01

70 9 9
                                    

Malam ini suasana bar sangat ramai, banyak orang yang berdatangan ke bar, bahkan pria hidung belang yang mencari mangsanya.

Seorang pelayan laki-laki datang menghampiri pelanggan sambil membawa beberapa menu di barnya. Tubuhnya sangat indah dan cukup berisi.

Para pria itu menatap dari atas sampai bawah pelayan itu dengan tatapan mesumnya. Sedangkan yang ditatap merasa risih di hadapan pria itu.

“Maaf tuan, anda mau memesan apa?”

“Kami mau dirimu, Sayang," kata salah satu pria sembari mencolek dagu pelayan itu.

Plak!

Satu tamparan berhasil mendarat di pipi pria itu sampai meninggalkan bekas kemerahan. Semua orang mengalihkan pandangannya kepada pelayan itu.

“Wah sudah berani ya kau menamparku! Dasar lelaki tidak tau diri dan kau harus tau pelanggan adalah raja. Jadi apapun permintaan kami, kau harus menurutinya.”

“Tapi maaf tuan, tugasku hanyalah melayani pembeli bukan memuaskan nafsumu.”

Lelaki itu tidak terima, ia ingin menamparnya tapi seseorang lebih dulu mencegahnya.

“Apa yang tejadi sampai kau bisa semarah itu dengan pekerja kami?" tanya pemilim Bar.

“Asal kau tau, pelayanmu tidak mau menuruti permintaanku dan dengan beraninya, dia menamparku. Aku harap kau memecatnya dari sini.”

“Kau sudah keterlaluan, Yuto. Seharusnya kau menuruti permintaannya. Mulai sekarang kau tidak bekerja disini, kau, aku pecat.”

Setelah mengatakan itu, pemilik cafe meninggalkan mereka tanpa mendengar jawaban dari mantan pelayannya, Adachi Yuto.

Udara di malam hari cukup dingin, Yuto berjalan seorang diri setelah dia dipecat dari pekerjaannya. Sebelum pulang, Yuto mampir ke swalayan untuk membeli ramen dan beberapa minuman alkohol.

Setelah membayar pesanan, dia kembali melangkahkan kakinya menuju rumahnya. Untung saja bis yang akan ke rumahnya masih ada.

Yuto memasang headsetnya dan memutar lagu kesukaannya, Pentagon. Dia iseng menscrol galeri di ponselnya, moodnya berubah karena menemukan satu foto dirinya dan seseorang.

“Kau jahat kak! Kau tega mengkhianati aku dan memilih wanita itu daripada mempertahankan hubungan kita. Aku bukan lelaki kaya, dan aku sadar diri jika selera kau sangat tinggi. Aku masih sakit hati sama kamu, kak," batin Yuto.

30 menit kemudian, Yuto tiba di daerah rumahnya. Dia berjalan ke arah rumahnya yang tak jauh dari tempat pemberhentian bis.

Yuto melepas sepatunya dan meletakkan di rak. Ia menyalakan saklar lampu, hal yang pertama ia lihat adalah kehadiran seseorang yang tidak dirinya inginkan.

“Apa yang kau lakukan disini?” tanya Yuto dengan nada dinginnya.

“Untuk menemuimu, Sayang," jawab orang itu beranjak dari sofa dan berjalan di mana Yuto berdiri.

“Cih jangan memanggilku dengan sebutan itu. Kita sudah tidak memiliki hubungan apa-apa, jadi jangan ganggu aku lagi. Urus saja wanitamu itu.”

Orang itu menarik lengan Yuto lalu membanting ke sofa dengan posisi berada di atas tubuhnya.

“Apa kau cemburu sayang?” tanya lelaki itu dengan senyuman remehnya.

“Untuk apa aku cemburu?! Aku sudah tidak memiliki perasaan kepadamu, Yanan.”

Pria bernama Yanan tersenyum tipis, dia mengelus pipi mantan kekasihnya tapi segera ditepis oleh Yuto.

“Jangan menyentuhku berengsek! Kau lelaki jahat yang pernah aku temui dalam hidupku!”

EX Boyfriend || Yanan Yuto✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang