lonely

2.6K 320 347
                                    

Ini book lama lama aku olengin ke hwanbby aja apa ya?

GEMES BANGET SAMA MEREKA, TOLONG!!!!!

Mauka bengong di tempat duduknya, memikirkan hal yang terjadi beberapa hari kemaren.

Kejadian dimana dia nemenin Gibran jemput Damian a.k.a mantannya itu yang ternyata adalah abang dari pacarnya.

"Gibran adeknya kak Ian, dan kak Ian mantan gue. Masa iya gue jadian sama adeknya mantan??" Gumamnya.

Dirinya menghela nafas, memperhatikan pecahan vas bunga yang terbuat dari kaca itu. Serius, Mauka jatuh cinta banget sama vas bunganya. Tapi malah si tolol Weda udah ngancurin tuh vas mahal. Mana di vas bunga itu ada bercak darahnya Gibran sama Weda pula.

Mauka mau buang tapi sayang.

Lalu pandangan matanya beralih ke arah buket bunga yang masih ada di bagian samping mejanya.

"Ini kemungkinan bunga sama vasnya dari kak Ian, ga sih? Terus dia mau pulang sempet sempetnya ngirim nih barang lagi? Tapi, dia tau tempat gue kerja disini dari siapa??" Gumamnya lagi.

Ceklek

"Halo sayang?"

Mauka menoleh ke arah pintu, dimana Gibran dateng dengan buku paket yang ada di tangannya.

"Hai"

Mauka pasang senyum lebar yang paling manis di mata Gibran, lalu si dominan itu berjalan mendekat. Mencium kedua pipi gembulnya Mauka, lalu naik ke keningnya dan yang terakhir bibirnya.

"Gimana hari ini kuliahnya? Bawa buku apa tuh?"

Gibran pun tersenyum, duduk diatas meja dan menunjukkan buku tebalnya.

"Pendidikan pancasila, hari ini kuliahnya lancar. Presentasi bahasa Indonesia aku dapet nilai A+" ujarnya.

"Waahh hebat! Udah makan?" Tanyanya.

"Belum, makan yuk" ajak Gibran.

"Mau makan apa?" Mauka berdiri dari duduknya, bercermin untuk membenahi penampilannya.

Gibran masih memperhatikan, bagaimana pacar manisnya ini cantik banget hari ini.

Padahal pakaiannya juga biasa aja, celana jeans hitam yang dipadukan dengan kemeja coklat dengan kancing atasnya dibuka.

Aduh itu dada putihnya mulus banget.

"Manis banget sih, pacar aku" kata Gibran sambil peluk peluk Mauka dari belakang.

"Iya kah?"

"Hmm! Serius, cantik, manis. Tapi sayang" tangan Gibran bergerak untuk menutup kancing paling atas kemeja Mauka.

"Sayang kenapa?"

"Dadanya kemana mana, dikasih tanda kayanya bagus deh" bisiknya di telinga Mauka yang diakhiri kecupan singkat di lehernya.

Mauka langsung melepaskan diri, lalu geplakan sayang dan renyah itu mendarat di bisepnya Gibran.

Plak!

"Kurang ajar!"

"Astaga, yang, sakit banget sumpah"

Sakit banget, ga bohong si Gibran. Serius.

"Ya lagian ada ada aja!" Sungutnya. Gatau aja si Gibran, kalo Mauka ini udah malu setiap Gibran ngomong begitu.

"Ya makanya ditutup ini kancingnya, suruh siapa dibuka buka" kata Gibran sambil ngancingin kemejanya Mauka.

our | jeongharuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang