Langsung aja ya..
ಠಿ.ಠಿ.ಠಿ
Dua remaja sebaya sedang duduk bersampingan di sofa ruang tamu, ekspresi keduanya yang bertolak.
Kecemasan dan kekhawatiran melanda, Jeno mencoba sebisa mungkin menenangkan Jaemin yang sedari tadi melamun
Matanya memerah, batinnya tertahan ingin mengurung diri tanpa bertemu orang banyak. Trauma mulai menggerogoti pikiran dan batin seorang Jaemin Aneza
Jeno setia mengusap punggung Jaemin harap harap menyalurkan ketenangan baginya, orang rumah belum menyadari kepulangan mereka. Si bungsu yang tak sengaja berjalan melewati ruang tamu langsung mengalihkan atensi ke kakaknya. "Kak Nana kenapa?"
Shotaro menghampiri Jaemin, tidak ada jawaban.
Lalu dia menatap orang di samping kakaknya, meminta penjelasan. Saat Jeno ingin menjawab "fine dek, nga papa kok" ucap Jaemin tiba tiba, dia mengusap bahu shotaro
Shotaro tau apa masalah yang sedang menimpa kakaknya dan ia pun tau pertanyaan yang selalu berputar di kepalanya adalah hal yang sensitif untuk kakaknya yang satu ini.
"Bentar ya kak,taro ambilin minum dulu" shotaro beranjak dari tempatnya menuju dapur
"Udah?" Tanya Jeno
"Jawaban yang di taksi tadi?" Lanjutnya
"Iya Jen, he's the one" jujur Jaemin, ternyata dugaan kakak beradik Adelard itu benar
Manusia bejat itu adalah anak kelas abangnya sendiri,
Jeno mengeraskan rahangnya "tapi jen" Jaemin memotong perkataannya
"Please, jangan sebarin kejadian ini kalo lo mau habisin orangnya jangan bawa nama gue Jen."
"Gue malu" neza menangkup wajahnya, air matanya sudah tak terbendung. Hati Jeno teriris melihatnya dia langsung membawa neza ke dekapannya
"Ssssttt" Jeno usap punggung neza lembut
Winwin mendengar tangisan putranya langsung menghampiri dan mengambil alih Jaemin ke pelukannya. Tangisan Jaemin pecah di pelukan mamanya
Winwin sekuat mungkin menahan tangisannya. Sakit, hatinya sakit melihat salah satu putranya yang tertimpa musibah ini.
Dia usap sayang rambut Jaemin, membisikkan kata kata yang membuat Jaemin lebih tenang. Yuta melihat mereka dari lantai atas, mengeraskan rahangnya dan meremat besi pembatas dengan kuat.
Dia sangat marah, saat mendengarnya. Awalnya dia marah dengan putranya sendiri tapi saat melihat putranya yang jarang menangis ini tiba tiba menangis di hadapannya, amarahnya padam.
Dalam hati sumpah serapah di tujukan untuk orang yang melakukan ini pada putranya, dia janji akan mencari orang itu kalau bisa menghabisinya.
Yuta turun menghampiri mereka, duduk di sofa singlenya dan menatap jeno sedikit tajam.
"Om, Jeno udah tau siapa pelakunya"
Seketika jantung yuta berdetak kencang, tangannya mengepal,amarahnya sudah tak terbendung lagi.
"Besok kamu ikut saya" ucap yuta tegas yang langsung di angguki Jeno
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Semangka
Teen FictionKeseharian Keluarga Besar Daddy Jae "Perasaan udah gue acc deh"-ddy jae . "Ni rumah sepi banget"-nyonya besar . "inget umur, malu sama jomblo"-abang . "Bongsor! PC gue mana woy!"-kakak . "Diem Lo bocil"-adek . "Mommyyyyyy jepitan Gyu manaaaa"-dedek ...