26

2.1K 179 21
                                    

Malam itu, semua berkumpul di meja makan yang cukup besar dan diatasnya hanya tersisa makan malam mereka.

"Jeno?" Panggilan Jaehyun membuyarkan atensi mereka. Suasana terasa sedikit tegang membuat Taeyong refleks mengusap paha suaminya guna menenangkannya.

"Emm iya Dad, kenapa?"

"Kamu udah nga main lagi sama Nana?"

"Kakak sibuk Dad ngurus acara perpisahan, nga sempet main." Jawabannya tenang, Jaehyun hanya mengangguk menanggapi.

"Ada apa mas?" Yang di tanya hanya menggeleng, "Kalian siap siap tidur besok dateng ke acara Abang."

"Abang udah siap semua buat besok?" Mark mengangguk "Udah siap semua Dad tadi di bantu Dedek."

"Bagus, tidur jangan ada yang begadang."

"Iya Dad, selamat malam." Jawab putra mereka serempak, satu persatu mengecup kening mommy dan mencium tangan Daddy sebelum masuk ke kamar mereka masing masing.

"Mas?"

"Nana begadang main game dari sore sampe siang dek, katanya nga punya temen." Taeyong terkejut mendengar penuturan suaminya "Astaga Nana, terus gimana mas?"

"Ya gitu, Mas juga heran Jeno nga main sama Nana lagi. Tadi Nana juga bilang dek, Kakak sering pergi sama cewek."

"Loh? kapan? Kakak nga pernah izin sama mommy."

"Kerja kelompok mungkin dek, tapi kasian juga Nana. Tadi Mas lihat Yuta udah pusing banget jadi nga enak Mas."

"Yuta jadi ke Jepang?" Jaehyun mengangguk "Dua hari lagi, rencananya Nana mau di bawa malah dek."

"Wah Mas jangan, nanti aku coba tanyain ke kakak."

"Boleh, jangan di marahin tapi dek dia juga berhak buat main sama siapa aja." Taeyong tersenyum manis "Iya mas iyaa."

Tangan Taeyong mulai membereskan piring piring kotor di meja makan itu tapi di tahan oleh suaminya "Aku aja dek, kamu nemenin aja."

"Hehe makasih." Taeyong tersenyum lebar, tangan kekarnya mengusap perut buncit yang berisi nyawa di dalamnya.

"Mas."

"Iya?" Jawab Jaehyun tanpa menoleh, tangannya sibuk membasuh piring dan gelas kotor di wastafel.

"Cari maid aja gimana mas? Buat sementara aja kok sampe aku lahiran. Gimana?"

Jaehyun menjeda kegiatannya, menimang permintaan suami manis yang sedang mengandung ini.

"Boleh, tapi mas yang cariin ya?" Taeyong mengangguk antusias "Makasih mass."

"Sama sama, udah nih ayo naik." Namun Taeyong terlihat enggan bangkit dari kursinya "Loh ayo."

"Mau gendong." Suara Taeyong terdengar mendayu, Jaehyun dibuat gemas sendiri. Dengan cepat ia mengendong sang suami ala bridal.

"Gemes banget, yang bayi siapa nih?"

"Hehe, aku berat nga mas?" Jaehyun mengusak hidungnya dengan hidung mancung suaminya. "Mana ada berat, enteng kaya kapas gini."

"Hilihh, mas nanti keliling yaa." Jaehyun mengangguk, mengerti akan maksud suaminya. "Iya."

Jaehyun dengan hati hati menidurkan Taeyong dan calon buah hatinya di atas kasur berukuran king size itu.

Mengecup kening Taeyong cukup lama lalu mengangkat selimut sampai dada suami manisnya itu.

"Aku keliling dulu sayang, kalo ada apa apa telfon ya. Aku bawa hp."

"Iyaaa, dah sana." Jaehyun sekali lagi memastikan Taeyong nyaman lalu pergi keluar dari kamarnya.

Keluarga SemangkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang