07. Snowflake : The Pluviophiles

390 73 26
                                    

Annyeong!  *muncul dari balik pintu*

huaaaaaaa, rasanya ingin teriak saat berhasil berusaha untuk menyelesaikan satu chapter dengan susah payah. Durasi terlama dalam menulis satu chapter karena kesibukkan di rl yang.... ah sudahlah:')

tolong maafkan kami baru bisa menyapa kakak-kakak semua ya huhu, apalagi cerita kali ini terlalu banyak kekurangan, dan pasti tidak memuaskan hasrat rindu kalian sekian lama *sujud-sujud*

tapi percayalah, hadirnya chapter ini sebagai tanda bahwa kami masih sangat menyayangi kakak-kaka semua...

So,

Selamat menikmati yaaaa....



.

.

.



" Nyonya Park, bisa jemput Jimin dan Taehyung sekarang juga? "

Hyera baru saja hendak meregangkan otot-otot tubuhnya yang terasa pegal sehabis menyelesaikan pekerjaan rutin rumahannya, saat guru sikembar menelponnya.

Hembusan nafas berat mulai menyeluruh bersamaan dengan derasnya hujan di luar rumah. Sepasang manik indah wanita cantik itu berpendar dari ujung ke ujung sisi ruangan yang sudah tertata rapih, menatap sendu dengan senyum yang terpatri redup. Haaah, mana mungkin sikembar rela memberikan ketenangan kepadanya untuk menikmati kasur dan selimut tebal dengan secangkir coklat hangat ditemani tayangan drama favoritnya.

^^^

Hyera membalut Jimin kemudian Taehyung dengan kain besar yang hangat saat keduanya sudah duduk terpasang di kursi penumpang. Beruntung wanita itu selalu menyediakan beberapa lipat kain di mobilnya sehingga dapat berguna untuk saat ini.

Dipandangi kedua putranya yang sudah memucat dengan bibir yang mulai kehilangan warna, bergetar dan menimbulkan suara gertakan gigi yang entah mengapa dapat seirama.

Suasana di luar begitu dingin, karena hujan deras turun sejak tadi pagi. Berada di dalam mobil dengan mesin penghangat yang menyala tak membuat ketiganya merasa lebih nyaman. Karena diamnya sang ibu, membuat kedua bocah taman kanak-kanak itu semakin merasa menggigil kedinginan.

Jika Jimin hanya bisa mencuri lirik menatap manik sang ibu yang tengah melilitkannya dengan handuk, kembarnya justru terlihat antusias memandangi handuk bermotif dinosaurus berwarna hijau yang sudah membungkusnya dengan rapih.

Tanpa mengerti bahwa situasi sedang tidak ramah pada keduanya, kembaran Jimin justru bertanya dengan penuh semangat meski gemetar tubuhnya masih tak bisa dikendalikan.

" Mommy, mommy beli handuk baru, waaaah ini Dino! Tae-tae suka sekali! Chim suka tidak? " Tubuh kecil Taehyung bergerak-gerak lucu seperti ulat dengan wajah penuh kegembiraan, sedangkan Jimin tak berani mengekspresikan kegembiraannya juga karena perasaan bersalahnya jauh lebih besar dibandingkan rasa sukanya pada handuk dinosaurus yang berwana biru langit.

Hyera masih diam tak bersuara, menahan emosi sejak tiba disekolah sikembar karena keduanya sudah kuyup di taman bermain. Mau marah terlanjur miris melihat keadaan kedua putranya.

Bagaimana tidak, saat anak-anak lainnya belajar di dalam ruangan bersama para guru pembimbing, 2 anaknya justru bermain hujan di taman bermain. Sebab musababnya Hyera masih belum menerima penjelasan langsung, karena sekilas saja sang guru mengatakan bahwa awalnya Taehyung hanya izin pergi ke kamar kecil, dan entah bagaimana keduanya sudah berakhir kuyup di sana.

Sebenarnya Hyera sudah ingin marah sekali, tapi melihat bagaimana dua pasang mata bulat kedua putranya yang menatap penuh kepolosan miliknya, wanita itu memilih menahan semuanya.

OLAF : Kerajaan KecilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang