Part 7

1 1 0
                                    

Hari ini adalah hari Senin, dan Fika selalu merasa setiap hari Senin terik sinar matahari seakan mendukung mereka di jemur.

Pagi ini Fika memperlihatkan muka masamnya, bagaimana tidak, Fika yang biasanya berangkat pukul 06:30 kini sudah berada di sekolah tepat pukul 06:00 tepat.

Untuk pertama kalinya seorang Hafika Humeera berangkat sepagi ini, Penyebabnya tidak lain dan tidak bukan selain karena Kirana yang memaksanya berangkat bersama Nika, Fika bukannya tidak mau berangkat dengan Nika, hanya saja Nika terlampau sangat pagi datangnya. Terbukti dari gerbang sekolah yang saat ini belum terbuka, Nika dengan santainya duduk di halte dekat gerbang yang biasanya diisi para premannya SMA ini.

Fika menghentakkan kakinya kesal dan berjalan menuju kearah Nika dengan muka yang kian masam. Nika tidak menggubrisnya dia hanya sibuk membuka buku pelajaran yang akan di ajarkan pagi ini.

"Nik, Lo tiap hari datang jam segini?" Fika memulai percakapan saat bokongnya sudah mendarat dengan halus di kursi halte itu.

Mendengar itu Nika hanya mengangguk memberikan jawaban dari pertanyaan yang Fika ajukan tadi kepadanya.

"Gak takut?"

"Maksud kamu?" Nika menoleh kearah Fika dengan raut bingung nya.

"Yah, Lo tau kan sekolah kita banyak gosipnya angker."

"Ohhh.. aku gak takut, Tapi aku lebih takut sama manusia bertopeng malaikat tapi aslinya iblis Fik. Kita gak tau kapan dia nyerang kita pake topeng malaikatnya."

"Iya juga sih."

Setelahnya Nika dan Fika tidak lagi mengobrol, keduanya sibuk dengan dunianya masing-masing, Fika dengan hp nya dan Nika dengan lembaran halamannya.

(Brummm... Brummm)

suara motor terdengar di indra keduanya, Fika mendongakkan kepalanya melihat siapa yang datang, tidak dengan Nika yang masih setia dengan buku yang kian menarik dia baca.

Pengendara itu turun dari motornya dan meninggalkan sepeda motornya di depan gerbang yang masih tertutup dan menghampiri keduanya.

"Fik, ini jam gue yang rusak apa Lo yang gentayangan." Ucapnya sambil memperlihatkan kepada Fika jam yang melingkari tangannya.

"Lo emang perlu di ruqyah Fy. Mulut Lo kayaknya enak di jahit juga, asal Lo tahu kemarin gue ambil kursus jahit." Ucapan Fika tentu hanyalah bercanda, Saat ini cowok yang ada di hadapan Fika hanya tertawa hambar menanggapi gurauan yang Fika lontarkan.

"Lo sendiri kenapa datang jam segini?" Tanya Fika pada Ghifari yang sudah duduk di sampingnya.

"Gak papa, Mungkin gue lagi mau lihat bidadari."

"Bidadari ndas mu."

Mendengar Fika yang terlalu berisik, Nika melihat kearah sampingnya. Dia mengerutkan dahinya, sejak kapan Ghifari ada di samping Fika? Apakah dia terlalu asik dengan bukunya hingga tak menyadari kehadiran Ghifari.

Ghifari yang merasa di perhatikan, hanya membalas muka heran Nika dengan tersenyum sekilas dan melanjutkan obrolannya dengan Fika seputar OSIS. Nika yang mendapat senyuman itu merasa ingin terbang dan berlari dari sini saja, rasanya dia sudah tidak kuat dan ingin berteriak saja. Dan syukurnya tuhan mungkin mendengar doa Nika, pak security yang biasanya membuka gerbang kini sudah datang dan membuka gerbang itu.

Nika berdiri dari duduknya lalu segera meninggalkan keduanya yang masih belum sadar gerbang sudah terbuka. Nika tidak berniat memberitahu keduanya, karena sekalipun di beritahu keduanya pasti tetap berada disana. Hari ini hari Senin, biasanya Fika dan Ghifari memeriksa atribut siswa/siswi yang melewati gerbang itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 27, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang