahat sebentar karena Levi ingin segera mencapai tujuan. Ia heran mengapa Erwin tampak berleha-leha dan seolah tidak mau mempercepat perburuan mereka. Seperti saat ini, Erwin kembali meminta istirahat padahal tiga puluh menit yang lalu mereka baru saja istirahat.

"Lagi?" Levi menggeram kesal, namun Erwin sudah duduk di tangga sambil mengupas buah yang berisi air.

"Aku lelah Levi, wajar kan? Kita sudah mencapai pertengahan tangga" ucap pria pirang itu, seraya meminum air di dalam buah tersebut. Nada suara Erwin terdengar mengada-ada dan di buat-buat. Levi tahu bahwa pria itu tidak butuh istirahat, tentu ia kesal melihat Erwin yang tampak ogah-ogahan menaiki tangga itu.

"Tapi kita baru istirahat!" Levi mendengus kesal, menatap Erwin tajam sambil melipat kedua tangannya. Namun Erwin tampak tidak mempedulikannya.

"Santai saja Levi" ujarnya, yang memang sedang bersantai-santai dengan meluruskan kakinya ke depan.

"Aku mau cepat sampai" lirih Levi, seraya ikut duduk di tangga yang lima kali lebih tinggi dari Erwin. Membuat pria pirang itu mendongak dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Ini sudah hampir gelap.." Levi masih mengoceh sambil menatap matahari tenggelam di atas sana. Sementara Erwin masih tidak bergerak dari pandangannya menatap Levi.

Lama mereka beristirahat, bahkan Levi berani bertaruh kalau ini adalah istirahat paling lama semenjak mereka mendaki tangga. Namun Erwin masih tidak menunjukkan tanda-tanda ia mau bergerak dari tempatnya.

Karena sudah mulai kesal dan sedikit muak, akhirnya Levi berdiri dan menatap ke arah Erwin seraya berkacak pinggang.

"Erwin, ayo berangkat, ini sudah gelap, kita sudah beristirahat hampir dua jam!"

Erwin tidak bergeming dari tempatnya, ia membelakangi Levi dan kembali menekuk kedua kakinya.

Levi berdecak kesal seraya menuruni tangga untuk berada sejajar dengan Erwin. "Kau dengar aku atau tidak?" Geramnya, yang langsung meraih pergelangan tangan Erwin dan hendak membuatnya berbalik, namun sebelum ia sempat melakukan hal itu, Erwin sudah berbalik terlebih dahulu lantas langsung memeluk Levi dengan sangat erat. Tubuhnya tampak bergetar.

"E-erwin?" Levi sontak saja terkejut karena Erwin memeluknya dengan sangat erat. Seolah tidak pernah ingin melepaskan nya.

"Maaf Levi, aku tidak mau kehilanganmu dengan begitu cepat. Kalau kita berhasil sampai ke tempat tujuan.. Maka perjalanan kita berakhir, lalu aku dan kau.." Erwin sepertinya tercekat dan tak sanggup melanjutkan apa yang hendak di ucapkan nya. Kata 'berpisah' sungguh membuatnya sangat terpuruk.

Levi sendiri mulai paham mengapa Erwin selalu berleha-leha sedari tadi. Tentu Erwin tidak mau terburu-buru untuk mendapatkan apa yang di butuhkan oleh Levi. Ia masih ingin menikmati sisa perjalanan dengan pria kecil yang sangat di cintai nya, setelah Levi mendapatkan tanaman itu, entah kapan Erwin bisa bersama dengannya lagi. Erwin tak sanggup membayangkan Levi yang kembali pulang ke tempat asalnya.

Levi membalas pelukannya sama eratnya, ia tentu paham karena ia juga merasakan apa yang Erwin rasakan. Keduanya mendudukkan diri di tangga dengan Erwin yang masih memeluk Levi sementara pria kecil itu bersandar di dada nya.

"Aku membayangkan.." Erwin membuka suara. "Aku adalah seorang rakyat biasa, tidak perlu kemewahan atau makanan lezat setiap harinya.. Hanya bekerja sebagai petani di ladang dan bertemu dengan orang terkasihnya bernama Levi. Kami bertemu, mengobrol, menghabiskan waktu bersama sampai akhirnya aku menyadari bahwa aku mencintainya, dan dia pun begitu, ia mencintaiku. Setelahnya kami menikah.. Tidak ada yang melarang, tidak ada seorangpun. Hidup bahagia bersama, memiliki seorang anak kecil yang cantik dan tampan. Hidup di liputi kesederhanaan, harus berjarak dengan harta, namun memiliki sesuatu yang lebih berharga"

The King Forecast [ ERURI ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang