sorry for last night

3.7K 348 80
                                    

Nyatanya, Aru tak dapat menghindar saat bibir Eza bergerak menciumnya. Seolah tubuhnya kaku dan ga bisa digerakkin, seolah tubuhnya gamau ngikutin hatinya.

Tangan Aru pun digenggam oleh si tunggal Arsenio, saat mas sepupunya itu mulai melumat bibir bawahnya.

Rasanya ada ribuan kupu kupu beterbangan di perutnya, pun dengan sensasi aneh yang belum pernah dia rasain. Aru sedikit melenguh, seiring dengan detak jantungnya yang terus berpacu.

Ini ga bener! Ini salah! Mereka saudara sepupu! Tapi kenapa Aru bahkan ga bisa nolak??

Dan satu hal yang dia rasakan. Ternyata, enak. Gatau kenapa, tapi rasanya bener bener ga bisa Aru jabarkan.

Terlebih saat Eza melakukannya dengan amat sangat lembut.

Eza pun melepas tautan keduanya, sedikit kecewa Aru sebenernya. Tapi, ini juga hal gila.

"Mas..." mata Aru masih setia terpejam, dia bahkan ga berani membuka matanya dan bertatapan dengan mata serigala milik Eza.

"Ru, hhh... i want it again"

Aru langsung memalingkan wajahnya, membuat Eza menghentikan gerakannya. Padahal bibirnya udah kebuka, udah siap melumat bibir manis dari adiknya.

Nafas Aru sedikit terengah, mengundang kekehan kecil dari mas sepupu.

Eza pun menjauh, dia menuangkan whisky nya lagi. Meneguknya hingga setengah, lalu menyodorkannya ke Aru.

"Cobain"

Sodara macem apa yang nawarin bahkan nyuruh adiknya nyobain alkohol?? Ya macem Ezra Arsenio doang lah.

Eza udah tipsy, tatapannya pun udah mulai sayu.

"Mas--"

"Cobain, Gaharu"

Aru pun mau ga mau ambil gelas itu, sedangkan Eza tersenyum sambil memperhatikan setiap gerakan sang adik.

Begitu tegukan pertama sampai di tenggorokannya, duh rasanya mau nangis aja lah. Ini beneran ga enak.

"Mas, ga enak" adunya.

"Baru coba dikit, ayo abisin" kata Eza.

Kalo Aru minum dikit dikit dari gelas, beda lagi sama Eza yang dari botolnya langsung.

Eza yang udah tipsy itu cuma senyum senyum aja liat Aru, lalu tangannya bergerak mengelus pelan pipi adiknya.

"Cantik" ujarnya disertai kekehan.

Aru salah tingkah, dia dengan cepat menghabiskan sisa whisky itu.

"Mas Eza--"

"Ru"

Aru yang mau ngomong pun ga jadi saat Eza memanggilnya. Tatapan keduanya bertemu, Eza dengan tatapan serigalanya dan Aru yang menatapnya bingung.

Tenang, Aru engga mabuk. Cuma pusing, paling bentar lagi kewarasannya bakal hilang gara gara sepupu gantengnya ini.

"Mas harap kita bukan sepupu"

Lalu Eza menunduk, menyandarkan kepalanya di dada Aru. Apa maksudnya?? Kenapa Eza bilang kaya gitu. Eza gamau sodaraan sama dia kah??

"Mas--hmmph"

Kenapa sih setiap kali Aru mau ngomong kalo ga dipotong ya dibungkam sama Eza. Kaya ini contohnya, Eza tiba tiba menciumnya.

Melumat bibirnya lagi, bahkan saat ini sedikit lebih kasar. Aru udah pasrah, mencoba mengikuti apa yang Eza lakuin.

Kedua tangan Aru pun dibawa Eza ke lehernya sendiri, sedangkan kedua tangan Eza merengkuh pinggangnya.

our | jeongharuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang