break up?

2.1K 222 229
                                    

Mauka jadi manusia yang pertama bangun di villa pagi itu. Hal pertama yang dia liat adalah, Gibran yang masih tidur dengan keadaan bertelanjang dada dan berbaring tengkurap.

Dia pun bangkit dari kasur dan membuka tirai jendela. Pemandangan pagi dengan terbitnya matahari yang masih dikelilingi awan awan kapas.

Setelahnya, dia buka jendela. Biar udara sejuknya bisa masuk.

"Haahh... rasanya pengen disini terus setiap hari, apalagi sama mama" gumamnya.

Lantas tangan kecilnya mengambil hape yang dia charger di atas nakas. Menekan nomer yang berada di urutan atas chattingan whatsapp nya.

Mencoba menelpon, butuh beberapa saat. Sampai suara dari seberang telepon pun terdengar.

"Halo?"

"Halo, maa?? Ohio" sapa Mauka.

"Ohio!! Cantiknya mama lagi apa? Udah sarapan? Eh, disana baru jam enam ya, sayang?" Tanyanya.

Mauka senyum, dia ngangguk ngangguk, lalu tangannya mengusap airmata di pipinya. Denger suara mamanya buat hatinya terasa berdenyut. Mauka rindu, amat sangat rindu dengan sosok mamanya.

"Iya ma, baru jam setengah enam. Aku lagi di villa kita yang di jogja. Sama temen dan juga pacar aku" kata Mauka.

"Pacar? Oh, yang namanya Gibran itu ya? Papa kamu cerita sama mama loh, katanya juga dia lebih muda dari pada kamu?"

Mauka terkekeh, dia ngangguk ngangguk sambil menoleh ke belakang dimana Gibran masih aja tidur.

"Iya, haha. He's younger than me, ma. Tapi dia juga kadang lebih dewasa dari pada aku"

"Oh Mauka sayangnya mama, maafin mama ya sayang karna mama masih disini. Mama masih belum bisa pulang, maafin mama Mauka"

Mama meminta maaf ke Mauka yang seketika membuat dadanya sesak. Menahan tangisannya dengan menjauhkan hapenya sambil mengusap airmatanya.

"Ma, jangan minta maaf sama aku. Jangan, justru aku yang minta maaf karna aku udah lama ga ngunjungin mama, karna aku masih sibuk sama kerjaan aku. Ma, cepet sembuh, kalo mama udah sembuh aku mau nikah sama Gibran"

Dari seberang telepon, Mauka mendengar suara tawa mamanya. Suara tawa yang begitu dia rindukan, ya Tuhan, Mauka beneran kangen sama mamanya!!

"Mama gatau sembuhnya kapan, jadi jangan nunggu mama, oke? Kalo Gibran udah siap, temuin papa dan kalian bisa nikah. Mama akan sangat bahagia kalo liat cantiknya mama juga bahagia, oke?"

Ga bisa, Mauka ga bisa nahan lagi. Tangisnya pecah dan suara nangisnya pun berhasil membangunkan Gibran.

"Aku kangen sama mama, hiks, mama harus cepet sembuh. Mama harus bisa liat aku nikah, mama harus liat aku punya anak, mama harus-- hiks, mamaaaa... hiks, aku kangen, aku pengen peluk mama, aku--"

"Hey hey, tenang sayang? Tenang, oke? Mama baik baik aja disini, kata dokter juga lebih membaik. Mama pasti sembuh, tapi gatau kapan, sayang. Mama mau kamu bahagia, jangan nangis, hmm? Mama juga kangen little bunny nya mama"

"Maaa, aku udah bukan little bunny lagi! Aku udah dewasa sekarang, oke?"

Little bunny, itu lah panggilan Mauka dari mamanya saat dia masih kecil. Mama kasih nama dia little bunny soalnya dulu Mauka kecil, gemes, kulitnya putih dan telinganya merah kaya kelinci. Jadi mama kasih nama dia little bunny.

Lalu tubuh Mauka merasakan pelukan hangat dari belakang, itu Gibran. Dia kecup pelan pipi gembulnya.

"Iya iya, little bunny nya mama udah gede. Udah dewasa, udah punya pacar, bentar lagi nikah hahahhaha"

our | jeongharuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang