08. Snowflake : an awkwardness

347 57 6
                                    

Annyeong!

sebelum menikmati, disarankan untuk membaca ulang chapter sebelumnya yaa


Happy Reading!


.

.

.

.

Pelajaran pertama kelas Jimin adalah membuat karya seni dengan media bunga-bunga kering yang cantik. Dengan bantuan dari para ssaem, murid-murid di kelas lebah dibantu dan diarahkan untuk membuat pernak-pernik lucu. Setiap meja dikelompokkan dengan 5 orang siswa, dengan peralatan dan bahan yang sudah tersedia di meja masing-masing, beberapa Ssaem memantau agar anak didiknya tetap aman saat melakukan pelajaran mereka.

Jeno, Loona, Angel, Gyujin dan Jimin begitu bersemangat mengikuti setiap interuksi yang di berikan oleh Ssaem, wajah berseri nan polos menjadi pemandangan yang indah bagi para Ssaem yang membimbing mereka. Apalagi ketika tangan-tangan mungil itu berhasil melakukan setiap langkah sesuai dengan interuksi yang diberikan.

Genangan air di awan yang turun sejak tadi di luar ruangan bahkan tidak lagi menarik bagi sikecil Jimin pemuja hujan, setelah Ssaem mengatakan bahwa hasil karya mereka akan dibawa pulang dan diberikan kepada masing-masing ibu, ayah atau saudara mereka.

Dua jam berlalu, Jimin berhasil membuat sebuah gelang cantik yang tak sabar untuk dipasangkan dipergelangan tangan ramping milik ibunya. Setelah itu murid-murid di beri arahan untuk menghentikan aktifitas mereka sejenak karena waktu snack time tiba. Mereka diminta untuk mencuci tangan terlebih dahulu sebelum menerima snack yang akan dibagikan.

Jimin dan Gyujin pergi bersamaan menuju toilet, berjalan melewati beberapa kelas salah satunya adalah kelas Taehyung yang sudah lebih dulu bersiap untuk menerima snack. Dari balik jendela yang memang terpasang rendah, jimin dengan mudah mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan saudaranya. Langkahnya melambat bersamaan dengan dahinya mengkerut saat netranya tak kunjung menemukan sosok anak bertubuh sedikit gempal dan tinggi, dengan rambut apel kecoklatan diantara anak-anak lainnya. Hingga kakinya terhenti tepat di dekat pintu kelas kumbang, kelas Taehyung.

" Kau harus segera mencuci sepatumu!, apa warnanya bisa hilang? " seorang anak dengan bandana berpita besar mendekati Taehyung yang berjongkok memandangi sebuah sepatu berwarna putih yang sudah bercampur dengan beberapa warna cat minyak. Ditangan taehyung terdapat sebuah pallet lukis yang penuh dengan campuran warna. " kau harusnya hati-hati "

" Tae, ada apa? " tanya jimin yang baru saja bergabung.

" eoh, Chim? Tae mau mencuci ini " Taehyung mengangkat sedikit palet dalam genggamannya, "tetapi saat akan memakai sepatu, tidak sengaja catnya tertumpah dan mengenai sepatu Tae-tae " Jelasnya seraya berusaha mengusap-usap cat yang masih melekat disepatunya.

Memang jika diperhatikan, disekitar tangan Taehyung dan teman perempuannya itu terdapat beberapa bercak cat, sepertinya kelas kumbang baru saja mempelajari tentang melukis.

" tapi sepatumu jadi terlihat lebih cantik dengan warna-warna itu!" Seru Gyujin yang berada disamping Jimin ikut menimpali.

"benarkah? " Taehyung mendongak dengan lucu meminta konfirmasi.

" iya! Tapi... kenapa sepatumu bertali? Kenapa tidak sama seperti milik jimin?" Gyujin dan yang lainnya serempak menatap sepatu yang jimin kenakan. Pikir mereka, karena Jimin dan Taehyung adalah saudara kembar, segala sesuatu milik mereka seharusnya akan sama jenis dan bentuknya.

OLAF : Kerajaan KecilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang