SELAMAT MEMBACA
Leone membacanya dan menatap Davide, ia baru tahu tentang hal ini.
Mereka melupakan sejenak tentang Senna dan mulai berdiskusi dengan hal baru.
Cukup lama mereka berbicara hingga memakan waktu kurang lebih satu setengah jam. Setelah semuanya selesai, Davide kembali ke bawah untuk mencari Senna.
•
•
•Sepeninggal Davide, Leone melakukan panggilan video dengan Kyara, ia tersenyum saat melihat wajah cantiknya yang memenuhi layar laptop.
"Bagaimana pencariannya?" tanya Kyara menatap serius Leone.
Saat mendengar bahwa Senna pergi tanpa ada yang tahu, ia juga langsung mengkhawatirkannya. Bisa saja Senna pergi karena terburu-buru atau ada sesuatu yang membuatnya marah dan kecewa.
Itu yang dipikirkan Kyara.
"Belum ada hasil," jawab Leone sambil terus menatap Kyara.
"Kau sudah bertanya pada temannya?" tanya Kyara lagi.
Leone baru ingat ia belum melakukan hal itu, ia juga tidak tahu apakah Angel dekat dengan Senna atau tidak. Karena Senna tidak pernah punya teman sejak kecil.
"Aku akan mencari tahu nanti."
Kyara mengangguk dan tersenyum melihat Leone, ia sangat merindukan pria ini. Walupun semalam hingga tadi pagi mereka bersama, tetap saja Kyara ingin terus melihatnya.
Untuk beberapa saat mereka saling menatap satu sama lain. Hingga ketukan pintu membuat Leone mengalihkan pandangannya dari Kyara.
"Ada apa?" tanya Leone begitu melihat Davide yang muncul dari balik pintu.
"Aku menemukan keberadaan Senna." Davide menunjukkan iPad-nya yang memperlihatkan titik temu di mana Senna sekarang.
"Dia berada di rumah temannya, Angel." jelas Davide seakan mengerti kecemasan Leone.
Leone mengangguk dan berbalik menghadap laptopnya, Kyara yang juga sudah mendengar hal itu tersenyum dan berkata.
"Hati-hati di jalan, jangan terlalu memarahinya." pesan Kyara pada Leone lalu mematikan panggilan.
"Aku akan menjemputnya sekarang." Leone meraih kunci mobil dan jaketnya. Ia menuruni tangga dan berjalan cepat keluar dari rumah.
Leone masuk ke dalam mobil dan mengendarainya dengan kecepatan sedang. Syukurlah Senna sudah ketemu, ia sangat mengkhawatirkan adiknya itu.
~°•°•°•°•~
Senna tertawa saat Dave terus mengatakan hal yang lucu. Mereka baru saja selesai menonton film, dan kini tengah mengobrol sambil memakan camilan.
Dave menghentikan tawanya dan terdiam saat menyadari bahwa jarak mereka yang cukup dekat, harum rambutnya bahkan tercium saat gadis itu menggerakkan kepalanya.
Senna juga menyadari hal itu, ia memainkan jemarinya dengan gugup.
"Senna," panggil Dave di samping telinganya. Gadis itu mengangkat kepala dan menatapnya dengan kedua mata indahnya.
Sejenak Dave menikmati manik indah itu, tanpa sadar tangannya terulur dan menyentuh pipinya yang lembut.
Astaga!
Senna harus bagaimana sekarang? Ia menyukai saat-saat seperti ini, tapi juga satu sisi Senna malu dan gugup. Apalagi saat tangan besar milik Dave menyentuh lembut pipinya.