Diantar Mas Eza

3.7K 434 96
                                    

Haloooo

Ayo dong, ramein cerita ini hehe

Enjoy guys!!


"Dadah semuanya!!!"

Semua anak anak melambaikan tangannya dan membalas ucapan Mauka. Dia pamit setelah tadi berkunjung ke panti asuhan dimana anak anak berkebutuhan khusus tinggal.

Mauka berbalik membuka gerbang, lalu tersenyum saat melihat Eza yang menjemput dan menunggunya di depan.

"Hei?" Senyumnya masih mengembang, senyum yang Eza akui sangat manis.

"Hmm" balesnya singkat.

"Maaf ya ngerepotin, makasih sebelumnya. Oh iya, mau berangkat sekarang?" Tanya Mauka.

Eza ngangguk, lalu membuka pintu penumpang untuk si manis Brawijaya.

Kekehan pelan keluar dari bibirnya, Eza cuma bales dengan senyuman tipis. Lalu dengan cepat, Mauka masuk dan Eza menutup kembali pintunya.

Masuk ke pintu kemudi, Eza melajukan mobilnya membelah jalanan kota pagi menjelang siang hari itu.

Cuacanya bagus hari ini, dan dia rencananya mau pulang ke Jakarta. Tapi, Mauka ternyata mau nebeng. Mau nolak ya dia ga enak, disamping Mauka ini temen semasa kuliahnya, dia juga anak dari atasannya.

Akhirnya, Eza ngeiyain permintaan Mauka. Dia juga minta buat di jemput di lembaga tempat anak anak berkebutuhan khusus sekolah.

Sepanjang perjalanan cuma diisi keheningan.

Eza yang pendiem, dan Mauka yang juga dasarnya bingung mau ngajak ngomong apaan. Jadinya mereka cuma diem, cuma ada suara lagu dari playlist milik Eza.

Di tengah tengah jalan, tiba tiba aja hujan mengguyur siang hari itu.

"Eh, hujan" gumam Mauka.

Eza melirik ke arah samping jendela. Benar, siang hari ini hujan. Padahal langitnya tadi cerah cerah aja.

Pandangan Eza beralih ke Mauka yang tersenyum menyandarkan kepalanya di jendela memandang jutaan tetesan air itu.

"Lo tau ga, Za?" Celetuk Mauka.

"Apa?"

"Hujan itu indah, setiap tetesan airnya bisa menghipnotis. Membawa ingatan masa lalu"

Pikiran Eza melayang, ingatan masa lalu ya? Tiba tiba aja dia keinget seseorang yang sukanya main hujan di pekarangan belakang rumahnya.

Ah, apa kabar anak itu sekarang?

"Gue setuju sama orang yang bilang kalo hujan itu bukan membawa genangan, melainkan kenangan" ujarnya lagi.

"Hujan emang selalu bawa inspirasi, kadang juga ketenangan" bales Eza.

Mauka mengangguk setuju.

Ketenangan ya? Eza inget lagi seseorang yang pernah bilang ke dia. Bahwa nada indah dari rintikan hujan itu menenangkan dan merelaksasi kan.

Apakah anak itu masih suka main hujan? Lalu dia akan dimarahi bundanya setelah itu.

Dua jam empat puluh lima menit berlalu, mobil yang dikendarai Eza udah sampai di Jakarta dan sekarang lagi menuju rumah neneknya Mauka.

"Masih inget kan jalannya?" Tanya Mauka.

"Masih"

Mauka tersenyum, udah lama dia ga nengokin neneknya di Jakarta.

Selang 20 menit, mobil Eza masuk ke area perumahan elit tempat neneknya Mauka tinggal.

"Mau mampir dulu? Ketemu nenek?" Tawarnya.

our | jeongharuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang