"Abang mampir dulu, di suruh Mami" Mobil Mark sudah terparkir rapi di samping mobil para penghuni apartemen lainnya. Namun nampaknya dua orang itu masih enggan untuk turun dari mobil.
"Berarti kalo ngga di suruh Mami, nga suruh mampir nih?"
"Yaa basa basi aja sih, ayo turun ih"
"Yaudah tinggal turun aja"
"Masih di kunci Abangg, cepetan gerah nih pengen mandi" rengek Haechan, Mark sedari tadi hanya memandang tingkah Haechan yang banyak bicara itu.
"Cium dulu" goda Mark "Dih ngapain cium cium cium, ogah"
"Ohh yaudah nga usah turun kalo gitu" ucap Mark santai membuat Haechan sedikit emosi "Please bang jangan rese dulu bisa? Capek aku mau bobo" bujuknya
"Loh katanya mau mandi?"
"Bodo" Jawab Haechan ketus, dia mencari cara untuk keluar dari mobil Mark.
"Ck, ya udah sini tapi merem" Mark tersenyum lebar dengan senang hati memejamkan matanya dan mendekat ke arah Haechan.
Haechan berhati hati memindahkan dirinya dari tempat duduknya, tangannya terjulur ke samping Mark meraba tombol tombol yang ada di pintu kemudi.
Klik
"Gotcha" Haechan tersenyum lebar, dia langsung menghindar dari Mark dan keluar dari mobil.
"Hahaha cium noh setir" ucap Haechan menang, Mark mematung "Pinter banget" gumamnya, dia tersenyum melihat kepergian Haechan.
Mengambil beberapa barang Haechan di kursi belakang lalu menyusul sepupunya itu.
Mark melihat Haechan belum jauh dari sana "Chan tungguin" berlari kecil menghampiri manusia yang akhir akhir ini berputar di kepalanya.
"Salah siapa rese, sini" Haechan merebut barang bawaan di tangan Mark. "Lewat tangga aja" celetuk Mark santai
"Dih, gila ya?"
"Olahraga biar sehat"
"Stress"
"Kamu yang stress" celoteh mereka saat menunggu lift terbuka dengan Haechan yang menjaga jarak dengan Mark.
"Deketan sini"
"Ogah"
Ting
Lift terbuka buru buru Haechan masuk dengan langkah yang panjang, Mark hanya mengulum senyum melihat tingkah kakak sepupunya ini.
Di dalam lift hanya ada mereka berdua, dan Haechan di sibukkan dengan ponselnya sendiri "Dikacangin nih?"
Haechan tak menyahut, sampai lift berhenti di lantai tiga "Maaf Haechan maaf, tadi bercanda doang"
"Ya" Jawabnya ketus lalu keluar mendahului Mark, kaki rampingnya melangkah menuju apartemen milik keluarganya dengan Mark yang masih setia di belakang sampai sang empu berhenti di salah satu pintu dan Mark tak berniat melihat password yang di masukkan Haechan.
"Mamihhh" Mark hanya menggeleng dan ikut masuk ke apartemen.
"Dari mana lo baru pulang?" Tanya seseorang "Lohh Hendry kok disini?!"
"Abang, dek" celetuk sang mami
"Ya bisa lah"
"Abang Mark mana dek?" Chitta menghampiri kedua putranya di ruang tamu, namun orang yang ia tunggu belum muncul. "Lagi naruh sepatu." Jawab Haechan santai dan membanting tubuhnya ke sofa.
"Loh sama Mark? Mark anaknya om Jae?" Tanya Hendry heboh, chitta hanya mengangguk sambil membuka barang belanjaan sulungnya itu.
"Mark?!" Teriak Hendry saat Mark terlihat di pandangannya "Loh?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Semangka
Teen FictionKeseharian Keluarga Besar Daddy Jae "Perasaan udah gue acc deh"-ddy jae . "Ni rumah sepi banget"-nyonya besar . "inget umur, malu sama jomblo"-abang . "Bongsor! PC gue mana woy!"-kakak . "Diem Lo bocil"-adek . "Mommyyyyyy jepitan Gyu manaaaa"-dedek ...