Tok... Tok...
Yuto beranjak dari duduknya karena ada yang mengetuk pintunya. Ia membuka pintu rumahnya, Yuto mengernyitkan dahinya bingung melihat orang asing di depan rumahnya.
"Maaf, anda siapa, ya?" tanya Yuto sopan.
Orang itu membalikkan badannya, seketika tubuh Yuto menegang karena ia mengenal siapa orang itu. Dia adalah orang yang sama di gang sempit itu. Yuto memundurkan langkahnya, sedangkan orang itu berjalan menghampiri Yuto.
"Mau ke mana, Manis? Sini, ikut aku," kata orang itu menyeringai puas sambil mengeluarkan sesuatu dari dalam jaketnya, pisau lipat.
"Enggak! Pergi kau, jangan ganggu aku. Aku gak ada salah sama kau, sialan!" teriak Yuto berusaha terlihat baik-baik saja.
Orang itu tersenyum miring, ia berjalan cepat ke arah Yuto. Yuto berlari sekuat tenaga ke kamarnya namun, orang itu berhasil menarik lengannya dan memojokkan ke dinding.
Sret—Orang itu menggores lengan Yuto membuat sang empu meringis kesakitan. Orang itu menyeringai tajam, tangan satunya bergerak mencengkeram rahangnya.
"Le-pas, sialan! Sa-kit, pergi kau dari sini!" pekik Yuto.
Jleb—Mata Yuto membulat saat sesuatu menembus perutnya. Ia melihat ke perutnya, darah segar keluar cukup banyak. Yuto menatap sendu ke orang itu.
"Bagaimana rasanya? Sakit, bukan?" tanya orang itu memperdalam tusukannya. Yuto memuntahkan cairan merah dari mulutnya, tubuhnya terasa lemas karena luka tusukan di perutnya.
"Gila—"
Dor—Satu tembakan berhasil mengenai perut Yuto. Yuto terdiam di tempatnya, rasanya sakit dan perih. Perlahan tubuh Yuto melemas ke lantai sambil memegang perutnya.
"Ke-napa?" lirih Yuto.
"Karena kau sudah merebut calon suaminya Nyonya Jian. Kau harus mati, Adachi Yuto!"
Jleb—Satu tikaman lagi membuat tubuh Yuto lemas. Yuto tidak kuat menahan rasa sakitnya, perlahan matanya tertutup. Orang itu tersenyum miring, ia menarik pisaunya kasar dan memasukkan kembali ke jaketnya. Orang itu segera pergi sebelum ketahuan.
Orang itu masuk ke dalam mobil, dan bergegas pergi. Saat itu juga, Yanan datang tapi dia tidak sadar ada mobil di depan apartemen timahnya. Yanan keluar dari mobilnya, ia tidak sabar bertemu dengan Yuto.
Yanan masuk ke dalam apartemennya, tapi suasana sangat sepi. Yanan tersenyum, sepertinya ia tau di mana Yuto berada. Namun, langkahnya terhenti saat melihat seseorang tergeletak tidak berdaya dengan luka di perutnya.
"Adachi Yuto!" teriak Yanan.
***
Sesampainya di rumah sakit, dokter segera menangani Yuto dan membawanya ke ruang operasi. Yanan terlihat khawatir dan menyalakan dirinya sendiri karena lalai menjaga Yuto.
"Andai saja aku tidak meninggalkannya, pasti dia tidak terluka seperti ini."
Tak berselang lama, Kino dan Jinho datang dengan napas tidak beraturan. Sebelum ke rumah sakit, Yanan menghubungi Kino terlebih dahulu.
"Bagaimana keadaannya, kak?" tanya Kino terlihat khawatir.
"Masih ditangani dokter. Ini semua salahku, tidak seharusnya aku meninggalkan dia sendirian di apartemen. Dia baru saja sembuh dari sakitnya. Maaf, aku lalai menjaganya."
Jinho menepuk pelan bahu Yanan. "Ini bukan salahmu, semua sudah takdir. Berdoa saja agar Yuto baik-baik saja. Aku yakin Yuto kuat menghadapinya. Jangan terus menyalakan dirimu sendiri, karena kamu tidak salah."
KAMU SEDANG MEMBACA
EX Boyfriend || Yanan Yuto✔️
RomanceLika-liku kehidupan Yanan dan Yuto setelah keduanya dipertemukan kembali. Luka itu masih membekas di hati Yuto, karena ia memergoki Yanan bersama wanita lain sangat mesra. ⚠️bxb⚠️ ⚠️jangan dibawa ke RL ⚠️ ⚠️tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan...