02. Snowflake : The growing eldest

516 90 28
                                    

Annyeong,

Terimakasih ya karena antusias dan cinta yang kakak-kakak berikan untuk OLAF level up ini,  keluarga Park benar-benar terharu huhuhu *peluk satu-satu* sebagai hadiah karena kakak semua sudah memberikan pendapat di kolom komentar, kami menyapa lebih cepat yeayy

selamat menikmati yaaa~


.

.

.


Dinginnya malam menyeruak masuk menembus kulit hingga menusuk tulang menjadi alasan lelaki berusia kepala tiga ini mempercepat langkah kakinya menuju ke dalam rumah. Jarak antara garasi dengan pintu utama terasa begitu jauh tak kala tubuhnya terasa kaku menyatu dengan suhu udara yang cukup rendah.

Beruntung malam ini dirinya tak lagi pulang tengah malam karena tuntutan pekerjaan yang benar-benar menyita waktunya bersama orang-orang yang dikasihi. Pria itu melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 10 malam sebelum tangan yang hampir beku itu mendorong gagang pintu dan menerobos masuk. Semilir penghangat ruangan mulai menyentuh kedua pipinya yang memerah, matanya menyapu sekekeling ruang pandangnya, sedangkan telinganya berusaha menangkap suara-suara merdu yang diharapkan masih terjaga.

Ternyata nihil, ruang demi ruang yang dilaluinya begitu sunyi, tak menampakkan adanya aktivitas apapun. Sepertinya istri dan anak-anaknya sudah terlelap.

Kedua kakinya berhenti melangkah di depan pintu kamar berwarna coklat terang yang dihiasi 3 buah kertas bergambar abstrak tertempel secara vertical. Kedua sudut bibirnya spontan tertarik menatap ketiga lembar gambar abstrak hasil karya tangan kedua putranya yang saat itu baru memasuki sekolah taman kanak-kanak di hari yang pertama.

Pria itu mendorong pelan pintu tersebut, berusaha untuk tidak menimbulkan suara gaduh yang besar. Dibalik ruangan, netranya menangkap dua bocah kembar tidak identik yang berbaring di atas ranjang bersama sang istri di antara kedua sisinya. Mereka bertiga tertidur dengan sangat lucu menurutnya.

Salah satu dari mereka tertidur membelakangi sang istri, anaknya yang lain tertidur terbalik, wajahnya tertelungkup di punggung kaki sang ibu, tangannya di kalungkan memeluk betis wanita kesayangannya. Sedangkan sang istri tidur dengan memeluk buku dongeng. Sepertinya mereka tertidur sebelum menyelesaikan cerita dongeng tersebut. Pria itu hendak berjalan menuju ketiganya untuk memperbaiki letak tidur mereka, tetapi teringat bahwa dirinya belum membersihkan diri setelah seharian menghabiskan waktu diluar rumah, ibu rumah tangga itu akan mengomel kalau tau dirinya menyentuh anak-anak dalam keadaan tidak bersih.

Akhirnya Pria itu memutuskan untuk meninggalkan kamar si kembar dan beralih menuju kamar disampingnya, sebuah kamar berukuran sama dengan daun pintu berwarna coklat yang tertempel sebuah tulisan 'hyungie' yang berarti kamar milik sulungnya.

Tangan kekarnya kembali membuka pintu dengan perlahan, menyembulkan kepala berharap dapat melihat wajah si sulung yang sedang terlelap damai. Namun, netranya tak menangkap sosok apapun. Dahinya merengut ragu seraya kembali menutup pintu itu, dan berjalan menuju satu ruangan yang berada di seberang kedua kamar puta-putranya.

Sebuah lantunan kecil terdengar dari dalam, pintu ruangan tersebut tidak tertutup rapat, menyisakan sebuah cela untuknya mengintip kedalam. Benar saja, netra tegasnya menangkap sosok sulungnya tengah duduk diatas kursi besar berwarna hitam dibalik sebuah meja kerja miliknya. Sulungnya terlihat sangat menikmati aktivitasnya, bersenandung kecil sembari menuliskan sesuatu di buku yang ada di hadapannya.

" Kau belum tidur hyung?" Pria itu menyenderkan tubuhnya di tiang pintu dengan sebelumnya sempat diam beberapa saat memperhatikan putranya yang belum menyadari keberadaanya.

OLAF : Kerajaan KecilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang