SELAMAT MEMBACA
•
•
•Senna masuk ke dalam rumah dengan wajah berseri-seri, mengingat kembali percakapannya dengan Dave di dalam mobil tadi. Dave sangat tampan dan pandai mencari topik pembicaraan. Sesekali pria itu melayangkan godaan pada Senna, yang membuat pipinya merona.
Leone yang baru saja dari dapur mengerutkan kening saat melihat Senna yang tengah tersenyum sendiri di ruang tengah.
"Kenapa?" tanya Leone, tak biasanya Senna bahagia seperti ini.
"Senna bertemu seseorang," jawabnya dengan senyum yang masih terpatri di wajahnya.
Leone mengangkat sebelah alisnya, tak biasanya Senna bertemu orang dan pulang dengan perasaan bahagia seperti ini.
"Siapa?" tanya Leone penasaran.
Senna melirik ke arah Leone malu-malu, semburat merah menghiasi pipinya yang pucat.
"Rahasia." Setelah itu Senna bangkit dan berjalan menaiki tangga dengan semangat.
Leone menatap bingung kepergian Senna, ia penasaran siapa orang sudah membuat adiknya seperti itu. Tak mungkin seorang wanita kan?
Of course.
Tak ada yang pernah membuat adiknya seperti itu sebelumnya.
Senna menutup pintu kamarnya dan langsung melompat kegirangan di atas tempat tidur. Senang sekali rasanya, ia ingin bertemu dengan Dave lagi.
Wajahnya bahkan masih terbayang jelas dalam pikirannya, seperti kaset rusak yang terus berputar.
Dengan semangat Senna membuka ponselnya untuk memberitahu Angel. Tapi gadis itu sudah lebih dulu mengiriminya pesan.
Bagaimana? Kakakku baik'kan? Aku harap kalian semakin dekat.
Senna tersenyum membaca isi pesan dari Angel, lalu jarinya mulai mengetik sesuatu di atas keyboard.
Iya, dia sangat baik.
Setelah itu Senna kembali menaruh ponselnya karena teringat dengan kejadian tadi.
Saat itu mereka tengah di dalam lift bersama, Senna melirik ke arah Dave yang berdiri di sampingnya. Seakan tersadar, pria itu menunduk untuk melihatnya. Membuat Senna terkejut dan malu secara bersamaan.
Hingga pintu lift terbuka dan beberapa orang pria masuk. Sepertinya mereka habis minum, karena bau menyengat dari saat ketiganya tertawa. Dan itu membuat Senna merapatkan tubuhnya pada Dave. Takut.
Menyadari hal itu Dave mendekatkan tubuhnya pada Senna, agar gadis itu merasa dirinya aman.
"Ada gadis cantik rupanya," ujar salah satu dari ketiga pria itu. Tatapan matanya jatuh pada Senna yang tengah menundukkan kepalanya.
"Dia sangat cantik, pasti senang sekali bisa bermain bersamanya." sahut pria yang lain diiringi dengan tawa mengerikan bagi Senna.
Mendengar hal itu, membuat Dave mengepalkan tangannya hingga urat-urat di sekitar lehernya terlihat.
Salah satu dari pria itu mendekati Senna dan mencoba untuk menyentuhnya. Tapi gadis itu menolak dan menyembunyikan tubuhnya di belakang tubuh besar milik Dave.
"Ayolah, kau pasti sudah memuaskan pria ini kan?" kekeh pria itu membuat Senna menggelengkan kepala dengan kedua mata berkaca-kaca.
"Jaga mulutmu kalau kalian ingin keluar dengan selamat." Mata tajam Dave melahap tiga pria itu secara bergantian hingga mereka ketakutan.